Gedung TIC Sunda Kelapa memprihatinkan
A
A
A
Sindonews.com - Keberadaan Gedung Tourist Information Center (TIC) di Sunda Kelapa sangat memprihatinkan. Tempat yang seharusnya menjadi pusat informasi bagi wisatawan dalam dan luar negeri tersebut justru nampak tak karuan.
Pantauan di lokasi, meskipun dipagar dengan pemasangan spanduk, bangunan seluas 300 meter per segi ini nampak sangat tertutup. Meskipun di pagar dipasangai spanduk Pusat informasi turis.
Di bagian depan bangunan juga terdapat batu peresmian yang ditanda tangani oleh mantan gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada 2011. Keadaan ini tentunya akan membuat turis bingung harus kemana mencari informasi tentang kawasan Sunda Kelapa.
Tidak hanya itu, dari seorang penjaga gedung diketahui bahwa sudah dua tahun tagihan listrik dan air gedung tersebut belum dibayar. Melihat keadaan ini sekelompok pemuda yang tergabung dalam Sunda Kelapa Heritage yang mayoritas pengurusnya merupakan anggota karang taruna Penjaringan meninggali bangunan ini.
Dedy Armanto, Sekjen Sunda Kelapa Heritage (SKH) mengatakan,karena minim kegiatan, pihaknya yang memiliki banyak program mengadakan audiensi kepada Wali Kota Jakarta Utara untuk menempati bangunan pusat informasi turis yang berada di dalam kawasan pelabuhan sunda kelapa.
Penempatan bangunan ini juga tidak hanya sebagai tempat tinggal, melainkan dijadikan "rumah kreatif anak pesisir" dimana SKH menggalang anak-anak di sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa untuk mendapatkan pendidikan informal yang lebih baik.
Hasilnya ada beberapa anak yang menekuni bidang pembuatan cinderamata yang berbahan dasar kerang serta lukisan bebahan dasar kerak telur.
"Selain mengajarkan keterampilan, kita juga terus melakukan sosialisasi tentan Pelabuhan Sundah Kelapa sebagai salah satu dari 12 destinasi wisata di Jakarta Utara," tuturnya, Minggu (21/4/2013).
Lebih lanjut Dedy mengatakan, saat menempati bangunan ini pihaknya harus bekerja keras agar bisa berfungsi kembali sebagai pusat informasi. Hal ini dilakukan memang karena SKH fokus terhadap transfer informasi tentang Sunda Kelapa.
"Saya melihat bahwa pelabuhan sunda kelapa memang harus dikenalkan, terlepas dari pemerintah mau mendukung atau tidak yang penting adalah bagaimana caranya mensosialisasikan tentang kawasan pelabuhan sunda kelapa terhadap masyarakat luas," tuturnya.
Sementara itu Sekar Chamdi Seorang Staff departemen PR dan turis SKH menilai pemerintah tidak pernah memikirkan secara matang terkait pembangunan gedung. Salah satu contoh konkretnya adalah gedung pusat informasi turis di Sunda Kepala.
Biaya pembangunan gedung ini tidak murah. Tapi setelah selesai tiidak ada perawatan yang maksimal. Dirinya mengakui, gedung pusat informasi turis hanya digunakan jika pemerintah kota Jakarta Utara ataupun Pemerintah Provinsi ada acara. Padahal sebeneranya keberadaan pelabuhan Sunda Kelapa merupakan aset wisata kota DKI. Sehingga hal tersebut tidak bisa dipisahkan.
Untuk mengisi kekosongan tersebut pihaknya selain mengadakan pelatihan keterampilan, juga diadakan latihan menari, mulai dari tarian tradisional hingga tarian modern.
"Tagihan listrik sudah dua tahu tidak dibayar, apa karena tidak pernah digunakan atau bagaimana saya tidak tahu, yang pasti tidak ada maintenece yang baik," ucapnya.
Sementara itu Kepala Sudin Pariwisata Grace Mandagi membantah jika gedung pusat informasi turis di kawasan pelabuhan sunda kelapa tidak di rawat.
Dirinya mengaku menugaskan salah seorang petugas dari kecamatan penjaringan untuk bertugas di pusat informasi turis secara bergiliran. Namun kemarin meneurutnya orang yang seharusnya menjaga sedang ada rapat.
"Selain petugas kecamatan, di gedung tersebut ada karang taruna," ucap Grace.
Terkait tagihan listrik yang belum dibayar selama dua tahun, dirinya mengatakan karena anggaran belum turun. "Rencananya hari ini (senin) akan kami urus tagihan tersebut," tuturnya.
Pantauan di lokasi, meskipun dipagar dengan pemasangan spanduk, bangunan seluas 300 meter per segi ini nampak sangat tertutup. Meskipun di pagar dipasangai spanduk Pusat informasi turis.
Di bagian depan bangunan juga terdapat batu peresmian yang ditanda tangani oleh mantan gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada 2011. Keadaan ini tentunya akan membuat turis bingung harus kemana mencari informasi tentang kawasan Sunda Kelapa.
Tidak hanya itu, dari seorang penjaga gedung diketahui bahwa sudah dua tahun tagihan listrik dan air gedung tersebut belum dibayar. Melihat keadaan ini sekelompok pemuda yang tergabung dalam Sunda Kelapa Heritage yang mayoritas pengurusnya merupakan anggota karang taruna Penjaringan meninggali bangunan ini.
Dedy Armanto, Sekjen Sunda Kelapa Heritage (SKH) mengatakan,karena minim kegiatan, pihaknya yang memiliki banyak program mengadakan audiensi kepada Wali Kota Jakarta Utara untuk menempati bangunan pusat informasi turis yang berada di dalam kawasan pelabuhan sunda kelapa.
Penempatan bangunan ini juga tidak hanya sebagai tempat tinggal, melainkan dijadikan "rumah kreatif anak pesisir" dimana SKH menggalang anak-anak di sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa untuk mendapatkan pendidikan informal yang lebih baik.
Hasilnya ada beberapa anak yang menekuni bidang pembuatan cinderamata yang berbahan dasar kerang serta lukisan bebahan dasar kerak telur.
"Selain mengajarkan keterampilan, kita juga terus melakukan sosialisasi tentan Pelabuhan Sundah Kelapa sebagai salah satu dari 12 destinasi wisata di Jakarta Utara," tuturnya, Minggu (21/4/2013).
Lebih lanjut Dedy mengatakan, saat menempati bangunan ini pihaknya harus bekerja keras agar bisa berfungsi kembali sebagai pusat informasi. Hal ini dilakukan memang karena SKH fokus terhadap transfer informasi tentang Sunda Kelapa.
"Saya melihat bahwa pelabuhan sunda kelapa memang harus dikenalkan, terlepas dari pemerintah mau mendukung atau tidak yang penting adalah bagaimana caranya mensosialisasikan tentang kawasan pelabuhan sunda kelapa terhadap masyarakat luas," tuturnya.
Sementara itu Sekar Chamdi Seorang Staff departemen PR dan turis SKH menilai pemerintah tidak pernah memikirkan secara matang terkait pembangunan gedung. Salah satu contoh konkretnya adalah gedung pusat informasi turis di Sunda Kepala.
Biaya pembangunan gedung ini tidak murah. Tapi setelah selesai tiidak ada perawatan yang maksimal. Dirinya mengakui, gedung pusat informasi turis hanya digunakan jika pemerintah kota Jakarta Utara ataupun Pemerintah Provinsi ada acara. Padahal sebeneranya keberadaan pelabuhan Sunda Kelapa merupakan aset wisata kota DKI. Sehingga hal tersebut tidak bisa dipisahkan.
Untuk mengisi kekosongan tersebut pihaknya selain mengadakan pelatihan keterampilan, juga diadakan latihan menari, mulai dari tarian tradisional hingga tarian modern.
"Tagihan listrik sudah dua tahu tidak dibayar, apa karena tidak pernah digunakan atau bagaimana saya tidak tahu, yang pasti tidak ada maintenece yang baik," ucapnya.
Sementara itu Kepala Sudin Pariwisata Grace Mandagi membantah jika gedung pusat informasi turis di kawasan pelabuhan sunda kelapa tidak di rawat.
Dirinya mengaku menugaskan salah seorang petugas dari kecamatan penjaringan untuk bertugas di pusat informasi turis secara bergiliran. Namun kemarin meneurutnya orang yang seharusnya menjaga sedang ada rapat.
"Selain petugas kecamatan, di gedung tersebut ada karang taruna," ucap Grace.
Terkait tagihan listrik yang belum dibayar selama dua tahun, dirinya mengatakan karena anggaran belum turun. "Rencananya hari ini (senin) akan kami urus tagihan tersebut," tuturnya.
(rsa)