Menteri PUPR Sebut Banyak Tantangan Saat Bangun Tol Layang Japek
A
A
A
JAKARTA - Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) sepanjang 36,4 Km merupakan jalan layang tol terpanjang di Indonesia. Sehingga dalam pembangunannya banyak dihadapi tantangan yang harus segera diselesaikan saat itu juga.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan, Jalan Tol Layang Jakarta–Cikampek (Japek) sepanjang 36,4 Km dibangun dengan banyak tantangan karena merupakan jalan tol layang terpanjang di Indonesia.
"Lalu lintas (traffic) padat 200 ribu per hari, sehingga membutuhkan kehati-hatian tinggi. Waktu pengerjaan (window times) nya hanya dari jam 10 malam-5 pagi. Sabtu-Minggu, hari raya libur," terangnya saat meninjau pembanunan tol Layang Japek, Selasa 10 Desember 2019 malam.
Ditambah lagi, kata Basuki, ada dua proyek lain secara bersamaan yakni kereta cepat dan LRT. "Jadi selama pembangunan ini membutuhkan banyak sekali koordinasi, hampir setiap minggu rapat," ujar Basuki. (Baca Juga: Besok Diresmikan, Menteri PUPR Pantau Kesiapan Jalan Tol Layang Japek)
Basuki menambahkan, meski dari aspek struktur Jalan Tol Layang Japek mampu untuk menahan kendaraan bertonase besar namun akan dilakukan pembatasan kendaraan dimana yang boleh melintas hanya kendaraan bertonase ringan Golongan I dan II .
Hal ini terkait manajemen lalu lintas untuk menghindari terjadinya kemacetan akibat perlambatan kendaraan bertonase besar saat menanjak masuk jalan tol layang.
"Untuk itu akan dipasang portal batas ketinggian sehingga kendaraan bertonase besar tidak bisa masuk, dan akan dilengkapi 113 kamera yang dipasang oleh PT. Jasa Marga untuk keamanan," tutup Menteri Basuki.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan, Jalan Tol Layang Jakarta–Cikampek (Japek) sepanjang 36,4 Km dibangun dengan banyak tantangan karena merupakan jalan tol layang terpanjang di Indonesia.
"Lalu lintas (traffic) padat 200 ribu per hari, sehingga membutuhkan kehati-hatian tinggi. Waktu pengerjaan (window times) nya hanya dari jam 10 malam-5 pagi. Sabtu-Minggu, hari raya libur," terangnya saat meninjau pembanunan tol Layang Japek, Selasa 10 Desember 2019 malam.
Ditambah lagi, kata Basuki, ada dua proyek lain secara bersamaan yakni kereta cepat dan LRT. "Jadi selama pembangunan ini membutuhkan banyak sekali koordinasi, hampir setiap minggu rapat," ujar Basuki. (Baca Juga: Besok Diresmikan, Menteri PUPR Pantau Kesiapan Jalan Tol Layang Japek)
Basuki menambahkan, meski dari aspek struktur Jalan Tol Layang Japek mampu untuk menahan kendaraan bertonase besar namun akan dilakukan pembatasan kendaraan dimana yang boleh melintas hanya kendaraan bertonase ringan Golongan I dan II .
Hal ini terkait manajemen lalu lintas untuk menghindari terjadinya kemacetan akibat perlambatan kendaraan bertonase besar saat menanjak masuk jalan tol layang.
"Untuk itu akan dipasang portal batas ketinggian sehingga kendaraan bertonase besar tidak bisa masuk, dan akan dilengkapi 113 kamera yang dipasang oleh PT. Jasa Marga untuk keamanan," tutup Menteri Basuki.
(ysw)