Festival Kopi Nusantara di Kota Tua Kembangkan Wisata Nasional
A
A
A
JAKARTA - Festival kopi nusantara akan digelar di halaman Museum Fatahillah, Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu-Kamis 18-19 September 2019. Festival kopi yang diikuti 17 provinsi itu sebagai salah satu dukungan untuk menjadikan Kota Tua sebagai destinasi wisata nasional.
Ketua UPK kota tua, Novriadi Setio mengatakan, festival kopi Nusantara yang digelar selama dua hari pada Rabu (18/9)-Kamis (19/9) besok merupakan hasil kerjasam dengan Bank Indonesia perwakilan DKI Jakarta. Menurutnya, festival kali ini merupakan inovasi terbaru dari yang biasanya hanyalah bersifat atraksi dan budaya.
"Festival kopi ini luar biasa. Pertama sisi ekonomi dan kedua sisi pendidikan. Dimana kawasan kota tua dahulunya sebagai pusat perdagangan kopi. Makannya ada jalan yang menggunakan kopi. Ini bagian dari sejarah dan wisata nasional," kata Novriadi di gedung Bank Indonesia perwakilan DKI Jakarta, Juanda, Jakarta Pusat, Senin 16 September 2019.
Novriadi menjelaskan, konsep tentang wisata nasional itu bukan hanya tingkat provinsi dan bukan hanya menjadi wisata, melainkan ada edukasi dan aktifitas didalamnya. Artinya, festival kopi yang diikuti 17 provinsi dengan edukasi dan aktifitas ekonomi, sangat mendorong kota tua sebagai destinasi wisata nasional.
"Kami juga tengah melakukan pengembangan secara bertahap. Dari taman Fatahillah ke pengembangan kali besar dan dilanjutkan ke kawasan Pecinan hingga Sunda kelapa. Jadi semuanya akan direvitalisasi," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Hamid Ponco Wibowo mengatakan, festival kopi Nusantara itu merupakan kerjasama pihaknya bersama dengan Pemprov dan stakeholder lainnya yang sering Kerjasama dengan BI. Menurutnya, festival kopi dipilih karena kopi bukan lagi sekedar komunitas, melainkan sudah menjadi gaya hidup.
Berdasarkan asosiasi kopi, kata Ponco, sedikitnya ada sekitar 1500 kedai kopi di Jakarta. Padahal Jakarta bukan penghasil kopi. Untuk itu, pihaknya memfasilitasi pedagang kedai kopi di Jakarta untuk bertemu dan mencicipi langsung usaha kecil menengah (UKM) penghasil kopi di 17 provinsi dari Aceh hingga Papua.
"UKM kopi itu binaan Bank Indonesia perwakilan daerah. Kami akan kita fasilitasi transaksi perdagangan. Tujuannya meningkatkan kopi di Indonesia dengan peringkat Nomor 7 eksportir kopi di dunia yang transaksi nya mencapai sekitar Rp16,5 triliun pertahun," ungkapnya.
Adapun pemilihan lokasi kawasan kota tua sebagai festival kopi Nusantara, kata Ponco lantaran kota tua menjadi destinasi wisata nasional. Dimana salah satu pengembangan ada di atraksi.
"Jadi selain Amenisti dan akses. Pengembang wisata nasional itu ada atraksi. nah kami harap dengan festival kopi Nusantara, wisata kota tua semakin berkembang," pungkasnya.
Ketua UPK kota tua, Novriadi Setio mengatakan, festival kopi Nusantara yang digelar selama dua hari pada Rabu (18/9)-Kamis (19/9) besok merupakan hasil kerjasam dengan Bank Indonesia perwakilan DKI Jakarta. Menurutnya, festival kali ini merupakan inovasi terbaru dari yang biasanya hanyalah bersifat atraksi dan budaya.
"Festival kopi ini luar biasa. Pertama sisi ekonomi dan kedua sisi pendidikan. Dimana kawasan kota tua dahulunya sebagai pusat perdagangan kopi. Makannya ada jalan yang menggunakan kopi. Ini bagian dari sejarah dan wisata nasional," kata Novriadi di gedung Bank Indonesia perwakilan DKI Jakarta, Juanda, Jakarta Pusat, Senin 16 September 2019.
Novriadi menjelaskan, konsep tentang wisata nasional itu bukan hanya tingkat provinsi dan bukan hanya menjadi wisata, melainkan ada edukasi dan aktifitas didalamnya. Artinya, festival kopi yang diikuti 17 provinsi dengan edukasi dan aktifitas ekonomi, sangat mendorong kota tua sebagai destinasi wisata nasional.
"Kami juga tengah melakukan pengembangan secara bertahap. Dari taman Fatahillah ke pengembangan kali besar dan dilanjutkan ke kawasan Pecinan hingga Sunda kelapa. Jadi semuanya akan direvitalisasi," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Hamid Ponco Wibowo mengatakan, festival kopi Nusantara itu merupakan kerjasama pihaknya bersama dengan Pemprov dan stakeholder lainnya yang sering Kerjasama dengan BI. Menurutnya, festival kopi dipilih karena kopi bukan lagi sekedar komunitas, melainkan sudah menjadi gaya hidup.
Berdasarkan asosiasi kopi, kata Ponco, sedikitnya ada sekitar 1500 kedai kopi di Jakarta. Padahal Jakarta bukan penghasil kopi. Untuk itu, pihaknya memfasilitasi pedagang kedai kopi di Jakarta untuk bertemu dan mencicipi langsung usaha kecil menengah (UKM) penghasil kopi di 17 provinsi dari Aceh hingga Papua.
"UKM kopi itu binaan Bank Indonesia perwakilan daerah. Kami akan kita fasilitasi transaksi perdagangan. Tujuannya meningkatkan kopi di Indonesia dengan peringkat Nomor 7 eksportir kopi di dunia yang transaksi nya mencapai sekitar Rp16,5 triliun pertahun," ungkapnya.
Adapun pemilihan lokasi kawasan kota tua sebagai festival kopi Nusantara, kata Ponco lantaran kota tua menjadi destinasi wisata nasional. Dimana salah satu pengembangan ada di atraksi.
"Jadi selain Amenisti dan akses. Pengembang wisata nasional itu ada atraksi. nah kami harap dengan festival kopi Nusantara, wisata kota tua semakin berkembang," pungkasnya.
(mhd)