Dukungan menguat, Bima Arya jadi sasaran kampanye hitam
A
A
A
Sindonews.com - Jelang pencoblosan Pilkada Kota Bogor, Sabtu 14 September 2013 besok terusik dengan beredarnya sejumlah selebaran gelap dan spanduk berisi black campaign terhadap pasangan calon tertentu.
Sejak Kamis 12 September 2013 kemarin pagi, misalnya, marak beredar selebaran dan spanduk yang menyudutkan pasangan Bima Arya-Usmar Hariman.
Selebaran atas nama Sugito yang disebarkan kepada para pengemudi angkot di Bogor itu berisi ajakan agar para pengemudi angkot tidak memilih pasangan calon nomor urut 2 itu, karena jika menjadi wali kota dan wakil wali kota bakal mengganti seluruh angkot dengan kendaraan besar.
"Bima Arya akan membunuh keluarga sopir angkot dengan programnya. Bima Arya adalah calon neraka" demikian kalimat dalam selebaran itu.
Juru bicara Bima-Usmar dari Tim Perubahan, Iwan Kurniawan mengungkapkan, menguatnya dukungan terhadap duet intelektual-aktivis Bima-Usmar memancing gencarnya aksi black campaign. Mereka menjadi korban kampanye hitam.
"Padahal Bima dalam berbagai kesempatan telah bekali-kali mengatakan bahwa kemacetan di Bogor bukan salah angkot. Di seluruh dunia angkutan umum adalah solusi kemacetan, bukan masalah. Kalau Bogor sekarang terkenal dengan kemacetan, ini tentu akibat penataan transportasi yang keliru," tegasnya, Jumat (13/9/2013).
Iwan juga mengatakan, banyak selebaran sejenis yang disebar ke akar rumput. Selebaran tersebut antara lain ditemukan di kawasan Lawanggintung, Empang, Sukasari.
Yang paling memprihatinkan, lanjut Iwan, spanduk besar "Bogor Harus Bebas Korupsi" yang dipasang Bima dirobek. "Ada pihak yang khawatir dengan visi antikorupsi yang diusung Bima. Sungguh tindakan yang keji," sesalnya.
Sementara itu, anggota Tim Relawan Ru’yat-Aim, Deny Danial, mengatakan, pihaknya juga menemukan satu karung dan dua plastik besar pamflet berisi kampanye hitam terhadap pasangan calon yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Antara lain di Kebon Pedes, Haur Jaya, Penjagalan, Blender, Cibuluh, hingga Cimanggu Barata.
"Kami bahkan berhasil mengamankan seorang pria yang sedang menempelkan selebaran berisi ajakan agar tidak memilih Ru’yat karena pernah jadi tersangka korupsi," klaimnya.
Ru’yat yang kini menjabat wakil wali kota Bogor pernah menjadi tersangka kasus dugaan korupsi dana APBD Kota Bogor. Dia ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin sebelum Mahkamah Agung memvonisnya bebas.
Anggota Panwaslu Tanah Sereal, Kota Bogor, Ade Ratnasari mengungkapkan, pihaknya telah memeriksa terduga pelaku penyebar selabaran gelap dan melimpahkannya ke Panwaslu Kota Bogor.
"Untuk ditindaklanjuti oleh Gakumdu (Penegak Hukum Terpadu (Gakumdu) yakni jaksa, polisi, dan Panwaslu sendiri," katanya.
Pencoblosan Pilkada Kota Bogor akan digelar Sabtu 14 September diikuti lima pasangan calon. Tiga pasangan diusung parpol, dua lainnya dari jalur independen.
Ru’yat-Aim diusung PKS, PPP, Hanura; Bima-Usmar diusung PAN, Demokrat, Gerindra, PBB, dan PKB; Dody Rosadi-Untung Maryono diusung PDIP, Golkar dan 10 parpol kecil. Dua pasangan kandidat perseorangan adalah Firman Halim Sidik- Gartono dan Syaiful Anwar-Muztahidin.
Sejak Kamis 12 September 2013 kemarin pagi, misalnya, marak beredar selebaran dan spanduk yang menyudutkan pasangan Bima Arya-Usmar Hariman.
Selebaran atas nama Sugito yang disebarkan kepada para pengemudi angkot di Bogor itu berisi ajakan agar para pengemudi angkot tidak memilih pasangan calon nomor urut 2 itu, karena jika menjadi wali kota dan wakil wali kota bakal mengganti seluruh angkot dengan kendaraan besar.
"Bima Arya akan membunuh keluarga sopir angkot dengan programnya. Bima Arya adalah calon neraka" demikian kalimat dalam selebaran itu.
Juru bicara Bima-Usmar dari Tim Perubahan, Iwan Kurniawan mengungkapkan, menguatnya dukungan terhadap duet intelektual-aktivis Bima-Usmar memancing gencarnya aksi black campaign. Mereka menjadi korban kampanye hitam.
"Padahal Bima dalam berbagai kesempatan telah bekali-kali mengatakan bahwa kemacetan di Bogor bukan salah angkot. Di seluruh dunia angkutan umum adalah solusi kemacetan, bukan masalah. Kalau Bogor sekarang terkenal dengan kemacetan, ini tentu akibat penataan transportasi yang keliru," tegasnya, Jumat (13/9/2013).
Iwan juga mengatakan, banyak selebaran sejenis yang disebar ke akar rumput. Selebaran tersebut antara lain ditemukan di kawasan Lawanggintung, Empang, Sukasari.
Yang paling memprihatinkan, lanjut Iwan, spanduk besar "Bogor Harus Bebas Korupsi" yang dipasang Bima dirobek. "Ada pihak yang khawatir dengan visi antikorupsi yang diusung Bima. Sungguh tindakan yang keji," sesalnya.
Sementara itu, anggota Tim Relawan Ru’yat-Aim, Deny Danial, mengatakan, pihaknya juga menemukan satu karung dan dua plastik besar pamflet berisi kampanye hitam terhadap pasangan calon yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Antara lain di Kebon Pedes, Haur Jaya, Penjagalan, Blender, Cibuluh, hingga Cimanggu Barata.
"Kami bahkan berhasil mengamankan seorang pria yang sedang menempelkan selebaran berisi ajakan agar tidak memilih Ru’yat karena pernah jadi tersangka korupsi," klaimnya.
Ru’yat yang kini menjabat wakil wali kota Bogor pernah menjadi tersangka kasus dugaan korupsi dana APBD Kota Bogor. Dia ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin sebelum Mahkamah Agung memvonisnya bebas.
Anggota Panwaslu Tanah Sereal, Kota Bogor, Ade Ratnasari mengungkapkan, pihaknya telah memeriksa terduga pelaku penyebar selabaran gelap dan melimpahkannya ke Panwaslu Kota Bogor.
"Untuk ditindaklanjuti oleh Gakumdu (Penegak Hukum Terpadu (Gakumdu) yakni jaksa, polisi, dan Panwaslu sendiri," katanya.
Pencoblosan Pilkada Kota Bogor akan digelar Sabtu 14 September diikuti lima pasangan calon. Tiga pasangan diusung parpol, dua lainnya dari jalur independen.
Ru’yat-Aim diusung PKS, PPP, Hanura; Bima-Usmar diusung PAN, Demokrat, Gerindra, PBB, dan PKB; Dody Rosadi-Untung Maryono diusung PDIP, Golkar dan 10 parpol kecil. Dua pasangan kandidat perseorangan adalah Firman Halim Sidik- Gartono dan Syaiful Anwar-Muztahidin.
(mhd)