DKI Jakarta Sudah Antisipasi Kondisi Cuaca Buruk
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merespons mengenai informasi pada 12 Januari 2020 yang diprediksi terjadi cuaca buruk.
Menurut Anies, pemerintah daerah telah mengantisipasi naiknya permukaan air laut di pesisir Utara Jakarta sejak Kamis pagi (9/1/2020). Dalam hal ini, Pemprov telah mengerahkan pompa-pompa bergerak atau mobile farm untuk selalu siaga di kawasan Utara Jakarta. (Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem)
“Sejauh ini tidak ada hal yang menghambat ikan tapi kita standby,” ujar Anies di Jakarta, Jumat (10/1/2020).
Dia pun sudah mengerahkan para petugas untuk melakukan pengecekan secara reguler di pintu air utama dengan kampung-kampung di Kawasan Utara Jakarta yang memiliki potensi mengalami banjir. (Baca juga: Banjir Rob Genangi Pesisir Jakarta, Anies: Tidak Ada Hal Mengkhawatirkan)
"Yang terkait dengan utara yang terkait dengan hujan kita memantau terus pergerakan air di pintu air utama, seperti di sisi hulu ada Katulampa lalu di tengah ada Depok sepanjang hari kemarin dan capek tadi malam itu posisinya normal atau siaga 4. ada pergerakan naik turun sedikit tapi tidak ada yang signifikan. Di Manggarai kemarin sempat ada mereka sampai 700 tapi 700 itu masih di dalam status normal siaga 4 jadi kita monitor," jelasnya.
Selanjutnya, Anies juga memerintahkan petugas-petugas di jajaran Pemprov khususnya di level kelurahan untuk menyiapkan posko di setiap kantor lurah. Disamping itu, dilakukan pemantauan secara dini bila ada peningkatan permukaan atau peningkatan genangan di tempat yang mengalami hujan secara intensif.
Sementara, petugas di daerah aliran sungai dapat merespon posko-posko untuk merespons cepat apabila pintu-pintu air menunjukkan tanda-tanda kenaikan permukaan air sehingga warga di kampung-kampung sekitar daerah aliran sungai bisa disiagakan.
"Karena kenaikan permukaan air itu tidak melihat jam, 3 menit, waktu pengalaman kemarin terjadi kenaikan permukaan air itu dini hari jam 2 pagi jam 4 pagi," tuturnya.
Sebab, berdasarkan pengalaman, para tokoh masyarakat seperi RT dan RW meskipun telah menginformasikan kepada warganya. Namun banyak yang menginformasikan melalui pesan singkat dan telepon, sedangkan saat itu para warganya sedang tidur.
"Kemudian begitu juga dengan kelurahan karena itu itulah kenapa diinstruksikan untuk turun langsung ke lapangan door to door tujuannya karena kalau kejadiannya di malam hari, apa lagi di hari masyarakat tidak mengecek telepon, jadi kalau pemberitahuan melalui telepon gaya efektif. itu sebabnya kita akan lakukan di tempat yang punya risiko dengan memberikan door to door," jelasnya.
Menurut Anies, pemerintah daerah telah mengantisipasi naiknya permukaan air laut di pesisir Utara Jakarta sejak Kamis pagi (9/1/2020). Dalam hal ini, Pemprov telah mengerahkan pompa-pompa bergerak atau mobile farm untuk selalu siaga di kawasan Utara Jakarta. (Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem)
“Sejauh ini tidak ada hal yang menghambat ikan tapi kita standby,” ujar Anies di Jakarta, Jumat (10/1/2020).
Dia pun sudah mengerahkan para petugas untuk melakukan pengecekan secara reguler di pintu air utama dengan kampung-kampung di Kawasan Utara Jakarta yang memiliki potensi mengalami banjir. (Baca juga: Banjir Rob Genangi Pesisir Jakarta, Anies: Tidak Ada Hal Mengkhawatirkan)
"Yang terkait dengan utara yang terkait dengan hujan kita memantau terus pergerakan air di pintu air utama, seperti di sisi hulu ada Katulampa lalu di tengah ada Depok sepanjang hari kemarin dan capek tadi malam itu posisinya normal atau siaga 4. ada pergerakan naik turun sedikit tapi tidak ada yang signifikan. Di Manggarai kemarin sempat ada mereka sampai 700 tapi 700 itu masih di dalam status normal siaga 4 jadi kita monitor," jelasnya.
Selanjutnya, Anies juga memerintahkan petugas-petugas di jajaran Pemprov khususnya di level kelurahan untuk menyiapkan posko di setiap kantor lurah. Disamping itu, dilakukan pemantauan secara dini bila ada peningkatan permukaan atau peningkatan genangan di tempat yang mengalami hujan secara intensif.
Sementara, petugas di daerah aliran sungai dapat merespon posko-posko untuk merespons cepat apabila pintu-pintu air menunjukkan tanda-tanda kenaikan permukaan air sehingga warga di kampung-kampung sekitar daerah aliran sungai bisa disiagakan.
"Karena kenaikan permukaan air itu tidak melihat jam, 3 menit, waktu pengalaman kemarin terjadi kenaikan permukaan air itu dini hari jam 2 pagi jam 4 pagi," tuturnya.
Sebab, berdasarkan pengalaman, para tokoh masyarakat seperi RT dan RW meskipun telah menginformasikan kepada warganya. Namun banyak yang menginformasikan melalui pesan singkat dan telepon, sedangkan saat itu para warganya sedang tidur.
"Kemudian begitu juga dengan kelurahan karena itu itulah kenapa diinstruksikan untuk turun langsung ke lapangan door to door tujuannya karena kalau kejadiannya di malam hari, apa lagi di hari masyarakat tidak mengecek telepon, jadi kalau pemberitahuan melalui telepon gaya efektif. itu sebabnya kita akan lakukan di tempat yang punya risiko dengan memberikan door to door," jelasnya.
(shf)