Bayi-bayi malang penderita gizi buruk di Jakarta

Selasa, 26 Februari 2013 - 19:14 WIB
Bayi-bayi malang penderita gizi buruk di Jakarta
Bayi-bayi malang penderita gizi buruk di Jakarta
A A A
Sindonews.com - Meninggalnya Hikmah Fitriatul Uyung, balita penderita gizi buruk di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, membuka tabir gelap ibu kota. Di tengah gemerlapnya pembangunan dan gedung pencakar langit, bayi-bayi penderita gizi buruk menjerit.

Pagi tadi, balita penderita gizi buruk dan infeksi paru-paru, anak pasangan Suparjo Rustam (33) dan alm Soimah (45), meninggal dunia di RSCM. Anak perempuan berusia 15 bulan itu, sekira pukul 09.00 WIB.

Nora Efanaura (27), guru sukarela dari kakak alm. Hikmah mengungkapkan, tidak hanya bayi dengan berat 3,7 kg ini yang mengalami gizi buruk. Banyak lagi, bayi-bayi malang penderita gizi buruk yang menjerit, butuh belaian kasih sayang ibunya di jantung pemerintahan.

"Di Rawasari, Jakarta Timur, bisa dilihat banyak sekali bayi dengan kondisi sama seperti Hikmah. Bahkan, ada yang lebih buruk," ujarnya kepada wartawan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Pusat, Selasa (26/2/2013).

Ditambahkan dia, kondisi bayi-bayi penderita gizi buruk itu sangat mengiris nilai-nilai kemanusiaan. Disaat politikus Senayan tertawa, dan berlomba-lomba korupsi, ada sosok kecil balita penderita gizi buruk butuh bantuan.

Selama dua minggu dirawat, Hikmah mendapatkan perawatan yang tidak maksimal. Saat menjelang ajalnya, pihak rumah sakit hanya berdiam diri. Bahkan, mereka hanya terlihat menonton Hikmah menghembuskan nafas terakhir.

Sikap tak ramah rumah sakit terhadap pasien miskin itu, sudah terlihat saat pertama Hikmah datang. Mereka tidak langsung melayaninya. Bahkan cenderung menelantarkan Hikmah yang saat itu tengah kritis.

"Saya menggendong Hikmah dan berdiri selama lima jam di RSCM untuk mendapat ruang IGD," ungkapnya.

Karena sang ayah, tidak memiliki KTP Jakarta, akhirnya Nora meminjam KTP dari Paman Hikmah agar dibuatkan KJS (Kartu Jakarta Sehat). Dia bahkan sempat berdebat panjang dengan pihak administrasi RSCM. Dengan diperolehnya KJS, Hikmah diizinkan masuk ke ruangan IGD.

"Setiap hari, Hikmah diberikan bantuan oksigen sebanyak dua liter permenit. Hikmah yang kesulitan bernapas, ditambahkan oksigen hingga delapan liter per menit. 10 hari kemudian, kondisi Hikmah tiba-tiba menurun," terangnya.

Ternyata, sebab menurunnya kondisi Hikmah adalah, diturunkannya kadar oksigen yang didapatkan hikmah, dari delapan liter permenit menjadi saru liter permenit.

"Kadar oksigen yang diturunkan pihak rumah sakit kurang dari batas normal. Hingga Hikmah mengalami gagal napas dan meninggal dunia," tukasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2218 seconds (0.1#10.140)