Bima Arya mengajar nonstop di 17 jam 45 menit

Selasa, 27 Agustus 2013 - 09:04 WIB
Bima Arya mengajar nonstop di 17 jam 45 menit
Bima Arya mengajar nonstop di 17 jam 45 menit
A A A
Sindonews.com - Intelektual muda Bima Arya Sugiarto akhirnya berhasil mengukir rekor mengajar terlama di Indonesia. Dosen Universitas Paramadina ini dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai pendidik yang mengajar selama 17 jam 45 menit secara maraton di sejumlah lokasi berbeda di daerah kelahiran dan tempat tinggalnya, Kota Bogor.

Sebelumnya, Bima berencana mengajar selama 16 jam kemudian direvisi menjadi 18 jam namun akhirnya memutuskan berhenti saat durasi 17 jam 45 menit untuk menyesuaikan dengan momentum peringatan Hari Kemerdekaan RI Agustus ini.

Piagam Muri diserahkan manajer Muri Jusuf Ngadri mewakili Ketua Umum Muri Jaya Suprana, di hadapan ratusan guru honorer se-Kota Bogor yang menghadiri pemateriannya di Gedung Wanita.

"Muri sebagai lembaga yang mencatat prestasi, karsa, dan karya unik anak bangsa sangat mengapresiasi Doktor Bima Arya yang melakukan sejumlah sesi mengajar dengan durasi terlama. Belum pernah ada di Indonesia dan ini sangat luar biasa," ujar Jusuf sebelum menyerahkan piagam Muri kepada Bima, Senin 26 Agustus 2013 malam.

Bima memulai rangkaian mengajarnya sejak pukul 05.45 WIB. Salah satu peraih gelar doktor termuda di Indonesia ini memberi pematerian dengan tema besar pendidikan karakter dan kepemimpinan. Metode pengajaran disesuaikan dengan audience mulai santri, majelis taklim, siswa pendidikan anak usia dini (PAUD), TK, SD, SMP, SMA, SMK, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), mahasiswa, anggota Karang Taruna, kader Posyandu, hingga para guru honorer. Rangkaian kegiatan sepanjang hari hingga malam melibatkan ribuan orang.

Bima mengatakan, penghargaan dari Muri ini dia persembahkan bagi para pelajar dan tenaga pengajar se-Indonesia. Dia menekankan, apa yang dilakukannya di Kota Bogor sepanjang hari Senin lalu bukan sekadar pencetakan rekor. Lebih dari itu, ini adalah taktik untuk menarik perhatian para pemangku kepentingan bukan hanya di Bogor atau Jawa Barat, tapi dalam skala nasional bahwa pendidikan dan pendidik sama-sama penting.

"Kesejahteraan guru perlu lebih diperhatikan terutama para guru honorer supaya bisa konsentrasi mengajar sehingga menghasilkan para pelajar berkualitas. Di sisi lain, guru pun dituntut kreatif, inovatif, interaktif, dan improvisasi dalam metode mengajar dan mendidik agar siswa tidak jenuh. Beradaptasi dengan perubahan," kata jebolan FISIP Universitas Parahyangan, Monash University Australia, dan Australian National University ini.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6714 seconds (0.1#10.140)