90 persen air di Jakarta tercemar E-coli

Jum'at, 30 Desember 2011 - 14:17 WIB
90 persen air di Jakarta tercemar E-coli
90 persen air di Jakarta tercemar E-coli
A A A
Sindonews.com - Wahana lingkungan hidup Indonesia (Walhi) menyatakan, 90 persen lebih air di Jakarta tercemar bakteri Escherichia coli atau biasa disebut E-coli. Bakteri yang biasa ditemukan dalam usus besar manusia ini, bisa mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia, seperti diare berdarah.

Direktur Eksekutif Walhi Berry Nahdian Forqan mengatakan, bakteri E-coli tercemar melalui sampah yang menumpuk, sempitnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan semrawutnya tata kota.

"Persoalan sampah di Jakarta masih menjadi masalah besar. Selain menyebabkan banjir, sampah di Jakarta juga mencemarkan air. Hampir 90 persen lebih air di kota sudah tercemar E-coli," ujarnya di Kantor Walhi, Jalan Tegal Parang Utara, Jakarta, Jumat (30/12/2011).

Selain air, udara di Jakarta juga sudah tercemar tidak bersih dan tercemar oleh banyaknya kendaraan bermotor. Sektor transportasi menyumbang 70 persen dari total emisi pencemaran oksida mitrogen (NOx). Sektor industri menyumbang 70 persen dari total emisi pencemaran sulfur dioksida (SO2).

"Atas dasar pembangunan ekonomi, persoalan lingkungan kurang diperhatikan yang menyebabkan semakin buruknya Kota Jakarta. Isu ekonomi mengalah isu-isu sosial dan lingkungan," tambahnya.

Salah satu solusi untuk menyelamatkan Jakarta, menurut Berry, adalah dengan menghentikan aktivitas yang menyebabkan kerusakan. Seperti alih fungsi ruang terbuka hijau menjadi pembangunan, reklamasi pantai dan pembangunan jalan.

"30 persen dari luas wilayah pembangunan harus ada RTH dan sampai saat ini belum dilaksanakan oleh pemerintah," tambahnya.

Walhi, bersama masyarakat akan terus melakukan pendampingan kepada masyarakat dan memberikan solusi untuk diterapkan oleh pemerintah dengan cara terus melakukan kampanye lingkungan. "Pengelolaan lingkungan harus sesuai dengan amanat undang-undang," imbuhnya.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo sebelumnya mengatakan, polusi udara di DKI Jakarta merupakan pekerjaan berat pemerintah. Pasalnya, pertumbuhan kendaraan semakin tidak terbendung, terlebih setiap hari kendaran roda dua bisa mencapai 1.000 dan 400 ribu kendaraan roda empat.

Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah dalam menekan polusi udara adalah dengan menerapkan mass rapid transit (MRT) pada 2016, sebagai moda transportasi massal.

"Mudah-mudahan dengan adanya MRT pada 2016, polusi udara semakin bisa ditekan. Sebab para pengendara pribadi diharapkan akan beralih pada kendaraan umum. Artinya, jumlah kendaraan dapat ditekan," terangnya. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7470 seconds (0.1#10.140)