Kerugian Material Banjir di Tangsel Capai Rp28 Miliar
A
A
A
TANGERANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat, total kerugian material warga akibat banjir yang terjadi diawal 2020 hingga puluhan miliar. Jumlah ini, masih ditambah dengan kerugian jiwa sebanyak 4 orang.
Banjir besar yang melanda Tangsel, tersebar di 119 titik, dengan jumlah warga yang terdampak langsung hingga 18 ribu jiwa, tersebar di 7 kecamatan.
Hal ini diungkapkan Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie. Dijelaskan pria yang biasa disapa Ben ini, data itu berasal dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangsel di lapangan.
"Dari total 18 ribu jiwa itu, para korban yang terbanyak berada di Kecamatan Pondok Aren, Setu, Pamulang, Serpong Utara, Ciputat, Serpong, dan Ciputat Timur," kata Ben kepada SINDOnews, Senin (6/1/2020).
Benyamin pun mengucapkan duka mendalam terhadap keluarga korban yang tewas akibat bencana banjir ini. Termasuk juga warga yang mengalami kerugian langsung karena banjir.
"Untuk total bangunan masyarakat, bangunan rumah warga, jalan, tanggul yang jebol, taman, maupun bangunan milik pemerintah, total kerugiannya mencapai Rp28 miliar. Jumlah ini yang dilaporkan BPBD," paparnya.
Dilanjutkan Ben, dalam banjir ini sebanyak 2.500 warga mengungsi dari rumahnya. Pada hari ketiga, saat air sudah mulai surut, mereka pun mulai membereskan rumahnya.
"Kita juga menetapkan waktu tanggap darurat selama 14 hari, dari mulai banjir naik ke pemukiman warga. Masa tanggap darurat ini hingga tangfal 14 Januari 2020. Semoga warga diberikan kesabaran," jelas Benyamin.
Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Sosial Kota Tangsel Wahyu Noto Lukman mengaku, pihaknya akan memberikan bantuan ke warga yang menjadi korban banjir di Tangsel.
"Ya, tetapi kami belum bisa memastikan nilai bantuan yang akan digelontorkan, karena masih menunggu adanya bantuan dari provinsi maupun pemerintah pusat. Kami juga masih mendata prioritasnya," paparnya.
Dalam menentukan skala prioritas itu, pihak kota tidak akan main-main. Perlu adanya kajian terlebih dahulu. Rincian kerugiannya apa saja, baru diputuskan jenis bantuannya.
"Nanti kita lihat prioritasnya itu apa. Rumah warga, nanti kita cek lebih seperti apa, jalan, infrastruktur segala macam. Rincian dari kerugian ini apa saja, kami akan berusaha sekuat mungkin membantu warga," jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan pantuan di lokasi banjir hari ini, banjir sudah surut dan warga sudah kembali masuk ke dalam rumah melakukan aktivitas harian seperti sediakala.
Banjir besar yang melanda Tangsel, tersebar di 119 titik, dengan jumlah warga yang terdampak langsung hingga 18 ribu jiwa, tersebar di 7 kecamatan.
Hal ini diungkapkan Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie. Dijelaskan pria yang biasa disapa Ben ini, data itu berasal dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangsel di lapangan.
"Dari total 18 ribu jiwa itu, para korban yang terbanyak berada di Kecamatan Pondok Aren, Setu, Pamulang, Serpong Utara, Ciputat, Serpong, dan Ciputat Timur," kata Ben kepada SINDOnews, Senin (6/1/2020).
Benyamin pun mengucapkan duka mendalam terhadap keluarga korban yang tewas akibat bencana banjir ini. Termasuk juga warga yang mengalami kerugian langsung karena banjir.
"Untuk total bangunan masyarakat, bangunan rumah warga, jalan, tanggul yang jebol, taman, maupun bangunan milik pemerintah, total kerugiannya mencapai Rp28 miliar. Jumlah ini yang dilaporkan BPBD," paparnya.
Dilanjutkan Ben, dalam banjir ini sebanyak 2.500 warga mengungsi dari rumahnya. Pada hari ketiga, saat air sudah mulai surut, mereka pun mulai membereskan rumahnya.
"Kita juga menetapkan waktu tanggap darurat selama 14 hari, dari mulai banjir naik ke pemukiman warga. Masa tanggap darurat ini hingga tangfal 14 Januari 2020. Semoga warga diberikan kesabaran," jelas Benyamin.
Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Sosial Kota Tangsel Wahyu Noto Lukman mengaku, pihaknya akan memberikan bantuan ke warga yang menjadi korban banjir di Tangsel.
"Ya, tetapi kami belum bisa memastikan nilai bantuan yang akan digelontorkan, karena masih menunggu adanya bantuan dari provinsi maupun pemerintah pusat. Kami juga masih mendata prioritasnya," paparnya.
Dalam menentukan skala prioritas itu, pihak kota tidak akan main-main. Perlu adanya kajian terlebih dahulu. Rincian kerugiannya apa saja, baru diputuskan jenis bantuannya.
"Nanti kita lihat prioritasnya itu apa. Rumah warga, nanti kita cek lebih seperti apa, jalan, infrastruktur segala macam. Rincian dari kerugian ini apa saja, kami akan berusaha sekuat mungkin membantu warga," jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan pantuan di lokasi banjir hari ini, banjir sudah surut dan warga sudah kembali masuk ke dalam rumah melakukan aktivitas harian seperti sediakala.
(mhd)