Usung Trisula Baru, Muhammadiyah Bantu Korban Banjir di Jabodetabek

Jum'at, 03 Januari 2020 - 11:25 WIB
Usung Trisula Baru, Muhammadiyah Bantu Korban Banjir di Jabodetabek
Usung Trisula Baru, Muhammadiyah Bantu Korban Banjir di Jabodetabek
A A A
JAKARTA - Merespons bencana banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Muhammadiyah mengerahkan bantuan untuk para korban sesuai kebutuhan di lapangan. Pos induk tanggap darurat berada di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya No 62, Jakarta Pusat.

Deklarator Jaringan Intelektual Berkemajuan (JIB), David Krisna Alka, mengatakan, melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Persyarikatan Muhammadiyah mengerahkan kekuatan bantuan kemanusiaannya untuk membantu korban banjir di Jabodetabek.

“Penanganan korban dan bantuan kemanusiaan banjir di Jabodetabek dan korban bencana yang melanda di sejumlah daerah Indonesia, respons terbesar dan tercepat yang terorganisir selain dari institusi negara adalah Muhammadiyah. Muhamamdiyah merupakan gerakan sosial-kemanusiaan terbesar di Indonesia” kata David Krisna Alka yang juga Wasekjen Pimpinan Pusat Pemuda Muhamadiyah, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/1/2019).

Dulu ada Trisula Muhammadiyah yang sudah umum dikenal masyarakat, yaitu pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial. Tapi kini, jelas David, Muhammadiyah juga punya Trisula baru, yakni pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana, dan gerakan zakat.

Menurut David, trisula baru itu sudah bergerak terlembaga dalam bentuk MDMC, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), dan Lazismu. Ketiganya itu adalah gerakan kemanusiaan yang tersistem dan terorganisir rapi dan bergerak secara nyata untuk membantu masyarakat Indonesia.

“Selain membantu penanggulangan bencana di Indonesia, MDMC Muhammadiyah juga sudah bergerak membantu korban bencana di beberapa negara. Bahkan, trisula baru Muhammadiyah ini, juga sudah mendapat penghargaan dari organisasi dunia, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Sedari dulu hingga kini, sebelum dan sesudah Indonesia merdeka, peran Muhammadiyah sejati-jatinya gerakan perbuatan yang tampak dalam kenyataan, bukan sekadar banyaknya kuantitas anggota saja. Pemerintah harus paham itu” pungkas David Krisna Alka yang juga Peneliti MAARIF Institute for Culture and Humanity ini.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9554 seconds (0.1#10.140)