Kolaborasi dengan Swasta, DKI Gelar Simaskota Selama 2 Hari
A
A
A
JAKARTA - Program Sanitasi Untuk Masyarakat Kota (Simaskota) DKI Jakarta digelar selama dua hari dari 17-18 Desember 2019 yaitu lokakarya. Pembelajaran yang dilaksanakan di ruang seribu wajah Balai Kota DKI Jakarta serta Media trip dengan mengundang media untuk berkunjung ke wilayah dampingan program yaitu ke Kelurahan Tebet Timur, Jakarta Selatan dan Pademangan Barat, Jakarta Utara.
Program ini adalah kolaborasi multi pihak yang diinisiasi oleh pihak swasta yaitu Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pemrov DKI Jakarta bekerja sama dengan Konsorsium SPEAK Indonesia dan Yayasan Pembangunan Citra Insan (YPCII) sebagai mitra kerja, dan didukung oleh USAID IUWASH PLUS. Kolaborasi ini diwujudkan untuk membantu percepatan progam sanitasi di Jakarta.
Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Pemukiman DKI, Suharti mengatakan, Jakarta berkomitmen untuk menyelesaikan berbagai pemasalahan kualitas sanitasi dengan melakukan berbagai macam kegiatan. DKI, kata dia, mengapresiasi program Simaskota sebagai salah satu bentuk nyata kolaborasi antara warga, NGO, private dan pemerintah dalam mengakselerasi pemenuhan sanitasi yang layak bagi warga Jakarta.
"Ditekankan pula, bahwa upaya ini akan mendapatkan hasil yang optimal manakala masyarakat juga menyadari pentingnya isu sanitasi yang layak mengingat dampaknya pada kesehatan individu maupun lingkungan yang cukup besar," katanya di Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja dan Kesehatan Olahraga (Kesjaor), Dinas Kesehatan DKI Jakarta Rismana Adji menyampaikan, startegi perubahan perilaku di masyarakat dengan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) saat ini gencar dilaksanakan dan perlu dukungan semua pihak. Sampai hari ini, sebanyak 25 atau 9 persen dari 267 Kelurahan di DKI Jakarta yang sudah mencapai 100 persen Stop BABS/ODF.
"Harapannya, di tahun 2022 seluruh kelurahan di DKI Jakarta sudah melaksanakan STBM sesuai target yang dicanangkan," katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Isnawa Adji mengatakan, penanganan sanitasi membutuhkan kolaborasi. Saat ini sekitar 5.000 RT dari 579 RW Jakarta Selatan, kisaran 10 persen-15 persen masih perlu penanganan sanitasi yang intensif dan inovatif.
"Pembangunan IPAL komunal melalui gerakan STBM ini diharapkan akan mampu memicu masyarakat dan mengundang keterlibatan berbagai pihak, terutama di lokasi-lokasi yang masih rentan terhadap masih perilaku buang air besar sembarangan tersebut," tuturnya.
Camat Pademangan Barat, Mumu Muhajid menekankan semua potensi, semua sumber daya juga harus dikerahkan. Seperti di Pademangan, pendekatan dimulai dari masyarakatnya dengan membangun awareness.
"Lalu mendorong Lurah-lurah, instansi sektoral seperti SDA, Binamarga, Puskesmas serta sektor sektor yang lain untuk terlibat dan berkolaborasi," ujarnya.
Lurah Tebet Timur Yunaenah mengatakan, program Simaskota bermanfaat membantu masyarakat mendapatkan akses sanitasi yang layak. "Serta menggerakkan warga melakukan perubahan melalui pendampingan yang diberikan," ujarnya.
Hal ini ditanggapi positif oleh APP Sinar Mas, Librian Anggraeni. Kata dia, sektor swasta sebenarnya juga banyak yang memiliki perhatian pada sektor air dan sanitasi, program ini juga merupakan wujud dukungan perusahaan terhadap UN SDGs sekaligus membantu program pemerintah.
"Dalam pelaksanaannya APP Sinar Mas berkolaborasi konsorsium SPEAK Indonesia dan YPCII, mendapat dukungan dari program dari USAID IUWASH Plus," katanya.
Program ini adalah kolaborasi multi pihak yang diinisiasi oleh pihak swasta yaitu Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pemrov DKI Jakarta bekerja sama dengan Konsorsium SPEAK Indonesia dan Yayasan Pembangunan Citra Insan (YPCII) sebagai mitra kerja, dan didukung oleh USAID IUWASH PLUS. Kolaborasi ini diwujudkan untuk membantu percepatan progam sanitasi di Jakarta.
Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Pemukiman DKI, Suharti mengatakan, Jakarta berkomitmen untuk menyelesaikan berbagai pemasalahan kualitas sanitasi dengan melakukan berbagai macam kegiatan. DKI, kata dia, mengapresiasi program Simaskota sebagai salah satu bentuk nyata kolaborasi antara warga, NGO, private dan pemerintah dalam mengakselerasi pemenuhan sanitasi yang layak bagi warga Jakarta.
"Ditekankan pula, bahwa upaya ini akan mendapatkan hasil yang optimal manakala masyarakat juga menyadari pentingnya isu sanitasi yang layak mengingat dampaknya pada kesehatan individu maupun lingkungan yang cukup besar," katanya di Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja dan Kesehatan Olahraga (Kesjaor), Dinas Kesehatan DKI Jakarta Rismana Adji menyampaikan, startegi perubahan perilaku di masyarakat dengan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) saat ini gencar dilaksanakan dan perlu dukungan semua pihak. Sampai hari ini, sebanyak 25 atau 9 persen dari 267 Kelurahan di DKI Jakarta yang sudah mencapai 100 persen Stop BABS/ODF.
"Harapannya, di tahun 2022 seluruh kelurahan di DKI Jakarta sudah melaksanakan STBM sesuai target yang dicanangkan," katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Isnawa Adji mengatakan, penanganan sanitasi membutuhkan kolaborasi. Saat ini sekitar 5.000 RT dari 579 RW Jakarta Selatan, kisaran 10 persen-15 persen masih perlu penanganan sanitasi yang intensif dan inovatif.
"Pembangunan IPAL komunal melalui gerakan STBM ini diharapkan akan mampu memicu masyarakat dan mengundang keterlibatan berbagai pihak, terutama di lokasi-lokasi yang masih rentan terhadap masih perilaku buang air besar sembarangan tersebut," tuturnya.
Camat Pademangan Barat, Mumu Muhajid menekankan semua potensi, semua sumber daya juga harus dikerahkan. Seperti di Pademangan, pendekatan dimulai dari masyarakatnya dengan membangun awareness.
"Lalu mendorong Lurah-lurah, instansi sektoral seperti SDA, Binamarga, Puskesmas serta sektor sektor yang lain untuk terlibat dan berkolaborasi," ujarnya.
Lurah Tebet Timur Yunaenah mengatakan, program Simaskota bermanfaat membantu masyarakat mendapatkan akses sanitasi yang layak. "Serta menggerakkan warga melakukan perubahan melalui pendampingan yang diberikan," ujarnya.
Hal ini ditanggapi positif oleh APP Sinar Mas, Librian Anggraeni. Kata dia, sektor swasta sebenarnya juga banyak yang memiliki perhatian pada sektor air dan sanitasi, program ini juga merupakan wujud dukungan perusahaan terhadap UN SDGs sekaligus membantu program pemerintah.
"Dalam pelaksanaannya APP Sinar Mas berkolaborasi konsorsium SPEAK Indonesia dan YPCII, mendapat dukungan dari program dari USAID IUWASH Plus," katanya.
(mhd)