Golput di Pilkada Kota Bogor tembus 40 persen
A
A
A
Sindonews.com - Target Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor agar 75 persen warga berpartisipasi dalam Pilkada beberapa waktu lalu tak terpenuhi. Berdasarkan data Panitia Pemungutan Suara (PPS), jumlah golput mencapai 40 persen.
Berdasarkan data diperoleh dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) di 68 kelurahan yang ada di 6 kecamatan di Kota Bogor, jumlah golput mencapai 273 ribu atau 40 persen dari 673.938 yang tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT). Angka tersebut kemungkinan bertambah karena masih ada suara tidak sah.
Data rekapitulasi di tingkat PPS yang digelar selama dua hari (15-16 September), pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor nomor urut 2 Bima Arya-Usmar Hariman (Bima-Usmar) dari PAN, Demokrat, PKB, PBB dan Gerindra ini unggul dengan perolehan 132.835 suara (33.13 persen).
Sedangkan pesaing ketatnya yang diusung PKS, PPP dan Hanura pasangan nomor urut 3 Achmad Ru'yat-Aim Halim Hermana (Ru'yat-Aim) kalah tipis dengan perolehan suara 131.080 suara (32.69 persen).
Kemudian di posisi ketiga pasangan nomor urut 4 Dody Rosadi-Untung W Maryono (PDIP, Golkar, dan belasan parpol non parlemen) memperoleh 67.715 (16.89 persen). Sedangkan pasangan nomor urut 5 Syaiful Anwar-Muztahidin (independen) hanya membukukan 43.466 suara (10.84 persen), terakhir dari jalur yang sama pasangan nomor urut 1 Firman Halim-Gartono hanya memperoleh 25.842 suara (6.45 persen).
Dengan demikian jika melihat dari jumlah perolehan suara ditingkat kelurahan pasangan Bima-Usmar unggul atas pasangan Ru'yat-Aim dengan selisih suara 1.755 suara (0,44 persen).
"Secara umum, sepertinya tidak ada perubahan. Rekap di tingkat kelurahan itu tidak jauh berbeda dengan real count yang dilakukan sejumlah media lokal," kata Calon Wali Kota Bogor Bima Arya.
Pihaknya ingin setiap suara warga Bogor dihargai. "Jangan sampai setiap hak warga Bogor itu dicuri, kita tidak ingin tuyul politik mencuri memindahkan suara-suara tersebut," ungkapnya.
Berdasarkan data diperoleh dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) di 68 kelurahan yang ada di 6 kecamatan di Kota Bogor, jumlah golput mencapai 273 ribu atau 40 persen dari 673.938 yang tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT). Angka tersebut kemungkinan bertambah karena masih ada suara tidak sah.
Data rekapitulasi di tingkat PPS yang digelar selama dua hari (15-16 September), pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor nomor urut 2 Bima Arya-Usmar Hariman (Bima-Usmar) dari PAN, Demokrat, PKB, PBB dan Gerindra ini unggul dengan perolehan 132.835 suara (33.13 persen).
Sedangkan pesaing ketatnya yang diusung PKS, PPP dan Hanura pasangan nomor urut 3 Achmad Ru'yat-Aim Halim Hermana (Ru'yat-Aim) kalah tipis dengan perolehan suara 131.080 suara (32.69 persen).
Kemudian di posisi ketiga pasangan nomor urut 4 Dody Rosadi-Untung W Maryono (PDIP, Golkar, dan belasan parpol non parlemen) memperoleh 67.715 (16.89 persen). Sedangkan pasangan nomor urut 5 Syaiful Anwar-Muztahidin (independen) hanya membukukan 43.466 suara (10.84 persen), terakhir dari jalur yang sama pasangan nomor urut 1 Firman Halim-Gartono hanya memperoleh 25.842 suara (6.45 persen).
Dengan demikian jika melihat dari jumlah perolehan suara ditingkat kelurahan pasangan Bima-Usmar unggul atas pasangan Ru'yat-Aim dengan selisih suara 1.755 suara (0,44 persen).
"Secara umum, sepertinya tidak ada perubahan. Rekap di tingkat kelurahan itu tidak jauh berbeda dengan real count yang dilakukan sejumlah media lokal," kata Calon Wali Kota Bogor Bima Arya.
Pihaknya ingin setiap suara warga Bogor dihargai. "Jangan sampai setiap hak warga Bogor itu dicuri, kita tidak ingin tuyul politik mencuri memindahkan suara-suara tersebut," ungkapnya.
(ysw)