2 Desa Masih Terisolir, Tanggap Darurat Bencana di Bogor Diperpanjang

Senin, 13 Januari 2020 - 15:27 WIB
2 Desa Masih Terisolir,...
2 Desa Masih Terisolir, Tanggap Darurat Bencana di Bogor Diperpanjang
A A A
Masa tanggap darurat bencana di Kabupaten Bogor kembali diperpanjang. Perpanjangan tanggap darurat bencana itu karena dua desa terdampak longsor yakni Desa Cileuksa dan Cisarua, Sukajaya, Kabupaten Bogor masih terisolir alias belum terbuka akses jalannya.

Bupati Bogor Ade Yasin mengungkapkan, penetapan masa perpanjangan tanggap darurat bencana itu diputuskan setelah pihaknya melakukan rapat evaluasi dan pengecekan terkait penanganan bencana di wilayah Kabupaten Bogor bagian Barat.

"Iya jadi begini, hari ini kami memutuskan memperpanjang masa tanggap darurat bencana alam banjir bandang dan longsor, untuk masa yang cukup lama. Saya kira itu tergantung hasil pendataan tim tanggap bencana di lapangan atau lokasi bencana alam," tuturnya di Bogor, Senin (13/1/2020).

Dia menjelaskan, selain karena masih ada dua desa yang terisolir, perpanjangan masa tanggap darurat bencana ini juga agar bantuan pinjaman alat berat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) dan lainnya tidak ditarik dari Kecamatan Sukajaya atau wilayah terdampak bencana alam lainnya.

"Sebab masih banyak akses jalan menuju desa-desa, khususnya yang terisolir membutuhkan alat berat ini. Selain dari Kemen PUPR, juga alat berat dari pihak lainnya sangat kita perlukan untuk membuka akses insfrastruktur jalan yang tertimbun atau tertimpa longsor hingga dua desa masih terisolir, dua hari lagi kami akan memutuskan berapa lama masa tanggap darurat bencana alam ini," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Komandan Korem 061/Surya Kencana Brigjen TNI Novi Helmy Prasetya menyebutkan, pembukaan akses insfrastruktur jalan dari Desa Pasir Madang ke Desa Cileuksa tersisa hingga 3 km lagi.

"Dari Desa Pasir Madang menuju Desa Cileuksa itu masih ada 10 titik jalan yang tertimbun longsor, kemarin saya ke sana jalan kaki baru sampai ke lokasi empat hingga lima jam kemudian," paparnya.

Sedangkan akses menuju Desa Cisarua, dia menambahkan, jalan menuju desa tersebut masih belum bisa diakses kendaraan non-offroad.

"Kendaraan offroad saja sulit menuju ke sana, apalagi kendaraan biasa. Dengan perpanjangan masa tanggap darurat bencana maka kami harap akses menuju desa yang terisolir bisa kembali dilalui hingga masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa dan bantuan logistik maupun medis lebih mudah disalurkan kepada para korban bencana alam longsor dan banjir bandang," tambahnya.

Terkait pencarian Amri (60), Saroh (26) dan Cici (10), tiga korban hilang akibat tertimbun longsor di Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya, Sukajaya, Kabupaten Bogor, akhirnya dihentikan, terhitung hari ini atau Senin (13/1).

Brigjen Novi menjelaskan, keputusan untuk menghentikan pencarian sudah disepakati pihak keluarga. "Kita sudah berupaya. Tapi, sampai kemarin (Minggu), tidak ketemu dan kita nyatakan sebagai korban meninggal," kata Brigjen Novi.

Pencarian sesi pertama dilakukan selama 7 hari sejak Kamis (2/1). Karena masih nihil, kemudian pencarian diperpanjang 3 hari, hingga Sabtu (11/01). Sempat direncanakan diperpanjang kembali hingga Selasa (14/01), kemudian diputuskan untuk dihentikan setelah Minggu (12/01) sore.

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung, Jawa Barat Rudi mengungkapkan, pencarian sudah tidak efektif sehingga harus dihentikan.

"Iya tidak jadi sampai Selasa. Kita sudah sepakati bahwa pencarian dihentikan terhitung setelah pencarian hari Minggu kemarin selesai," ujarnya.

Kondisi timbunan longsor yang cukup tebal, menyulitkan Tim SAR gabungan dalam mengevakuasi Amri, Saroh dan Cici. Ketebalan, kata Rudi berkisar dari 2-7 meter.

"Ditambah alat berat yang sempat direncakan untuk masuk pun akhirnya diurungkan karena sulitnya untuk masuk ke lokasi longsor dan mencari korban," katanya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1237 seconds (0.1#10.140)