Sudah pantaskah Depok sebagai Kota Layak Anak?
A
A
A
Sindonews.com - Program Kota Layak Anak yang digadang-gadangkan Pemerintah Kota Depok banyak mendapat kritikan. Pasalnya, hingga kini tetap saja banyak kasus kriminal yang terjadi di Depok dan melibatkan anak, baik sebagai pelaku, maupun sebagai korbannya.
Sebut saja kasus pembunuhan anak dan ayah dibunuh di Bojonggede, Bogor oleh seorang anak laki - laki di Depok. Baru - baru ini oknum guru SD negeri di Beji Depok diduga mencabuli murid - muridnya. Kemudian seorang balita tewas dianiaya ibu tirinya di Kampung Jatijajar, Tapos, Depok. Belum lagi kemarin bocah perempuan yang masih duduk di kelas 1 SD dicabuli oleh seorang tukang ojek di atas motor. Ada juga seorang siswa SMP yang memilih gantung diri karena takut tak lulus Ujian Nasional (UN).
Tokoh Pemuda Kota Depok Pradi Supriatna mengatakan, fenomena pencabulan dan kasus anak yang marak di Depok saat ini harus dicarikan solusi bersama. Bahkan hal itu banyak dilakukan oleh seseorang terdekat dengan si anak.
"Ini tanggung jawab siapa, tanggung jawab kita bersama. Pelakunya guru, ibu tiri, tukang ojek. Kita bicara soal moral dan akhlak, ini jadi keprihatinan tokoh pemuda dan tokoh agama," ujarnya kepada wartawan, Kamis (06/06/2013).
Pradi menegaskan, ia bersama para tokoh pemuda dan agama sedang melakukan gerakan spiritual dan moral untuk mengajak lembaga agama duduk bersama dengan Pemerintah Daerah dan Kepolisian. Pradi menambahkan, pembinaan tersebut perlu dilakukan secara berkala dimana sifatnya bimbingan mental dan rohani.
"Kami sebagai orang tua yang juga punya anak - anak tentu cemas dan was - was, khawatir anak - anak kami jangan sampai jadi korban dan pelaku juga, mereka kan calon - calon pengganti kita. Karena itu pendekatan rohani dan lewat kegiatan olahraga juga kami lakukan untuk mengatasi kasus kriminal anak," tutupnya.
Diketahui, berdasarkan catatan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Depok menempati urutan kedua tingkat kriminal anak di Jabodetabek. Menyusul Bekasi yang kini berada di peringkat keempat.
Ketua Komnas PA Aris Merdeka Sirait juga pernah menyebut kasus kriminal anak menjadi tamparan bagi Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail dengan jargon Kota Layak Anak yang diusungnya.
Sebut saja kasus pembunuhan anak dan ayah dibunuh di Bojonggede, Bogor oleh seorang anak laki - laki di Depok. Baru - baru ini oknum guru SD negeri di Beji Depok diduga mencabuli murid - muridnya. Kemudian seorang balita tewas dianiaya ibu tirinya di Kampung Jatijajar, Tapos, Depok. Belum lagi kemarin bocah perempuan yang masih duduk di kelas 1 SD dicabuli oleh seorang tukang ojek di atas motor. Ada juga seorang siswa SMP yang memilih gantung diri karena takut tak lulus Ujian Nasional (UN).
Tokoh Pemuda Kota Depok Pradi Supriatna mengatakan, fenomena pencabulan dan kasus anak yang marak di Depok saat ini harus dicarikan solusi bersama. Bahkan hal itu banyak dilakukan oleh seseorang terdekat dengan si anak.
"Ini tanggung jawab siapa, tanggung jawab kita bersama. Pelakunya guru, ibu tiri, tukang ojek. Kita bicara soal moral dan akhlak, ini jadi keprihatinan tokoh pemuda dan tokoh agama," ujarnya kepada wartawan, Kamis (06/06/2013).
Pradi menegaskan, ia bersama para tokoh pemuda dan agama sedang melakukan gerakan spiritual dan moral untuk mengajak lembaga agama duduk bersama dengan Pemerintah Daerah dan Kepolisian. Pradi menambahkan, pembinaan tersebut perlu dilakukan secara berkala dimana sifatnya bimbingan mental dan rohani.
"Kami sebagai orang tua yang juga punya anak - anak tentu cemas dan was - was, khawatir anak - anak kami jangan sampai jadi korban dan pelaku juga, mereka kan calon - calon pengganti kita. Karena itu pendekatan rohani dan lewat kegiatan olahraga juga kami lakukan untuk mengatasi kasus kriminal anak," tutupnya.
Diketahui, berdasarkan catatan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Depok menempati urutan kedua tingkat kriminal anak di Jabodetabek. Menyusul Bekasi yang kini berada di peringkat keempat.
Ketua Komnas PA Aris Merdeka Sirait juga pernah menyebut kasus kriminal anak menjadi tamparan bagi Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail dengan jargon Kota Layak Anak yang diusungnya.
(rsa)