Firasat sang Ayah Sebelum Anaknya Jadi Korban Duel ala Gladiator di Bogor
A
A
A
BOGOR - Seusai pulang sekolah, seperti biasa AJM (17) warga Perum BSI, RT 04/11, Desa Cicadas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor ganti pakaian, makan dan istirahat di ruang tamu sambil menonton tv.
Saat sedang beristirahat, tiba-tiba handphonenya berbunyi suara tanda pesan WhatsApp dari rekan-rekannya termasuk J dan AM para pelaku yang berbeda sekolah. Entah apa yang dibahas, hal tersebut membuat AJM terpancing emosi hingga istirahatnya terganggu.
Joko Muhtarom dan Sri Hartati pasangan suami isteri (pasutri) warga Perum BSI, RT 04/11, Desa Cicadas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor ini tak menyangka AJM (17) putra sulungnya tewas dalam perkelahian satu lawan satu alias duel ala gladiator di depan PT Vaksindo II Kampung Baru, Desa Wanaherang, Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Keduanya tak menyangka pada Kamis 22 Agustus 2019 petang, tepatnya pukul 16.30 WIB adalah pertemuan terakhirnya dengan anak pertama dari dua bersaudara itu.
Ditemui dikediamannya, Joko merasa kehilangan dan terpukul dengan peristiwa tersebut. Terlebih pelajar salah satu SMK di Cileungsi Kabupaten Bogor itu akan segera lulus.
"Dapat kabar tersebut, langsung dibawa Rumah Sakit Kenari Cileungsi, Kabupaten Bogor. Sampai di sana sempat ditanya-tanya dan diperiksa-periksa, ini banyak luka kenapa-kenapa, saya tidak tahu," ujarnya. (Baca Juga: Duel ala Gladiator Bersenjata Celurit, Pelajar SMK di Bogor Tewas)
Sesekali sambil menggaruk tangan dan menyeka air mata, ia tak bisa membayangkan atas kejadian yang menimpa almarhum.
"Sebab saat dirumah sakit, saya lihat ada luka di tangan robek, di paha sebelah kiri robek juga, tapi di kepalanya juga berdarah-darah, saya belum lihat ada luka di kepalanya," ujarnya.
Sebelum kejadian almarhum, tepatnya pukul 16.30 WIB, pamit mau keluar sebentar. "Kemudian saya bilang, ngapain keluar kan itu ada konser Slank di TV, kebetulankan dia (korban) senang Slank. Akhirnya bilang nggak lama kok cuma sebentar, nggak bawa motor ini," ujarnya menirukan perjumpaan terakhir dengan korban semasa hidupnya.
Setelah itu, tiba-tiba Joko dan Sri mendapat kabar putra sulung dari dua bersaudaranya itu terkena musibah perkelahian satu lawan satu yang lokasinya tak jauh dari kediamannya.
Ia mengaku tak mengetahui, sebelum kejadian anaknya sempat terlibat pertengkaran dengan pelajar lain. "Saya nggak tahu, kalau mungkin sebelumnya dia (korban) di sekolah ada masalah atau ancaman, cuman dia sering mainin HP chat via WhatsApp dengan siapa terus buru-buru keluar pakai baju rapih, dan itu sering begitu," ungkapnya.
Sehingga keduanya tak mengetahui bahwa diluar ia sedang ada masalah hingga akhirnya terlibat perkelahian. "Saya berharap pelaku dihukum seberat-beratnya, tapi itu semua terserah hukum yang berlakulah," ujarnya sambil tertunduk mengusap air mata.
Sekadar diketahui, perkelahian antar pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berupa duel ala gladiator kembali terjadi di Kabupaten Bogor. Kali ini menewaskan A (17) pelajar kelas XII SMK di Cileungsi setelah bertarung menggunakan celurit dengan J alias O (17) pelajar kelas XI SMK di Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Informasi dihimpun menyebutkan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 19.30 WIB Kamis 22 Agustus 2019, usai korban melakukan komunikasi dengan pelaku via WhatsApp untuk bertemu di depan PT Vaksindo II Kampung Barui Desa Wanaherang, Gunung Putri, Kabupaten Bogor untuk melakukan duel satu lawan satu.
"Nah sekitar pukul 23.30 WIB, korban diantar oleh saksi berinisial Y dan D menggunakan sepeda motor bertemu tersangka J, dan rekannya C, I dan D. Setelah bertemu terjadilah perkelahian satu lawan satu antara korban dengan tersangka J," ujar Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Pastika Gading, Senin (2/9/2019).
Lebih lanjut ia menjelaskan masing-masing dari mereka menggunakan senjata tajam berupa celurit. Akibat dari perkelahian itu, korban terkena sabetan celurit di bagian tangan sebelah kanan serta kepala. "Kemudian pelaku dan teman-temannya melarikan diri dan akibat perkelahian itulah korban meninggal dunia," katanya.
Saat sedang beristirahat, tiba-tiba handphonenya berbunyi suara tanda pesan WhatsApp dari rekan-rekannya termasuk J dan AM para pelaku yang berbeda sekolah. Entah apa yang dibahas, hal tersebut membuat AJM terpancing emosi hingga istirahatnya terganggu.
Joko Muhtarom dan Sri Hartati pasangan suami isteri (pasutri) warga Perum BSI, RT 04/11, Desa Cicadas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor ini tak menyangka AJM (17) putra sulungnya tewas dalam perkelahian satu lawan satu alias duel ala gladiator di depan PT Vaksindo II Kampung Baru, Desa Wanaherang, Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Keduanya tak menyangka pada Kamis 22 Agustus 2019 petang, tepatnya pukul 16.30 WIB adalah pertemuan terakhirnya dengan anak pertama dari dua bersaudara itu.
Ditemui dikediamannya, Joko merasa kehilangan dan terpukul dengan peristiwa tersebut. Terlebih pelajar salah satu SMK di Cileungsi Kabupaten Bogor itu akan segera lulus.
"Dapat kabar tersebut, langsung dibawa Rumah Sakit Kenari Cileungsi, Kabupaten Bogor. Sampai di sana sempat ditanya-tanya dan diperiksa-periksa, ini banyak luka kenapa-kenapa, saya tidak tahu," ujarnya. (Baca Juga: Duel ala Gladiator Bersenjata Celurit, Pelajar SMK di Bogor Tewas)
Sesekali sambil menggaruk tangan dan menyeka air mata, ia tak bisa membayangkan atas kejadian yang menimpa almarhum.
"Sebab saat dirumah sakit, saya lihat ada luka di tangan robek, di paha sebelah kiri robek juga, tapi di kepalanya juga berdarah-darah, saya belum lihat ada luka di kepalanya," ujarnya.
Sebelum kejadian almarhum, tepatnya pukul 16.30 WIB, pamit mau keluar sebentar. "Kemudian saya bilang, ngapain keluar kan itu ada konser Slank di TV, kebetulankan dia (korban) senang Slank. Akhirnya bilang nggak lama kok cuma sebentar, nggak bawa motor ini," ujarnya menirukan perjumpaan terakhir dengan korban semasa hidupnya.
Setelah itu, tiba-tiba Joko dan Sri mendapat kabar putra sulung dari dua bersaudaranya itu terkena musibah perkelahian satu lawan satu yang lokasinya tak jauh dari kediamannya.
Ia mengaku tak mengetahui, sebelum kejadian anaknya sempat terlibat pertengkaran dengan pelajar lain. "Saya nggak tahu, kalau mungkin sebelumnya dia (korban) di sekolah ada masalah atau ancaman, cuman dia sering mainin HP chat via WhatsApp dengan siapa terus buru-buru keluar pakai baju rapih, dan itu sering begitu," ungkapnya.
Sehingga keduanya tak mengetahui bahwa diluar ia sedang ada masalah hingga akhirnya terlibat perkelahian. "Saya berharap pelaku dihukum seberat-beratnya, tapi itu semua terserah hukum yang berlakulah," ujarnya sambil tertunduk mengusap air mata.
Sekadar diketahui, perkelahian antar pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berupa duel ala gladiator kembali terjadi di Kabupaten Bogor. Kali ini menewaskan A (17) pelajar kelas XII SMK di Cileungsi setelah bertarung menggunakan celurit dengan J alias O (17) pelajar kelas XI SMK di Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Informasi dihimpun menyebutkan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 19.30 WIB Kamis 22 Agustus 2019, usai korban melakukan komunikasi dengan pelaku via WhatsApp untuk bertemu di depan PT Vaksindo II Kampung Barui Desa Wanaherang, Gunung Putri, Kabupaten Bogor untuk melakukan duel satu lawan satu.
"Nah sekitar pukul 23.30 WIB, korban diantar oleh saksi berinisial Y dan D menggunakan sepeda motor bertemu tersangka J, dan rekannya C, I dan D. Setelah bertemu terjadilah perkelahian satu lawan satu antara korban dengan tersangka J," ujar Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Pastika Gading, Senin (2/9/2019).
Lebih lanjut ia menjelaskan masing-masing dari mereka menggunakan senjata tajam berupa celurit. Akibat dari perkelahian itu, korban terkena sabetan celurit di bagian tangan sebelah kanan serta kepala. "Kemudian pelaku dan teman-temannya melarikan diri dan akibat perkelahian itulah korban meninggal dunia," katanya.
(ysw)