Stasiun Tigaraksa diblokir 4 jam
A
A
A
Sindonews.com - Penolakan penumpang kereta api terhadap aturan pembatasan penjualan tiket menuai pemblokiran. Ratusan penumpang kereta memblokir perjalanan kereta di Stasiun Tigaraksa. Akibat aksi ini, sembilan perjalanan kereta terhenti selama empat jam.
Perjalanan kereta yang terganggu terdiri kereta lokal ekonomi dan dua Commuterline. Sembilan perjalanan kereta lokal tersebut yakni kereta Kalimaya, Kereta Rangkas, Kereta Banten Ekspres, dan Kereta ekonomi AC Krakatau. KRL Commuterline yang dari Tanah Abang hanya beroperasi sampai Stasiun Serpong yang seharusnya sampai Stasiun Maja.
Kepala Humas PT KAI Daop I, Sukendar Mulya mengatakan, aksi tersebut berjalan selam empat jam. Setelah melihat kebutuhan masyarakat akan kereta, pihaknya memberikan toleransi dengan menaikkan penumpang melibihi kapasitas 150 persen.
"Kita masih mentolelir kelebihan penumpang, namun kita tidak akan mentolelir penumpang yang naik diatas atap," tuturnya, Selasa (24/9/2013).
Sukendar menuturkan, kebijakan ini merupakan kebijakan yang pro kepada penumpang. Dimana dengan pembatasan penumpang, berimplikasi dengan kenyamanan penumpang. "Jika kereta penuh maka tindak kriminal seperti pencopetan akan mudah dilakukan," ucapnya.
Perjalanan kereta yang terganggu terdiri kereta lokal ekonomi dan dua Commuterline. Sembilan perjalanan kereta lokal tersebut yakni kereta Kalimaya, Kereta Rangkas, Kereta Banten Ekspres, dan Kereta ekonomi AC Krakatau. KRL Commuterline yang dari Tanah Abang hanya beroperasi sampai Stasiun Serpong yang seharusnya sampai Stasiun Maja.
Kepala Humas PT KAI Daop I, Sukendar Mulya mengatakan, aksi tersebut berjalan selam empat jam. Setelah melihat kebutuhan masyarakat akan kereta, pihaknya memberikan toleransi dengan menaikkan penumpang melibihi kapasitas 150 persen.
"Kita masih mentolelir kelebihan penumpang, namun kita tidak akan mentolelir penumpang yang naik diatas atap," tuturnya, Selasa (24/9/2013).
Sukendar menuturkan, kebijakan ini merupakan kebijakan yang pro kepada penumpang. Dimana dengan pembatasan penumpang, berimplikasi dengan kenyamanan penumpang. "Jika kereta penuh maka tindak kriminal seperti pencopetan akan mudah dilakukan," ucapnya.
(ysw)