Ini alasan Sekolah Master menolak direlokasi
A
A
A
Sindonews.com - Dengan alasan mudah dijangkau dan berada tepat di pusat kota Depok, Sekolah Masjid Terminal (Master) Depok berharap Pemerintah Kota (Pemkot) tidak merelokasi sekolahnya.
Ketua Yayasan Bina Insan Mandiri Nurrohim mengatakan, keberadaan sekolah di pusat kota justru membantu para siswa yang biaya ongkos sekolahnya pas-pasan.
Seperti diketahui, Sekolah Master dekat dengan lokasi terminal dan stasiun Depok Baru. Sementara untuk beberapa sekolah negeri di Kota Depok lokasinya banyak yang terpencil dan tidak dilalui angkutan kota.
"Para siswa ini banyak yang tidak bisa sekolah meskipun SPP gratis, karena dia tidak punya ongkos. Bahkan banyak yang menginap di sini sehingga tidak perlu keluarkan ongkos," kata Rohim ketika dihubungi, Rabu (17/7/2013).
Dirinya sangat menyayangkan sikap Pemkot yang mengesampingkan sisi sosial dan hak belajar anak demi kepentingan kapitalis. Padahal, pihak sekolah juga beroperasi secara mandiri dan tidak bergantung pada Pemkot.
"Seharusnya Pemkot melihat sisi kemanusiaan kaum marginal ini. Sekolah yang kami kelola ini juga dapat membantu meningkatnya mutu pendidikan di Depok. Sekarang siapa yang mau bertanggungjawab atas pendidikan anak jalanan ini," tegasnya
Pengamat. Pendidikan Kota Depok Sri Saptarini Wulandari sangat menyangkan sikap Pemkot Depok yang hendak menggusur sekolah Master tersebut. Sebab, pembangunan terminal tipe B ini tidak terlalu sentral untuk dikerjakan.
"Implementasinyakan pendidikan, kalau dipaksakan maka program itu gagal dilaksanakan. Seharusnya sentra ekonomi dan binis jangan didahulukan, utamakan pendidikan dahulu," ujarnya.
Ketua Yayasan Bina Insan Mandiri Nurrohim mengatakan, keberadaan sekolah di pusat kota justru membantu para siswa yang biaya ongkos sekolahnya pas-pasan.
Seperti diketahui, Sekolah Master dekat dengan lokasi terminal dan stasiun Depok Baru. Sementara untuk beberapa sekolah negeri di Kota Depok lokasinya banyak yang terpencil dan tidak dilalui angkutan kota.
"Para siswa ini banyak yang tidak bisa sekolah meskipun SPP gratis, karena dia tidak punya ongkos. Bahkan banyak yang menginap di sini sehingga tidak perlu keluarkan ongkos," kata Rohim ketika dihubungi, Rabu (17/7/2013).
Dirinya sangat menyayangkan sikap Pemkot yang mengesampingkan sisi sosial dan hak belajar anak demi kepentingan kapitalis. Padahal, pihak sekolah juga beroperasi secara mandiri dan tidak bergantung pada Pemkot.
"Seharusnya Pemkot melihat sisi kemanusiaan kaum marginal ini. Sekolah yang kami kelola ini juga dapat membantu meningkatnya mutu pendidikan di Depok. Sekarang siapa yang mau bertanggungjawab atas pendidikan anak jalanan ini," tegasnya
Pengamat. Pendidikan Kota Depok Sri Saptarini Wulandari sangat menyangkan sikap Pemkot Depok yang hendak menggusur sekolah Master tersebut. Sebab, pembangunan terminal tipe B ini tidak terlalu sentral untuk dikerjakan.
"Implementasinyakan pendidikan, kalau dipaksakan maka program itu gagal dilaksanakan. Seharusnya sentra ekonomi dan binis jangan didahulukan, utamakan pendidikan dahulu," ujarnya.
(ysw)