Banjir Bandang di Mutiara Pluit Tangerang Akibat 4 Tanggul Jebol
A
A
A
TANGERANG - Banjir bandang setinggi atap yang terjadi di kawasan Mutiara Periuk, Kota Tangerang, ternyata disebabkan jebolnya empat tanggul di kawasan perumahan itu.
Seperti diutarakan Ahmad, warga lingkungan RW 08, Periuk Damai. Menurutnya, tanggul yang jebol bukan satu, tetapi empat. Tanggul itu, bukan hanya yang lama dan ada yang terbuat dari tanah, tetapi juga bangunan baru. ”Pertama di belakang pasar Periuk Damai, di dekat pompa air, dan di lingkungan RW011. Terakhir di dekat Situ Bulakan, di Blok I juga jebol," katanya, di lokasi banjir, Rabu malam.
Akibat jebolnya tanggul secara bersamaan itu, warga di lingkungan RW011, RW08, dan RW09 terkena banjir bandang. Padahal, sebelum tanggul jebol pada Senin sore, tidak ada banjir diketiga lingkungan RW tersebut. "Tanggul yang jebol ada yang lama dan baru, yang baru itu yang di belakang pasar kaget. Yang banjir Mutiara Pluit RW11 Blok D, Periuk Damai RW08, dan RW09 Blok F," ungkapnya.
Menurutnya, pemerintah daerah kecolongan dalam penanganan antisipasi banjir saat kemarau lalu. Sehingga, persoalan pokok dan sangat penting seperti tanggul luput. Utamanya, di daerah-daerah pemukiman rawan banjir.
"Kalau daerah lain 2 hari surut, di sini banjir bisa seminggu sampai setengah bulan. Karena tergantung Kali Total, kalau dia surut, air Situ Bulakan dibuang ke Kali Total. Baru tanggul yang jebol diperbaiki," sambungnya.
Pola penanganan banjir di kawasan Mutiara Pluit juga hanya mengandalkan pompa air. Di wilayah yang banjirnya paling parah, seperti Periuk Damai dan Blok D, pompa jadi penting. "Jadi, air dari Periuk Damai dan Blok D biasa dipompa. Airnya dibuang ke danau yang ada di belakang kawasan perumahan yang muaranya ada di Situ Bulakan. Makanya, di sini sangat bergantung pompa," katanya
Seperti diutarakan Ahmad, warga lingkungan RW 08, Periuk Damai. Menurutnya, tanggul yang jebol bukan satu, tetapi empat. Tanggul itu, bukan hanya yang lama dan ada yang terbuat dari tanah, tetapi juga bangunan baru. ”Pertama di belakang pasar Periuk Damai, di dekat pompa air, dan di lingkungan RW011. Terakhir di dekat Situ Bulakan, di Blok I juga jebol," katanya, di lokasi banjir, Rabu malam.
Akibat jebolnya tanggul secara bersamaan itu, warga di lingkungan RW011, RW08, dan RW09 terkena banjir bandang. Padahal, sebelum tanggul jebol pada Senin sore, tidak ada banjir diketiga lingkungan RW tersebut. "Tanggul yang jebol ada yang lama dan baru, yang baru itu yang di belakang pasar kaget. Yang banjir Mutiara Pluit RW11 Blok D, Periuk Damai RW08, dan RW09 Blok F," ungkapnya.
Menurutnya, pemerintah daerah kecolongan dalam penanganan antisipasi banjir saat kemarau lalu. Sehingga, persoalan pokok dan sangat penting seperti tanggul luput. Utamanya, di daerah-daerah pemukiman rawan banjir.
"Kalau daerah lain 2 hari surut, di sini banjir bisa seminggu sampai setengah bulan. Karena tergantung Kali Total, kalau dia surut, air Situ Bulakan dibuang ke Kali Total. Baru tanggul yang jebol diperbaiki," sambungnya.
Pola penanganan banjir di kawasan Mutiara Pluit juga hanya mengandalkan pompa air. Di wilayah yang banjirnya paling parah, seperti Periuk Damai dan Blok D, pompa jadi penting. "Jadi, air dari Periuk Damai dan Blok D biasa dipompa. Airnya dibuang ke danau yang ada di belakang kawasan perumahan yang muaranya ada di Situ Bulakan. Makanya, di sini sangat bergantung pompa," katanya
(cip)