Peneliti UI Kembangkan Propolis Indonesia Sebagai Alternatif Pengobatan Corona

Kamis, 05 Maret 2020 - 16:03 WIB
Peneliti UI Kembangkan...
Peneliti UI Kembangkan Propolis Indonesia Sebagai Alternatif Pengobatan Corona
A A A
DEPOK - Ada kabar gembira yang berasal dari peneliti Universitas Indonesia (UI) untuk alternatif pengobatan terinfeksi virus Corona (Covid-19). Salah satu peneliti Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) bernama Muhamad Sahlan mengembangkan senyawa propolis asli Indonesia yang dihasilkan lebah Tetragonula Biroi Aff.

Hasil temuannya ini bisa dijadikan alternatif pengobatan dan pencegahan penyebaran Corona. Propolis tersebut terbukti memiliki komponen penghambat alami untuk menghasilkan obat dengan efek negatif minimal baik terhadap tubuh manusia maupun sumber daya alam yang tersedia.

Sahlan menuturkan komposisi propolis tidak selalu sama di seluruh dunia. Pada penelitian ini senyawa propolis berasal dari lebah Tetragonula Biroi Aff. Perlu dipahami bahwa propolis memiliki karakteristik berbeda tergantung sumber tanaman dan lokasinya.

“Perbedaan sumber tanaman, lokasi, dan proses penelitiannya akan membedakan pula senyawa-senyawa propolis yang dihasilkan,” ujar Sahlan dalam keterangan resmi dari pihak UI, Rabu (4/3/2020). (Baca juga: Daya Tahan Kuat Cegah Virus Corona, Minum Kunyit Campur Jahe)

Saat ini beberapa negara tengah mengembangkan obat dan vaksin Covid-19. Salah satunya China yang mengembangkan obat berdasarkan penelitian yang dipublikasikan Prof Yang dari Shanghai Tech University pada Januari 2020.

Pada penelitiannya, Prof Yang berhasil memetakan struktur protein virus Corona dimana ditemukan virus Corona penyebab Covid-19 harus menempel pada sel hidup (dalam hal ini paru-paru manusia) sebelum menyuntikkan struktur genetiknya pada sel hidup tersebut untuk berkembang biak.

Menurut Sahlan, memutus aktivitas ini perlu dikembangkan senyawa kimia penghambat bernama N3 sebagai alternatif obat Covid-19. “Menariknya, propolis yang saya teliti ini memiliki sifat menghambat proses menempelnya virus terhadap sel manusia yang mirip senyawa N3. Dengan menggunakan struktur model Covid-19, senyawa-senyawa propolis diujikan untuk melihat apakah dapat membentuk ikatan pada virus Covid-19 bila dibandingkan ikatan senyawa N3,” jelasnya.

Sahlan sudah sembilan tahun meneliti propolis. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa tiga dari sembilan senyawa di propolis asli Indonesia memiliki kekuatan menempel yang cukup baik pada virus Covid-19. Bila senyawa N3 memiliki nilai -8, senyawa Sulawesins a memiliki nilai -7.9, Sulawesins b (-7.6), serta deoxypodophyllotoxin (-7.5).

“Jadi, semakin negatif nilai yang dimiliki menunjukkan semakin besar kemampuan senyawa menempel pada virus Covid-19. Hal ini membuat virus tidak dapat menempel pada sel hidup manusia untuk berkembang biak,” ujarnya.

Hasil penelitiannya belum masuk tahapan klinis karena Indonesia baru mengumumkan pasien positif Corona pada Senin (2/3) lalu. Namun, hasil penelitian ini sangat menjanjikan untuk dikembangkan menjadi alternatif obat dari Indonesia untuk menyembuhkan maupun mengurangi perkembangan virus Corona tidak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara lain di dunia.

Saat ini penelitiannya sedang pada tahap mengenali senyawa-senyawa yang potensial untuk dikembangkan sebagai obat Covid-19. “Tahapan selanjutnya adalah pengoptimasian senyawa-senyawa tersebut sebelum diuji klinis dan pengembangan obat,” kata Kepala Humas dan KIP UI Amelita Lusi.
(jon)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7674 seconds (0.1#10.140)