Rumah Roboh Diterjang Banjir, Warga Cipinang Melayu Menanti Bantuan
A
A
A
JAKARTA - Warga korban banjir di RW 03, Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, berharap pemerintah dapat segera memperbaiki rumah mereka yang roboh diterjang bencana banjir pada awal 2020 lalu. Sebanyak 4 rumah warga di wilayah itu mengalami kerusakan parah sehingga tak dapat ditempati pemilik rumah.
Ketua RW 03, Kelurahan Cipinang Melayu, Muchtar Usman, mengatakan, setelah banjir surut banyak warga yang mengalami kerugian, mulai dari harta benda yang tak bisa diselamatkan hingga ada rumah warga yang roboh akibat diterjang banjir pada awal 2020 lalu. "Rumah warga yang ambruk ada 4 rumah," kata Muchtar saat ditemui di Kantor RW 03, Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Jumat (7/2/2020).
Menurut dia, hingga saat ini belum ada bantuan datang kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan parah. Dia berharap agar pemerintah membantu warganya yang kehilangan tempat tinggal. Terlebih rumah warga yang roboh ditempati oleh seorang nenek tua bernama Ishayati (66).
"Laporan sudah kami masukan ke kelurahan. Kalau enggak salah seminggu dua minggu setelah surut," kata Muchtar. (Baca juga: Banjir di Cipinang Melayu, Satu Warga Lansia Meninggal Dunia)
Dia menjelaskan, nenek Ishayati yang kehilangan tempat tinggal saat ini harus menyewa kontrakan di wilayah sekitar. Warga setempat pun tak bisa membantu lantaran sama-sama terkena musibah banjir.
"Ibu Ishayati tinggal bersama tiga anak dan cucunya, namun kondisi keuangan mereka juga berlatar belakang dari keluarga pas-pasan jadi sampai saat ini rumahnya belum dibangun lagi," ucap Muchtar.
Sementara Ishayati menuturkan, saat ini rumahnya sama sekali tak bisa ditempati, lantaran atap dan tembok rusak akibat diterjang banjir. "Saya sangat tidak menyangka banjirnya seperti begitu besarnya sampai rumah saya hancur, roboh seperti itu," kata Ishayati saat ditemui di rumah kontrakannya.
Dia menceritakan, selain rumah yang hancur pascabanjir, dirinya juga harus rela kehilangan harta benda akibat peristiwa tersebut. "Barang-barang semuanya habis tak tersisa, televisi, handphone, laptop, semua barang hilang. Sisa panci doang itu lima sama kompor," ujar Ishayati. (Baca juga: Terendam Banjir, warga Cipinang Melayu Keluhkan Pembangunan Tol Becakayu )
Saat ini dia dan keluarga tengah menanti uluran tangan dari para dermawan yang ingin membantu. Ishayati yang sudah lanjut usia tidak bisa mendapatkan uang untuk memperbaiki rumahnya. Kendati ada anak dan menantu, kondisi ekonomi keluarga hanya mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Uang darimana saya perbaiki rumah itu. Ini saja ngontrak dapat bantuan dari kantor anak saya untuk (bayar) dua bulan. Saya berharap bangat bantuan siapapun, termasuk pemerintah. Waktu itu kelurahan cuman mendata rumah saya," ucap Ishayati.
Ketua RW 03, Kelurahan Cipinang Melayu, Muchtar Usman, mengatakan, setelah banjir surut banyak warga yang mengalami kerugian, mulai dari harta benda yang tak bisa diselamatkan hingga ada rumah warga yang roboh akibat diterjang banjir pada awal 2020 lalu. "Rumah warga yang ambruk ada 4 rumah," kata Muchtar saat ditemui di Kantor RW 03, Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Jumat (7/2/2020).
Menurut dia, hingga saat ini belum ada bantuan datang kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan parah. Dia berharap agar pemerintah membantu warganya yang kehilangan tempat tinggal. Terlebih rumah warga yang roboh ditempati oleh seorang nenek tua bernama Ishayati (66).
"Laporan sudah kami masukan ke kelurahan. Kalau enggak salah seminggu dua minggu setelah surut," kata Muchtar. (Baca juga: Banjir di Cipinang Melayu, Satu Warga Lansia Meninggal Dunia)
Dia menjelaskan, nenek Ishayati yang kehilangan tempat tinggal saat ini harus menyewa kontrakan di wilayah sekitar. Warga setempat pun tak bisa membantu lantaran sama-sama terkena musibah banjir.
"Ibu Ishayati tinggal bersama tiga anak dan cucunya, namun kondisi keuangan mereka juga berlatar belakang dari keluarga pas-pasan jadi sampai saat ini rumahnya belum dibangun lagi," ucap Muchtar.
Sementara Ishayati menuturkan, saat ini rumahnya sama sekali tak bisa ditempati, lantaran atap dan tembok rusak akibat diterjang banjir. "Saya sangat tidak menyangka banjirnya seperti begitu besarnya sampai rumah saya hancur, roboh seperti itu," kata Ishayati saat ditemui di rumah kontrakannya.
Dia menceritakan, selain rumah yang hancur pascabanjir, dirinya juga harus rela kehilangan harta benda akibat peristiwa tersebut. "Barang-barang semuanya habis tak tersisa, televisi, handphone, laptop, semua barang hilang. Sisa panci doang itu lima sama kompor," ujar Ishayati. (Baca juga: Terendam Banjir, warga Cipinang Melayu Keluhkan Pembangunan Tol Becakayu )
Saat ini dia dan keluarga tengah menanti uluran tangan dari para dermawan yang ingin membantu. Ishayati yang sudah lanjut usia tidak bisa mendapatkan uang untuk memperbaiki rumahnya. Kendati ada anak dan menantu, kondisi ekonomi keluarga hanya mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Uang darimana saya perbaiki rumah itu. Ini saja ngontrak dapat bantuan dari kantor anak saya untuk (bayar) dua bulan. Saya berharap bangat bantuan siapapun, termasuk pemerintah. Waktu itu kelurahan cuman mendata rumah saya," ucap Ishayati.
(thm)