Besok, awas 'jebakan' polisi
A
A
A
Sindonews.com - Indonesian Police Watch (IPW) mendesak pihak Ditlantas Polda Metro Jaya agar tidak bersikap egois dalam penerapan aturan denda maksimal untuk pelanggar lalu lintas penerobos jalur transjakarta.
Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, Ditlantas Polda Metro Jaya harusnya mau terlebih dahulu membenahi dan menertibkan perilaku negatif anggotanya di lapangan.
Selain itu, petugas seharusnya jangan hanya menekan agar masyarakat mengubah sikap perilakunya di jalanan, akan tetapi para polisi juga harus mau berubah.
"Perilaku polisi seperti ini harus diubah. Sehingga Ditlantas tidak dituding egois, mau menang sendiri, dan hanya menyalahkan masyrakat," kata Neta dalam keterangan persnya yang diterima wartawan, Kamis (31/10/2013).
Seharusnya selama ini, petugas polisi tidak sekadar menjebak pengguna jalan. Para polisi tersebut seharusnya juga mau bertugas atau berjaga di jalur masuk Transjakarta.
Para polisi tersebut harus mau bertugas mengatur dan mengurai kemacetan itu agar pengguna jalan tidak frustrasi, lalu masuk menerobos jalur Transjakarta.
"Selama ini polisi banyak yang mau enaknya sendiri untuk menjebak pengendara yang tidak sabar dengan kemacetan," tegasnya.
Di beberapa tempat, menurut Neta, justru malah terlihat, Satpol PP lebih rajin bersiaga melakukan penjagaan ketimbang petugas polisi.
Jadi, tambah Neta, seiring diberlakukannya kebijakan per 1 November 2013 besok, Ditlantas perlu menurunkan timnya untuk memantau.
"Mereka harus mau menangkap polisi yang suka menjebak dan tidak peduli dengan kemacetan parah di pintu masuk Transjakarta. Dalam hal ini bisa digunakan Propam dan intel," tandasnya.
Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, Ditlantas Polda Metro Jaya harusnya mau terlebih dahulu membenahi dan menertibkan perilaku negatif anggotanya di lapangan.
Selain itu, petugas seharusnya jangan hanya menekan agar masyarakat mengubah sikap perilakunya di jalanan, akan tetapi para polisi juga harus mau berubah.
"Perilaku polisi seperti ini harus diubah. Sehingga Ditlantas tidak dituding egois, mau menang sendiri, dan hanya menyalahkan masyrakat," kata Neta dalam keterangan persnya yang diterima wartawan, Kamis (31/10/2013).
Seharusnya selama ini, petugas polisi tidak sekadar menjebak pengguna jalan. Para polisi tersebut seharusnya juga mau bertugas atau berjaga di jalur masuk Transjakarta.
Para polisi tersebut harus mau bertugas mengatur dan mengurai kemacetan itu agar pengguna jalan tidak frustrasi, lalu masuk menerobos jalur Transjakarta.
"Selama ini polisi banyak yang mau enaknya sendiri untuk menjebak pengendara yang tidak sabar dengan kemacetan," tegasnya.
Di beberapa tempat, menurut Neta, justru malah terlihat, Satpol PP lebih rajin bersiaga melakukan penjagaan ketimbang petugas polisi.
Jadi, tambah Neta, seiring diberlakukannya kebijakan per 1 November 2013 besok, Ditlantas perlu menurunkan timnya untuk memantau.
"Mereka harus mau menangkap polisi yang suka menjebak dan tidak peduli dengan kemacetan parah di pintu masuk Transjakarta. Dalam hal ini bisa digunakan Propam dan intel," tandasnya.
(ysw)