Ditutup 1 Bulan, Pembangunan Jalan KH Dewantoro Telan Dana Rp2 Miliar

Senin, 14 Oktober 2019 - 23:11 WIB
Ditutup 1 Bulan, Pembangunan...
Ditutup 1 Bulan, Pembangunan Jalan KH Dewantoro Telan Dana Rp2 Miliar
A A A
TANGERANG SELATAN - Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan melakukan penutupan ruas Jalan KH Dewantoro, Ciputat , Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sejak 7 Oktober hingga 7 November 2019. Langkah ini dilakukan terkait pengerjaan pembangunan fisik di ruas jalan tersebut.

Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangsel, Budi Rahmat mengatakan, pembangunan di Jalan KH Dewantoro itu dalam rangka untuk perbaikan jalur padat dan mengurai kemacetan."Kami melakukan pengerjaan pembangunan fisik sepanjang 150 meter. Tentunya, existing kemiringan menggunakan water pas dengan presentase kelandaian jalan 4,8%," kata Budi kepada wartawan, Senin (14/10/2019).

Budi menuturkan, pada sisi kiri dan kanan jalan itu dilakukan pelebaran saluran drainase. Setelah pengerjaan jalan dan drainase itu selesai, tahap selanjutnya pemasangan Traffich Light (TL)."Pemasangan TL akan dilakukan Dishub dengan harapan dapat mengurai kemacetan di Simpang Duren," ujarnya.

Budi mengaungkapkan, pembangunan Jalan KH Dewantoro ini menghabiskan biaya APBD Tangsel sebesar Rp2 miiar yang penganggarannya sudah dilakukan sejak tahun lalu.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas PU Tangsel Aries Kurniawan berharap, masyarakat dapat bersabar dengan adanya penataan jalan ini. Karena tujuannya untuk mengurai kemacetan yang ada di Kota Tangsel."Penutupan jalan ini dilakukan karena pengerjaannya diurug dan dipadatkan secara berlapis, lalu dihotmix," ucapnya. (Baca: Bangun PLTSa TPA Cipeucang, Airin Ditantang Tingkatkan Retribusi Sampah)

Penutupan ruas Jalan KH Dewantoro ini dikeluhkan masyarakat karena dinilai minimnya sosialisasi. Akibat penutupan jalan ini membuat warga dan pengguna jalan yang hendak ke Ciputat tidak bisa melintas di ruas jalan tersebut.

Niman, salah seorang warga mengatakan, pembangunan di Jalan KH Diwantoro itu seharusnya bisa lebih cepat dari saat ini, jalan menanjak ke arah perempatan Duren itu mulai diurug tanah."Kalau menurut saya pemborong juga salah. Sebenarnya kalau sudah gini langsung ditimpa lagi pakai tanah, kemudian ditinggikan lagi. Jadi bisa langsung dicor kan," ujarnya saat berbincang dengan SINDOnews sore tadi.

Pengurukan tanah hanya dilakukan malam hari dengan truk-truk besar. Sedangkan pada siang hari tidak ada pengerjaan jalan. Meski dilakukan pada malam hari, warga sekitar mengaku banyak yang mengeluhkan pengerukan tanah itu.

Polusi udara akibat pengurukan tanah banyak yang menempel ke rumah dan halaman menjadi berdebu."Ya pasti, warga udah pada protes. Apalagi kalau hujan besar, bingung lagi. Tanah urukan bisa longsor ke bawah. Emang sih jalan sini jalur macet. Tapi dampak dari sini macetnya pindah kemana-mana," paparnya.

Pada pagi hari di Jalan Eyang Agung dan Ciputat Baru, menjadi sumber kemacetan paling parah. Mobil dan motor yang tadinya terpusat di perempatan Duren jadi terpecah kedua jalan yang jadi jalur perpecahan itu.

Sementara dari Tegal Rotan, jalan malah jadi sepi. Jalan ini biasanya menjadi yang paling macet karena pintu masuk Tol Serpong, dan menuju mal Bintaro Xchange."Pagi paling parah macet, karena benteruan orang kerja sama anak pergi sekolah. Apalagi di Kampung Sawah jalannya sempit, kalau di Sawah Baru agak mending," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6411 seconds (0.1#10.140)