Teror Penyiraman Cairan Kimia di Jakarta Barat, Pelaku Gunakan Soda Api
A
A
A
JAKARTA - Berdasarkan pemeriksaan tim Puslabfor Mabes Polri, pelaku teror penyiraman cairan kimia di Jakarta menggunakan bahan kimia jenis natrium hidroksida atau soda api. Cairan ini cukup berbahaya jika mengenai kulit dan bisa membuat luka melepuh.
Kabid Kimbiofor Puslabfor Bareskrim Polri, Kombes Pol Andi Firdaus menerangkan, dari olah TKP yang dilakukan Puslabfor Polri di Kebon Jeruk dan Kembangan dan sampel cairan yang diambil di lokasi menyatakan kalau bahan cairan tersebut identik di tiga lokasi tersebut. Adapun bahan cairan kimia yang digunakan untuk menyiram korban berupa Natrium Hidroksida.
"Hasil pemeriksaan di lokasi dan barang bukti, kita temukan bahan yang sama atau identik di tiga lokasi itu, yaini sida api, Natrium Hidroksida atau lebih dikenal soda api. Ini termasuk bahan berbahaya karena bisa menyebabkan iritasi pada kulit bila disiramkan ke kulit," katanya kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (16/11/2019).
Dia menjelaskan, selain soda api, pihaknya tak menemukan bahan lainnya dalam cairan tersebut. Adapun efeknya bisa membuat kulit iritasi dan memerah, itu pun saat kadar konsentrasinya ringan. Jika kadar konsentrasinya tinggi, bisa membuat kulit melepuh, sama halnya saat disiram air mendidih. (Baca Juga: Pulang Sekolah, Dua Siswi Alami Luka Bakar Disiram Cairan Kimia di Kebon Jeruk)
"Dari hasil pemeriksaan kita, cairan yang digunakan itu konsentrasinya tak tinggi sehingga hanya membuat kulit iritasi saja merah-merah. Jadi akan sehat sendiri atau oleh dokter di kasih obat gitu yah, bisa cepat sembuh" terangnya.
Dia menambahkan, bila sampai masyarakat terkena soda api, diminta untuk tak mengusap-usap bagian yang terkena cairan tersebut. Cara termudah untuk mengantisipasinya dengan menyiramkan bagian tersebut dengan air sehingga cairan itu bisa mengencer dan konsentrasinya memudar.
Kabid Kimbiofor Puslabfor Bareskrim Polri, Kombes Pol Andi Firdaus menerangkan, dari olah TKP yang dilakukan Puslabfor Polri di Kebon Jeruk dan Kembangan dan sampel cairan yang diambil di lokasi menyatakan kalau bahan cairan tersebut identik di tiga lokasi tersebut. Adapun bahan cairan kimia yang digunakan untuk menyiram korban berupa Natrium Hidroksida.
"Hasil pemeriksaan di lokasi dan barang bukti, kita temukan bahan yang sama atau identik di tiga lokasi itu, yaini sida api, Natrium Hidroksida atau lebih dikenal soda api. Ini termasuk bahan berbahaya karena bisa menyebabkan iritasi pada kulit bila disiramkan ke kulit," katanya kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (16/11/2019).
Dia menjelaskan, selain soda api, pihaknya tak menemukan bahan lainnya dalam cairan tersebut. Adapun efeknya bisa membuat kulit iritasi dan memerah, itu pun saat kadar konsentrasinya ringan. Jika kadar konsentrasinya tinggi, bisa membuat kulit melepuh, sama halnya saat disiram air mendidih. (Baca Juga: Pulang Sekolah, Dua Siswi Alami Luka Bakar Disiram Cairan Kimia di Kebon Jeruk)
"Dari hasil pemeriksaan kita, cairan yang digunakan itu konsentrasinya tak tinggi sehingga hanya membuat kulit iritasi saja merah-merah. Jadi akan sehat sendiri atau oleh dokter di kasih obat gitu yah, bisa cepat sembuh" terangnya.
Dia menambahkan, bila sampai masyarakat terkena soda api, diminta untuk tak mengusap-usap bagian yang terkena cairan tersebut. Cara termudah untuk mengantisipasinya dengan menyiramkan bagian tersebut dengan air sehingga cairan itu bisa mengencer dan konsentrasinya memudar.
(ysw)