Halau Pelajar Demo, Polisi Jaga Ketat Perbatasan Bekasi-Jakarta
A
A
A
BEKASI - Kepolisian Resort Metropolitan (Polres Metro) Bekasi Kota masih bersiaga melakukan penjagaan di wilayahnya guna menghalau pergerakan massa aksi dari pelajar yang hendak ikut berunjuk rasa di Gedung DPR/MPR, Jakarta. Anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) juga dilibatkan untuk menghalau pelajar menuju Ibu Kota Jakarta.
Adapun wilayah titik penjagaan berada di sejumlah pintu tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Bahkan, penjagaan juga dilakukan di Terminal Bekasi dan Stasiun Bekasi. Bukan hanya disitu, akses perbatasan menuju Jakarta seperti Jalan KH Noer Ali (Kalimalang) maupun Jalan I Gusti Ngurah Rai tak luput dari penjagaan.
"Anggota sudah disebar untuk menghalau pergerakan massa aksi dari pelajar yang hendak menuju Jakarta," ujar Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing Andari di Bekasi, Selasa (1/10/2019).
Menurut dia, anggota sudah bergerak menuju titik yang sudah ditetapkan. Tapi hingga siang ini belum terlihat adanya pelajar. Sejak aksi unjuk rasa yang menggerak kaum pelajar, massa gemar melakukan perjalanan menggunakan truk dengan cara menumpang.
"Kami tempatkan personel di titik angkutan umum seperti Stasiun Bekasi, Stasiun Kranji dan Stasiun Bekasi Timur," katanya. (Baca Juga: Bakal Demo DPR, Mahasiswa Datang dari Depan TVRI
Erna menjelaskan, sejak Senin 30 September 2019, petugas melakukan operasi penyisiran pergerakan pelajar yang hendak mengikuti aksi unjuk rasa di Gedung DPR/MPR RI Jakarta. Hasilnya, ratusan pelajar berhasil diamankan di dekat perbatasan Bekasi-Jakarta. Ratusan pelajar ini terdiri dari beberapa sekolah di Bekasi maupun luar daerah.
Sementara Dinas Pendidikan Kota Bekasi mengeluarkan edaran menyikapi banyaknya gelombang pelajar yang mengikuti aksi demo di DPR. Para pelajar dilarang pulang sekolah sebelum dijemput orang tua. Kebijakan itu dilakukan untuk menghalau agar pelajar Bekasi tidak ikut aksi ke Jakarta.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah mengatakan, pihaknya sudah meminta orang tua untuk menjemput anaknya setelah pulang sekolah. Hal itu dilakukan agar anak sekolah tidak mengikuti unjuk rasa.
"Orang tua disuruh jemput anaknya, diawasi, dijemput mau pulang. Sekarang kan lagi UTS, selesai UTS ditunda dulu (pulangnya)," katanya.
Inayatullah memastikan, para pelajar tidak boleh keluar gerbang sekolah sebelum pihak keluarga ataupun kerabat datang menjemput. Pemerintah akan segera menerapkan aturan absen pagi dan siang untuk mencegah pelajar terlibat demonstrasi. Bahkan, lembaganya akan memberikan sanksi kepada pelajar hingga sekolah yang membiarkan siswanya mengikuti aksi demonstrasi.
Adapun wilayah titik penjagaan berada di sejumlah pintu tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Bahkan, penjagaan juga dilakukan di Terminal Bekasi dan Stasiun Bekasi. Bukan hanya disitu, akses perbatasan menuju Jakarta seperti Jalan KH Noer Ali (Kalimalang) maupun Jalan I Gusti Ngurah Rai tak luput dari penjagaan.
"Anggota sudah disebar untuk menghalau pergerakan massa aksi dari pelajar yang hendak menuju Jakarta," ujar Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing Andari di Bekasi, Selasa (1/10/2019).
Menurut dia, anggota sudah bergerak menuju titik yang sudah ditetapkan. Tapi hingga siang ini belum terlihat adanya pelajar. Sejak aksi unjuk rasa yang menggerak kaum pelajar, massa gemar melakukan perjalanan menggunakan truk dengan cara menumpang.
"Kami tempatkan personel di titik angkutan umum seperti Stasiun Bekasi, Stasiun Kranji dan Stasiun Bekasi Timur," katanya. (Baca Juga: Bakal Demo DPR, Mahasiswa Datang dari Depan TVRI
Erna menjelaskan, sejak Senin 30 September 2019, petugas melakukan operasi penyisiran pergerakan pelajar yang hendak mengikuti aksi unjuk rasa di Gedung DPR/MPR RI Jakarta. Hasilnya, ratusan pelajar berhasil diamankan di dekat perbatasan Bekasi-Jakarta. Ratusan pelajar ini terdiri dari beberapa sekolah di Bekasi maupun luar daerah.
Sementara Dinas Pendidikan Kota Bekasi mengeluarkan edaran menyikapi banyaknya gelombang pelajar yang mengikuti aksi demo di DPR. Para pelajar dilarang pulang sekolah sebelum dijemput orang tua. Kebijakan itu dilakukan untuk menghalau agar pelajar Bekasi tidak ikut aksi ke Jakarta.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah mengatakan, pihaknya sudah meminta orang tua untuk menjemput anaknya setelah pulang sekolah. Hal itu dilakukan agar anak sekolah tidak mengikuti unjuk rasa.
"Orang tua disuruh jemput anaknya, diawasi, dijemput mau pulang. Sekarang kan lagi UTS, selesai UTS ditunda dulu (pulangnya)," katanya.
Inayatullah memastikan, para pelajar tidak boleh keluar gerbang sekolah sebelum pihak keluarga ataupun kerabat datang menjemput. Pemerintah akan segera menerapkan aturan absen pagi dan siang untuk mencegah pelajar terlibat demonstrasi. Bahkan, lembaganya akan memberikan sanksi kepada pelajar hingga sekolah yang membiarkan siswanya mengikuti aksi demonstrasi.
(mhd)