152 hidran si Jakbar tak berfungsi
A
A
A
Sindonews.com - Buruknya sistem hidran di Jakarta Barat membuat ratusan hidran tak berfungsi dengan baik. Bahkan, ada satu petugas yang sudah 30 tahun bekerja sebagai pemadam tak pernah menggunakan hidran saat menjinakan api.
Kasie Sarana dan Prasarana Suku Dinas Pemadam kebakaran dan penanggulangan Bencana Jakarta barat, Bambang Condro Pramono mengungkapkan, 152 hidran di Jakarta Barat seluruhnya tidak berfungsi maksimal.
"Selama 30 tahun bertugas sebagai pemadam kebakaran, saya belum pernah menggunakan hidran. debit airnya kecil banget," terangnya kepada wartawan, Rabu (25/9/2013).
Ia menjelaskan, untuk memadamkan api dibutuhkan debit air minimal sebesar dua bar. Sedangkan debit air yang dikeluarkan hidran hanya seukuran keran yang umumnya digunakan untuk konsumsi sebesar 0,5 bar.
Bambang menjelaskan, kecilnya debit air hidran bukan hanya terjadi di Jakarta Barat melainkan di seluruh DKI Jakarta. Sebab, aliran pipa hidran yang ada di DKI Jakarta menyatu dengan aliran pipa PAM.
Sedangkan untuk konsumsi saja air PAM di DKI Jakarta masyarakat kesulitan, apalagi untuk memadamkan kebakaran. Untuk itu dirinya mengusulkan kepada Dinas agar membuat pipa hidran tersendiri yang tidak perlu menggunakan air PAM.
"Fungsi hidran itu sangat besar. Kalau hidran berfungsi, unit mobil pemadam tidak diperlukan, unit paling hanya membawa selang dan otomatis pemadaman cepat tertangani," jelasnya.
Selain itu, kata Bambang, persoalan lainya adalah banyaknya kopling dan pipa hidran yang hilang akibat banyaknya tangan-tangan nakal.
"Meski tidak berfungsi secara maksimal, kami tetap melakukan pemeliharaan terhadap hidran yang tertanam di Jakarta Barat," ujarnya.
Kasie Sarana dan Prasarana Suku Dinas Pemadam kebakaran dan penanggulangan Bencana Jakarta barat, Bambang Condro Pramono mengungkapkan, 152 hidran di Jakarta Barat seluruhnya tidak berfungsi maksimal.
"Selama 30 tahun bertugas sebagai pemadam kebakaran, saya belum pernah menggunakan hidran. debit airnya kecil banget," terangnya kepada wartawan, Rabu (25/9/2013).
Ia menjelaskan, untuk memadamkan api dibutuhkan debit air minimal sebesar dua bar. Sedangkan debit air yang dikeluarkan hidran hanya seukuran keran yang umumnya digunakan untuk konsumsi sebesar 0,5 bar.
Bambang menjelaskan, kecilnya debit air hidran bukan hanya terjadi di Jakarta Barat melainkan di seluruh DKI Jakarta. Sebab, aliran pipa hidran yang ada di DKI Jakarta menyatu dengan aliran pipa PAM.
Sedangkan untuk konsumsi saja air PAM di DKI Jakarta masyarakat kesulitan, apalagi untuk memadamkan kebakaran. Untuk itu dirinya mengusulkan kepada Dinas agar membuat pipa hidran tersendiri yang tidak perlu menggunakan air PAM.
"Fungsi hidran itu sangat besar. Kalau hidran berfungsi, unit mobil pemadam tidak diperlukan, unit paling hanya membawa selang dan otomatis pemadaman cepat tertangani," jelasnya.
Selain itu, kata Bambang, persoalan lainya adalah banyaknya kopling dan pipa hidran yang hilang akibat banyaknya tangan-tangan nakal.
"Meski tidak berfungsi secara maksimal, kami tetap melakukan pemeliharaan terhadap hidran yang tertanam di Jakarta Barat," ujarnya.
(ysw)