Perluas Sistem Ganjil Genap, Kualitas Udara Jakarta Meningkat 16 Persen
A
A
A
JAKARTA - Perluasan ganjil genap disejumlah ruas jalan DKI Jakarta yang mulai diberlakukan sejak 9 September 2019 lalu mulai menunjukkan hasil positif. Berdasarkan alat ukur yang dipasang di tiga titik, kualitas udara di wilayah DKI Jakarta meningkat sekitar 16 persen.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, ada perbaikan kualitas udara hingga 16 persen. Ini terpantau dari jalan yang diterapkan ganjil genap di Bundaran HI, Kelapa Gading, dan Gambir. (Baca Juga: Dishub DKI Klaim Ganjil Genap Buat Kualitas Udara Meningkat)
"Pengukuran dilakukan sebelum perluasan gage dan sesudah diterapkan gage, ada pengaruhnya di Bundaran HI, Kelapa Gading, dan Jalan Suryopranoto (Gambir)," kata Andono di Balai Kota DKI, Selasa (17/9/2019).
Dia menjelaskan, di kawasan Bundaran HI terjadi penurunan kadar Particulate Matter (PM) 2.5, alias debu sangat lembut mencapai angka 9 persen, kemudian kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, terjadi penurunan kadar PM 2.5 mencapai 12 persen.
Terakhir di Jalan Suryopranoto, Gambir, Jakarta Pusat terlihat perbaikan kualitas udara lewat penurunan kadar PM 2.5 sebesar 16 persen. "Jadi kesimpulannya, perluasan gage di Jakarta ini memiliki dampak yang positif," ujarnya. (Baca Juga: Anies Yakin Perluasan Ganjil Genap Dapat Mengurangi Pencemaran Udara)
Sementara itu menurut aplikasi www.airvisual.com pantauan kualiatas udara, DKI Jakarta masih tergolong kota yang memiliki kualitas udara tidak baik.
Namun Andono menampik hal itu, dia mengatakan data air visual adalah nilai rata-ratanya saja dan nilai keseluruhan mengalami penurunan signifikan. "Tadi 9, 12, dan 16 persen. Ini sesuatu yang sangat positif menurut kami," pungkasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, ada perbaikan kualitas udara hingga 16 persen. Ini terpantau dari jalan yang diterapkan ganjil genap di Bundaran HI, Kelapa Gading, dan Gambir. (Baca Juga: Dishub DKI Klaim Ganjil Genap Buat Kualitas Udara Meningkat)
"Pengukuran dilakukan sebelum perluasan gage dan sesudah diterapkan gage, ada pengaruhnya di Bundaran HI, Kelapa Gading, dan Jalan Suryopranoto (Gambir)," kata Andono di Balai Kota DKI, Selasa (17/9/2019).
Dia menjelaskan, di kawasan Bundaran HI terjadi penurunan kadar Particulate Matter (PM) 2.5, alias debu sangat lembut mencapai angka 9 persen, kemudian kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, terjadi penurunan kadar PM 2.5 mencapai 12 persen.
Terakhir di Jalan Suryopranoto, Gambir, Jakarta Pusat terlihat perbaikan kualitas udara lewat penurunan kadar PM 2.5 sebesar 16 persen. "Jadi kesimpulannya, perluasan gage di Jakarta ini memiliki dampak yang positif," ujarnya. (Baca Juga: Anies Yakin Perluasan Ganjil Genap Dapat Mengurangi Pencemaran Udara)
Sementara itu menurut aplikasi www.airvisual.com pantauan kualiatas udara, DKI Jakarta masih tergolong kota yang memiliki kualitas udara tidak baik.
Namun Andono menampik hal itu, dia mengatakan data air visual adalah nilai rata-ratanya saja dan nilai keseluruhan mengalami penurunan signifikan. "Tadi 9, 12, dan 16 persen. Ini sesuatu yang sangat positif menurut kami," pungkasnya.
(ysw)