Ditolak 10 rumah sakit, bayi kembar meninggal
A
A
A
Sindonews.com - Seorang bayi kembar belum genap seminggu Dera Nuranggraini, meninggal dunia karena ditolak rumah sakit saat berobat. Bayi itu merupakan anak pasangan Eliyas Setia Nugroho dan Lisa Derawati, warga Jati Padang Baru, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Orang tua bayi Eliyas Setia menceritakan, saat dilahirkan Dera mengalami kelainan pencernaan. Dia dilahirkan di RS Zahirah, Jalan Sirsak, Jagakarsa, pada 10 Februari 2013. Karena salah satu balita mengalami kelainan, maka dirujuk ke RS lain untuk mendapat penanganan segera.
"Pertama kali kita periksa di RS Pasar Minggu, dirujuk ke RS Zahirah Jagakarsa. Di situ, kita dicaesar sekira pukul 10.00 WIB. Ternyata bayi kembar. Cuma satu ada kelainan makan dan minum, dan harus dioperasi," ujar Eliyas mulai bercerita saat ditemui di rumahnya, kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (18/2/2013).
Ditambahkan dia, dari RS Zahirah kemudian mereka ke RSCM. Setelah 15 menit menunggu di RSCM, ternyata rumah sakit itu penuh. Lalu, mereka ke RS Harapan Kita di Slipi. Namun mereka tetap ditolak dengan alasan tidak ada kamar kosong.
"Lalu kami ke RS Harapan Bunda di Pasar Rebo. Di sana, kami diminta DP. Minim punya uang Rp10 juta di RS Harapan Bunda, kalau operasi tidak dibilangin, tapi mau dirawat inap harus DP dulu," ungkapnya.
Karena tak memiliki uang, Eliyas kembali pulang. Lalu dia ke RS Asri di Duren Tiga. Di sana, mereka juga ditolak dengan alasan kamar penuh. Terus mereka ke RS Redipa, di sana kamar ada, tapi untuk ICU tidak ada. Mereka pun ke RS Budi Asih Cawang dan terakhir ke RS Pertamina.
"Kami sudah ke RS Fatmawati, Cipto, Harapan Kita, Budi Asih, dan RS Pertamina, semua enggak ada (kamar). Ya sudah kita nyerah dengan keluarga. Dera Nuranggraini lahir malam Senin, meninggal malam Minggu," terangnya.
Orang tua bayi Eliyas Setia menceritakan, saat dilahirkan Dera mengalami kelainan pencernaan. Dia dilahirkan di RS Zahirah, Jalan Sirsak, Jagakarsa, pada 10 Februari 2013. Karena salah satu balita mengalami kelainan, maka dirujuk ke RS lain untuk mendapat penanganan segera.
"Pertama kali kita periksa di RS Pasar Minggu, dirujuk ke RS Zahirah Jagakarsa. Di situ, kita dicaesar sekira pukul 10.00 WIB. Ternyata bayi kembar. Cuma satu ada kelainan makan dan minum, dan harus dioperasi," ujar Eliyas mulai bercerita saat ditemui di rumahnya, kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (18/2/2013).
Ditambahkan dia, dari RS Zahirah kemudian mereka ke RSCM. Setelah 15 menit menunggu di RSCM, ternyata rumah sakit itu penuh. Lalu, mereka ke RS Harapan Kita di Slipi. Namun mereka tetap ditolak dengan alasan tidak ada kamar kosong.
"Lalu kami ke RS Harapan Bunda di Pasar Rebo. Di sana, kami diminta DP. Minim punya uang Rp10 juta di RS Harapan Bunda, kalau operasi tidak dibilangin, tapi mau dirawat inap harus DP dulu," ungkapnya.
Karena tak memiliki uang, Eliyas kembali pulang. Lalu dia ke RS Asri di Duren Tiga. Di sana, mereka juga ditolak dengan alasan kamar penuh. Terus mereka ke RS Redipa, di sana kamar ada, tapi untuk ICU tidak ada. Mereka pun ke RS Budi Asih Cawang dan terakhir ke RS Pertamina.
"Kami sudah ke RS Fatmawati, Cipto, Harapan Kita, Budi Asih, dan RS Pertamina, semua enggak ada (kamar). Ya sudah kita nyerah dengan keluarga. Dera Nuranggraini lahir malam Senin, meninggal malam Minggu," terangnya.
(san)