Ketua DPC Demokrat Ambil Formulir Balon Wali Kota Tangsel dari PDIP
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Ketua DPC Partai Demokrat Tangerang Selatan (Tangsel), Gacho Sunarso mengambil formulir pendaftaran bakal calon (Balon) Wali Kota Tangsel dari PDI Perjuangan pada Minggu (15/9/2019) sore. Gacho datang seorang diri menuju markas banteng moncong putih.
"Peluang maju semakin besar lewat PDI Perjuangan. Mengingat, perolehan kursi Demokrat di DPRD Tangsel hanya lima kursi," ungkap Gacho kepada wartawan.
Dengan percaya diri tinggi, Gacho mengaku enggan mendaftar di PSI dengan alasan perolehan kursi PSI masih kurang dan tidak menguntungkan bagi Partai Demokrat."Kenapa daftar di PDI Perjuangan, menurut saya saat ini peluang yang paling besar dari PDI Perjuangan. Presiden saja PDIP, masa di Tangsel enggak bisa kita rebut," ujarnya.
Pertimbangan lainnya, lanjut Gacho, suara PDI Perjuangan yang cukup tinggi, yakni delapan kursi. Sehingga, jika terpilih, maka bekal maju dirasa sudah cukup."Ini kan koalisi, kalau Demokrat enggak bisa maju sendiri. Saya baru hanya ke PDIP yang saya ambil pertama, enggak mau ke PSI, 5+4 saya harus cari lagi. Kalau sama PDIP kan enak, 5+8 jadi cukup," sambung Gacho.
Tidak hanya Gacho, di hari libur ini ada dua pendaftar lainnya. Pertama adalah Ade Irawan, pegiat antikorupsi dari Indonesia Corruption Watch (ICW). Kemudian, pengusaha muda Tangsel Fahd Pahdepie.
Kepada wartawan, Ade mengaku, niatnya maju karena didorong oleh sesama rekan aktivis guna memerangi praktik korupsi di Tangsel yang marak dan tinggi.
"Kami ingin mendorong kesejahteraan di Kota Tangsel. Tujuan kami untuk melawan korupsi. Kalau dilihat, Tangsel punya banyak potensi cukup besar, baik itu SDM, dan segala hal ada di Tangsel," ujar Ade.
Menurut Ade, sudah saatnya melawan praktik korupsi dari dalam kekuasaan. Kendati tugas ini cukup berat, Ade mengaku yakin bisa mengamban tugas suci itu.
Setelah kedatangan Ade, giliran pengusaha muda asal Tangsel Fahd Pahdepie yang datang mengambil formulir pendafaran balon Wali Kota Tangsel dari PDIP. Pengusaha ini mengaku mewakili milenial.
"Saya mungkin jadi balon Wali Kota Tangsel dari PDI Perjuangan yang paling muda. Sekarang usia saya baru 35 tahun. Saya jadi perwakilan dari kaum milenial," ucapnya.
"Peluang maju semakin besar lewat PDI Perjuangan. Mengingat, perolehan kursi Demokrat di DPRD Tangsel hanya lima kursi," ungkap Gacho kepada wartawan.
Dengan percaya diri tinggi, Gacho mengaku enggan mendaftar di PSI dengan alasan perolehan kursi PSI masih kurang dan tidak menguntungkan bagi Partai Demokrat."Kenapa daftar di PDI Perjuangan, menurut saya saat ini peluang yang paling besar dari PDI Perjuangan. Presiden saja PDIP, masa di Tangsel enggak bisa kita rebut," ujarnya.
Pertimbangan lainnya, lanjut Gacho, suara PDI Perjuangan yang cukup tinggi, yakni delapan kursi. Sehingga, jika terpilih, maka bekal maju dirasa sudah cukup."Ini kan koalisi, kalau Demokrat enggak bisa maju sendiri. Saya baru hanya ke PDIP yang saya ambil pertama, enggak mau ke PSI, 5+4 saya harus cari lagi. Kalau sama PDIP kan enak, 5+8 jadi cukup," sambung Gacho.
Tidak hanya Gacho, di hari libur ini ada dua pendaftar lainnya. Pertama adalah Ade Irawan, pegiat antikorupsi dari Indonesia Corruption Watch (ICW). Kemudian, pengusaha muda Tangsel Fahd Pahdepie.
Kepada wartawan, Ade mengaku, niatnya maju karena didorong oleh sesama rekan aktivis guna memerangi praktik korupsi di Tangsel yang marak dan tinggi.
"Kami ingin mendorong kesejahteraan di Kota Tangsel. Tujuan kami untuk melawan korupsi. Kalau dilihat, Tangsel punya banyak potensi cukup besar, baik itu SDM, dan segala hal ada di Tangsel," ujar Ade.
Menurut Ade, sudah saatnya melawan praktik korupsi dari dalam kekuasaan. Kendati tugas ini cukup berat, Ade mengaku yakin bisa mengamban tugas suci itu.
Setelah kedatangan Ade, giliran pengusaha muda asal Tangsel Fahd Pahdepie yang datang mengambil formulir pendafaran balon Wali Kota Tangsel dari PDIP. Pengusaha ini mengaku mewakili milenial.
"Saya mungkin jadi balon Wali Kota Tangsel dari PDI Perjuangan yang paling muda. Sekarang usia saya baru 35 tahun. Saya jadi perwakilan dari kaum milenial," ucapnya.
(whb)