Diintervensi, dokter RSU Tangsel lapor ke DPRD
A
A
A
Sindonews.com - Merasa diintervensi Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang setelah melakukan aksi, puluhan dokter yang praktek di RSU Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (23/9/2013) mengadu ke DPRD setempat.
Kehadiran dokter RSU Tangsel ini disambut oleh Komisi II DPRD Kota Tangsel. Dalam pertemuan tersebut, perwakilan dokter menyampaikan sedikitnya empat point masalah.
Empat point masalah yang disampaikan, dikatakan dr Daniel Ricard, di antaranya menolak dokter asing melakukan tindakan medis di RSU tanpa seizin kolegium/IDI/KKI, menolak kepemimpinam direktur RSU yang bukan berlatar belakang medis.
Selanjutnya, kata dia, mendesak agar setiap pembuatan Perda tentang kesehatan agar melibatkan komite medik/dokter ditiap perwakilan rumah sakit dan menolak adanya intervensi dari Dinkes.
"Soal direktur sudak mutlak tertuang pada Permenkes 2009 Tentang Rumah Sakit, pasal 10 Tentang Kompetensi Direktur Rumah Sakit, ini jelas. Kami juga secara tegas, menolak adanya intervensi dari Dinkes, karena secara De Jure SKPD-nya sudah terpisah," kata dia.
Setelah mengadu dan berdialog hampir dua jam, akhirnya Komisi II DPRD Kota Tangsel berjanji akan menjembatani dan terus memantau penyelesaian masalah di RSU Kota Tangsel.
"Hingga semuanya bisa terselesaikan dan ada jalan keluarnya, kami dari Komisi II DPRD Kota Tangsel bersedia menjembatani antara dokter dengan RSU," kata Ketua Komisi II DPRD Kota Tangsel Siti Khodijah.
Terkait adanya dugaan intervensi, Siti mengaku, tidak akan melihat hal ini satu sisi saja, sehingga pihaknya siap untuk melakukan klarifikasi kepada pihak yang dimaksud para dokter.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Dadang mengatakan, diangkatnya Neng Ulfa sebagai direktur RSU bukanlah tanpa alasan dan klarifikasi yang jelas. Meski bukan dari kalangan medis, Neng Ulfa dinilai mampu menguasai pengelolaan perumah sakitan.
"Seperti pengadaan barang dan jasa. Dan penanganan terhadap masyarakat melihat RSU Tangsel pada tahap pembangunan," jelasnya
Bila tahap pembangunan sudah rampung, Dadang menjamin, kepemimpinan rumah sakit pun diserahkan kepada tenaga medis yang memahami perumah sakitan. "Mohon sabar, suatu saat pasti akan diganti," pungkasnya.
Kehadiran dokter RSU Tangsel ini disambut oleh Komisi II DPRD Kota Tangsel. Dalam pertemuan tersebut, perwakilan dokter menyampaikan sedikitnya empat point masalah.
Empat point masalah yang disampaikan, dikatakan dr Daniel Ricard, di antaranya menolak dokter asing melakukan tindakan medis di RSU tanpa seizin kolegium/IDI/KKI, menolak kepemimpinam direktur RSU yang bukan berlatar belakang medis.
Selanjutnya, kata dia, mendesak agar setiap pembuatan Perda tentang kesehatan agar melibatkan komite medik/dokter ditiap perwakilan rumah sakit dan menolak adanya intervensi dari Dinkes.
"Soal direktur sudak mutlak tertuang pada Permenkes 2009 Tentang Rumah Sakit, pasal 10 Tentang Kompetensi Direktur Rumah Sakit, ini jelas. Kami juga secara tegas, menolak adanya intervensi dari Dinkes, karena secara De Jure SKPD-nya sudah terpisah," kata dia.
Setelah mengadu dan berdialog hampir dua jam, akhirnya Komisi II DPRD Kota Tangsel berjanji akan menjembatani dan terus memantau penyelesaian masalah di RSU Kota Tangsel.
"Hingga semuanya bisa terselesaikan dan ada jalan keluarnya, kami dari Komisi II DPRD Kota Tangsel bersedia menjembatani antara dokter dengan RSU," kata Ketua Komisi II DPRD Kota Tangsel Siti Khodijah.
Terkait adanya dugaan intervensi, Siti mengaku, tidak akan melihat hal ini satu sisi saja, sehingga pihaknya siap untuk melakukan klarifikasi kepada pihak yang dimaksud para dokter.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Dadang mengatakan, diangkatnya Neng Ulfa sebagai direktur RSU bukanlah tanpa alasan dan klarifikasi yang jelas. Meski bukan dari kalangan medis, Neng Ulfa dinilai mampu menguasai pengelolaan perumah sakitan.
"Seperti pengadaan barang dan jasa. Dan penanganan terhadap masyarakat melihat RSU Tangsel pada tahap pembangunan," jelasnya
Bila tahap pembangunan sudah rampung, Dadang menjamin, kepemimpinan rumah sakit pun diserahkan kepada tenaga medis yang memahami perumah sakitan. "Mohon sabar, suatu saat pasti akan diganti," pungkasnya.
(mhd)