Pemprov DKI matangkan konsep dokter keluarga
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus mematangkan rencana dokter keluarga yang akan melayani warga Jakarta ke rumah masing-masing, tanpa perlu repot ke rumah sakit. Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Saat ini, katanya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah membahas mekanisme pembayaran dokter keluarga dengan PT. Askes, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI).
"Ada hitungannya kok, PT Askes sama FKUI dan RSCM akan dibikin, terutama dari IDI yah. Ada PDUI juga. Mereka akan formulakan seperti apa," ujar Ahok, di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (14/3/2013).
Lebih lanjut, Ahok memberi gambaran teknis kerja para dokter keluarga tersebut. Menurutnya, jika dalam satu wilayah terdapat 3.000 orang, maka akan di tempatkan tiga sampai empat dokter di situ. Dokter keluarga itu akan bertugas di klinik terdekat wilayah tersebut.
"Jadi prinsipnya, kalau 3.000 orang, satu rumah mungkin 3-4 orang. Jadi dokter yang praktik di sana siapa. Ya, misalnya yang punya klinik," jelas Ahok.
Di luar itu, fungsi dokter keluarga selain mengobati warga Jakarta yang sakit, dokter-dokter itu akan ditugaskan mengawasi masyarakat agar bisa hidup lebih sehat.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemprov DKI berencana membuat dokter keluarga bagi warga Jakarta. Alasan dibuat dokter keluarga, agar masyarakat bisa lebih mudah memperoleh pelayanan kesehatan langsung tanpa berbondong-bondong ke Rumah Sakit (RS) atau Puskesmas.
Ahok melanjutkan, warga yang akhirnya harus ke RS atau Puskesmas karena sudah dianjurkan pihak dokter keluarga yang telah mendiagnosa jenis penyakitnya.
Saat ini, katanya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah membahas mekanisme pembayaran dokter keluarga dengan PT. Askes, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI).
"Ada hitungannya kok, PT Askes sama FKUI dan RSCM akan dibikin, terutama dari IDI yah. Ada PDUI juga. Mereka akan formulakan seperti apa," ujar Ahok, di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (14/3/2013).
Lebih lanjut, Ahok memberi gambaran teknis kerja para dokter keluarga tersebut. Menurutnya, jika dalam satu wilayah terdapat 3.000 orang, maka akan di tempatkan tiga sampai empat dokter di situ. Dokter keluarga itu akan bertugas di klinik terdekat wilayah tersebut.
"Jadi prinsipnya, kalau 3.000 orang, satu rumah mungkin 3-4 orang. Jadi dokter yang praktik di sana siapa. Ya, misalnya yang punya klinik," jelas Ahok.
Di luar itu, fungsi dokter keluarga selain mengobati warga Jakarta yang sakit, dokter-dokter itu akan ditugaskan mengawasi masyarakat agar bisa hidup lebih sehat.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemprov DKI berencana membuat dokter keluarga bagi warga Jakarta. Alasan dibuat dokter keluarga, agar masyarakat bisa lebih mudah memperoleh pelayanan kesehatan langsung tanpa berbondong-bondong ke Rumah Sakit (RS) atau Puskesmas.
Ahok melanjutkan, warga yang akhirnya harus ke RS atau Puskesmas karena sudah dianjurkan pihak dokter keluarga yang telah mendiagnosa jenis penyakitnya.
(san)