Pengendara Harus Patuhi Batas Kecepatan di Tol Layang Cikampek

Jum'at, 20 Desember 2019 - 07:01 WIB
Pengendara Harus Patuhi Batas Kecepatan di Tol Layang Cikampek
Pengendara Harus Patuhi Batas Kecepatan di Tol Layang Cikampek
A A A
JAKARTA - Tol layang Jakarta–Cikampek mulai hari ini diprediksi padat dan menjadi favorit para pengendara yang akan menikmati masa liburan sekolah, Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pengendara umumnya akan menjajal karena penasaran sensasi berkendara di atas tol layang sepanjang 36,4 kilometer yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (12/12). Alasan lain memilih tol layang ini karena biasanya pengendara kerap terjebak kemacetan berjam-jam di tol Jakarta–Cikampek jalur biasa. PT Jasa Marga mencatat ada 38 kendaraan yang mengalami gangguan seperti pecah ban, overheat, dan mati mesin saat melintas tol ini pada tiga hari pertama pengoperasian.

Dari pengamatan kemarin, pengguna jalan tol layang ini terus meningkat sejak dioperasikan pada Minggu (15/12) lalu. Dari Simpang Cikunir, lalu lintas terpantau sangat lancar. Namun, pengendara yang akan melintas hari ini diimbau selalu waspada dan menaati batas kecepatan. Sesuai imbauan kepolisian dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), kecepatan di tol layang ini dibatasi maksimal 80 km/jam.

Namun dari pantauan langsung KORAN SINDO, kemarin, banyak pengendara yang nekat melanggar batas ini. Lantaran lengang, sejumlah kendaraan melaju hingga 100 km/jam. Pelanggaran ini sangat membahayakan pengendara lain karena kontur tol layang yang bergelombang (bumpy) membuat perjalanan dengan kecepatan tinggi menjadi tidak nyaman.

Selain itu, banyaknya garis sambungan konstruksi (expansion joint) di hampir tiap 10 detik dan jalan meliuk-liuk membuat perjalanan tidak sepenuhnya mulus. Jika kendaraan dipacu dengan kecepatan tinggi maka rawan menimbulkan rasa mual atau pusing.

Hal lain yang perlu diwaspadai adalah lajur tol layang ini tidak terlalu lebar. Selain itu, bahu jalan yang tersedia sangat sempit sehingga tidak bisa seenaknya berhenti di tepi jalan. Untuk itu, pengendara yang akan melintasi jalan tol layang ini harus benar-benar memastikan kondisi mobilnya baik sehingga tidak berpotensi mogok.

Dari prediksi Kemenhub, hari ini dan Sabtu (21/12) besok adalah arus balik lalu lintas liburan Nataru. Menjelang puncak arus balik, kemarin, Jasa Marga terus menyempurnakan konstruksi jalan tol layang Jakarta–Cikampek. General Manager Traffic Jalan Tol Layang Jakarta–Cikampek Aprimon mengatakan, sejauh ini pihaknya tengah mengebut penyempurnaan atau perbaikan expansion joint jalan layang. ”Dari 20 expansion joint yang ada, mayoritas sudah kita sempurnakan hanya tinggal tersisa lima lagi, kita pastikan rampung saat Nataru,” katanya.

Saat ini sepanjang perjalanan, masih ada beberapa elemen yang masih dalam tahap penyempurnaan, termasuk kenyamanan jalan tol yang kerap terasa bergelombang. Apalagi, gelombang pada permukaan aspal jalan merupakan sambungan konstruksi jembatan layang yang terdapat setiap 180 meter.

Gelombang tersebut cukup mengganggu, apalagi ketika pengendara tidak mengontrol kecepatan kendaraan. Untuk itu, Kemenhub, kepolisian, dan Jasa Marga sepakat membatasi laju kendaraan di tol layang ini berkisar 60–80 km/jam. Hal itu dilakukan agar keselamatan pengendara bisa terjamin saat melintas ruas tol layang ini.

Kasubbag Humas Jasa Marga Jakarta–Cikampek (Japek) Hendra Damanik menambahkan, pihaknya mencatat ada 38 kendaraan mengalami gangguan saat melintasi jalan layang tersebut. Kebanyakan gangguan terbanyak terjadi pada awal pengoperasian perdana untuk umum pada Minggu (15/12). ”Total ada 38 gangguan dalam waktu tiga hari, terbanyak hari pertama pengoperasian yakni 20 gangguan,” katanya.

Hari pertama ada 20 gangguan di tol layang Japek, 10 gangguan karena mesin, overheat atau habis oli, 8 gangguan karena pecah ban atau kempes ban, serta 2 karena habis bahan bakar.Untuk itu, dia meminta masyarakat yang hendak menggunakan tol layang Japek agar menyiapkan kondisi kendaraan dengan baik. Terlebih mereka yang hendak berlibur ke daerah dengan melintasi jalan tol tersebut. ”Untuk bahan bakar harus diisi full ketika hendak naik ke tol layang, karena di atas tidak ada SPBU,” paparnya.

PT Jasa Marga memprediksi 911.000 unit kendaraan akan meninggalkan Jakarta saat puncak arus Nataru. Direktur Operasional PT Jasa Marga Subakti Syukur mengatakan, puncak mudik Natal diperkirakan terjadi Sabtu (21/12) malam, sedangkan puncak arus balik Tahun Baru pada 1-2 Januari 2020. "Pemudik diprediksi akan dominan menuju arah selatan melintasi tol Jakarta–Cikampek dan Purbaleunyi," kata Subakti seusai apel siaga di Kantor Jasa Marga Jakarta-Cikampek, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, kemarin.

Sementara itu, jajaran Polres Metro Jakarta Barat menyiapkan 1.403 personel untuk pengaman sejumlah gereja dan pusat perbelanjaan. Ribuan personel itu terdiri atas 1.203 anggota Polri dan 200 gabungan instansi terkait. "Perlu soliditas para pemangku kepentingan yang dilibatkan, serta demi menumbuhkan ketenangan dan rasa aman bagi masyarakat," Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi.

Untuk memberikan layanan nasabah selama libur Nataru, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk menyiapkan uang tunai Rp16,9 triliun per pekan. Jumlah tersebut naik 5% dibandingkan dengan realisasi tahun 2018.

Deputy General Manager Divisi Operasional BNI Feri Fariansis mengatakan kebutuhan uang tunai diperkirakan akan mencapai puncak pada pekan kedua, antara 26 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020 mencapai Rp17,6 triliun. “Dengan ketersediaan uang tunai tersebut, kami optimistis kebutuhan masyarakat atas uang tunai selama masa libur panjang nanti akan terpenuhi,” ujar Feri kemarin di Jakarta.
(Danang Arradian, Abdullah Surjaya/Hafid Fuad/Yan Yusuf)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9259 seconds (0.1#10.140)