Kematian Dera menuai protes kalangan akademisi

Selasa, 19 Februari 2013 - 23:09 WIB
Kematian Dera menuai...
Kematian Dera menuai protes kalangan akademisi
A A A
Sindonews.com - Kasus meninggalnya Dera Nur Anggraini, bayi kembar yang ditolak 10 rumah sakit, ternyata menggugah hati masyarakat Jakarta. Mulai dari kalangan mahasiswa hingga pekerja kantoran.

Menurut Kevin Julius Tanady (22), Mahasiswa Kedokteran semester 7 Universitas Atma Jaya mengatakan, seharusnya rumah sakit tidak mementingkan biaya. Melainkan pertolongan yang lebih utama.

"Birokrasi beberapa rumah sakit memang agak salah. Seharusnya yang penting tanganin dulu baru mengurus biaya. Apalagi kalau memang pasien dalam keadaan sekarat," sahutnya ketika dihubungi oleh Sindonews selasa (19/2/2013).

Ia menambahkan, bila rumah sakit tidak mempunyai fasilitas yang memenuhi, perlu ada rujukan yang jelas ke rumah sakit lainnya.

“Artinya jangan asal memberikan rujukan,” tegasnya.

Ia pun merasa prihatin, karena dijaman sekarang ini masih ada kasus pasien meninggal, karena masalah biaya rumah sakit.

"Rasa kemanusiaannya kurang," ujarnya.

Hal senada dilontarkan oleh Koen Hasyim (37) Public Relation di salah satu universitas swasta di Jakarta. Ia menganggap kasus Dera sebagai suatu musibah.

"Musibah, manusia sudah tidak memiliki hati nurani," ungkapnya.

Rumah sakit yang meminta uang muka kepada rakyat kecil, dengan jumlah yang besar dianggapnya tidak manusiawi.

"Bukan karena uangnya dulu baru kemanusiaan," tegasnya.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7501 seconds (0.1#10.140)