Quick count Charta: Bima Arya unggul di Bogor
A
A
A
Sindonews.com - Berdasarkan hasil quick count yang dilakukan Charta Politika Indonesia, pasangan nomor urut 2 Bima Arya-Usmar Hariman unggul tipis dari rival terberatnya Ru'yat. Hasil yang sama juga didapat dari hitung cepat yang dilakukan PDIP.
Hasil akhir yang dirilis Charta sore tadi dengan suara yang masuk 85,5 persen, Bima-Usmar yang diusung PAN, Demokrat, PKB, Gerindra, dan PBB mendulang 35,0 persen suara.
Saingan utama mereka, duet nomor 3 yaitu Achmad Ru'yat-Aim Halim Permana yang diusung PKS, PPP, dan Hanura hanya mendapat 33,1 persen suara. Di posisi ketiga, pasangan nomor urut 4 Dody Rosadi-Untung Maryono dari PDIP, Golkar, dan PKPI mengoleksi 15,8 persen suara.
Dua pasangan independen, yakni Syaiful Anwar-Muztahidin meraih 10 persen suara dan Firman Halim-Gartono 6,1 persen. Margin of error quick count Charta Politika 1 persen.
Menanggapi hasil ini, Bima Arya mengatakan bahwa ini adalah realita keinginan warga bogor yg menginginkan perubahan.
"Ini adalah kemenangan bagi kita, warga Kota Bogor yang mendambakan gerakan perubahan. Mari kita jaga kemenangan ini dengan terus mengawal proses rekapitulasi penghitungan suara secara manual hingga penetapan oleh KPU," tegasnya di Rumah Perubahan, Sabtu (14/9/2013) sore.
Dia mengingatkan, proses rekapitulasi penghitungan suara mulai TPS, PPK, hingga KPU harus dicermati agar tidak terjadi kecurangan yang bisa merampas & merampok suara rakyat.
Sementara itu, Direktur Riset Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menyatakan, hasil quick count Pilkada Kota Bogor bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
"Karena tingkat akurasinya tinggi, angka tidak akan mengalami perubahan signifikan dengan real count KPU. Bima Arya menjadi wali kota terpilih untuk Kota Bogor," jelasnya.
Kemenangan Bima-Usmar diakui kubu Dody-Untung. Hasil hitung cepat PDIP menunjukkan Firman-Gartono meraih 5,72 persen suara, Bima-Usmar 33,06 persen, Ru'yat-Aim 32,54 persen, Dody-Untung 18,74 persen, dan Syaiful-Muztahidin 9,94 persen.
Hasil akhir yang dirilis Charta sore tadi dengan suara yang masuk 85,5 persen, Bima-Usmar yang diusung PAN, Demokrat, PKB, Gerindra, dan PBB mendulang 35,0 persen suara.
Saingan utama mereka, duet nomor 3 yaitu Achmad Ru'yat-Aim Halim Permana yang diusung PKS, PPP, dan Hanura hanya mendapat 33,1 persen suara. Di posisi ketiga, pasangan nomor urut 4 Dody Rosadi-Untung Maryono dari PDIP, Golkar, dan PKPI mengoleksi 15,8 persen suara.
Dua pasangan independen, yakni Syaiful Anwar-Muztahidin meraih 10 persen suara dan Firman Halim-Gartono 6,1 persen. Margin of error quick count Charta Politika 1 persen.
Menanggapi hasil ini, Bima Arya mengatakan bahwa ini adalah realita keinginan warga bogor yg menginginkan perubahan.
"Ini adalah kemenangan bagi kita, warga Kota Bogor yang mendambakan gerakan perubahan. Mari kita jaga kemenangan ini dengan terus mengawal proses rekapitulasi penghitungan suara secara manual hingga penetapan oleh KPU," tegasnya di Rumah Perubahan, Sabtu (14/9/2013) sore.
Dia mengingatkan, proses rekapitulasi penghitungan suara mulai TPS, PPK, hingga KPU harus dicermati agar tidak terjadi kecurangan yang bisa merampas & merampok suara rakyat.
Sementara itu, Direktur Riset Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menyatakan, hasil quick count Pilkada Kota Bogor bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
"Karena tingkat akurasinya tinggi, angka tidak akan mengalami perubahan signifikan dengan real count KPU. Bima Arya menjadi wali kota terpilih untuk Kota Bogor," jelasnya.
Kemenangan Bima-Usmar diakui kubu Dody-Untung. Hasil hitung cepat PDIP menunjukkan Firman-Gartono meraih 5,72 persen suara, Bima-Usmar 33,06 persen, Ru'yat-Aim 32,54 persen, Dody-Untung 18,74 persen, dan Syaiful-Muztahidin 9,94 persen.
(ysw)