Godok Calon Internal, Gerindra Tantang Trah Atut dan Airin
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Sejumlah figur bakal calon Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mulai bermunculan. Mereka merupakan wajah lama, meski ada pula beberapa wajah baru yang digembar-gemborkan siap maju bertarung.
Meski begitu, trah Ratu Atut dan Airin atau disebut dengan Trah Rawu masih kental mendominasi. Di antaranya adalah Andiara Aprilia Hikmat, putri kedua dari mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Lalu Adde Rosi Khoerunnisa istri dari Andika Hazrumy yang tak lain adalah putra pertama Ratu Atut.
Berikutnya, Aldrin Ramadian, adik dari Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany. Airin sendiri adalah istri dari Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, adik Ratu Atut. Ketiga figur tersebut mulai santer ditampilkan ke publik sebagai refresentasi trah Rawu.
Munculnya ketiga nama itu seolah memberi sinyal, agar partai politik (parpol) yang ada meminang salah satu di antaranya jika ingin mendapat dukungan luas pada Pilkada Tangsel nanti. Karena diketahui, kekuasaan Airin selama 2 periode kian mempertajam pengaruh trah Rawu di Banten.
Namun demikian, situasi itu tak menyurutkan kemunculan figur-figur alternatif dari masing-masing Parpol. Di antaranya adalah Partai Gerindra yang mengaku, telah menyiapkan beberapa calon internal guna bertarung melawan trah Rawu.
"Ada banyak. Kita telah menggodok calon-calon internal yang kita anggap berkompeten, ada beberapa. Di antaranya ibu Nur Asia Uno (Istri Sandiaga Uno), ada dari dewan (DPRD) juga," ungkap Sekretaris Partai Gerindra Kota Tangsel Yudi Budi Wibowo kepada wartawan, Rabu 21 Agustus 2019.
Menurut Yudi, calon-calon internal itu muncul berdasarkan rekomendasi jaringan relawan maupun dari hasil kajian partai. Dia mencontohkan, nama Nur Asia Uno diusung oleh relawan, yang selanjutnya ditawarkan kepada petinggi partai di DPP untuk maju di Pilkada Tangsel.
"Beliau itu (Nur Asia Uno) dimunculkan oleh relawan-relawan, terus relawan berkomunikasi dengan Pak Sufmi Dasco (Waketum). Kemudian oleh Pak Dasco ditanyakan ke Pak Sandi kesediannya. Itu proses sekarang masih berlangsung," jelasnya.
Di luar calon internal itu, dilanjutkan Yudi, pihaknya juga menjalin komunikasi dengan calon dari luar yang juga ramai beredar, misalnya Tomy Patria (Lurah Cipayung), Muhamad (Sekda), Benyamin Davnie ( Wakil Wali Kota), dan Siti Khodijah (Politikus PKS). "Kita juga berkomunikasi dengan calon lainnya," sambungnya.
Namun Yudi menegaskan, sampai saat ini Partai Gerindra baru menjajaki koalisi dengan calon-calon alternatif di luar dari trah Airin ataupun trah Atut. Dia berpandangan, bahwa berakhirnya dua periode kepemimpinan Wali Kota Airin membuka peluang bagi figur manapun untuk bersaing satu sama lain.
"Masalah perimbangan kekuatan dan lain-lainnya kan belum bisa kita ukur semua, yang pasti kita coba cari alternatif lain. Kalaupun nanti dari trah (Rawu dan Airin) ingin mengikuti Pilkada di Tangsel lagi, belum tentu juga bisa kita ukur kekuatannya. Masih nol-nol semua ini," serunya.
Lebih lanjut dikatakannya, Partai Gerindra berharap ada perubahan besar dengan kehadiran pemimpin baru di Kota Tangsel kedepan. Karena menurut Yudi, beberapa hal yang harus dibenahi dari pemerintahan Airin adalah soal kepemimpinan yang inovatif, kreatif dan solutif.
"Kota Tangsel secara potensi, sumber daya, dan segala macamnya sebenarnya sudah kuat, tinggal sekarang mengolahnya. Mengolahnya pasti butuh kepemimpinan yang inovatif, kreatif dan solutif," terang Yudi.
Untuk menantang trah Rawu, Partai Gerindra sendiri terus membuka peluang koalisi dengan partai-partai yang ada, Termasuk dengan PKS, PAN dan Demokrat. Partai itu dianggapnya telah memiliki kedekatan sejak jauh hari, bahkan sebelum Pemilu Presiden (Pilpres) berlangsung. "Hampir semua partai kita jajaki sekarang. Salah satunya iya, (partai koalisi Pilpres)," tandasnya.
Meski begitu, trah Ratu Atut dan Airin atau disebut dengan Trah Rawu masih kental mendominasi. Di antaranya adalah Andiara Aprilia Hikmat, putri kedua dari mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Lalu Adde Rosi Khoerunnisa istri dari Andika Hazrumy yang tak lain adalah putra pertama Ratu Atut.
Berikutnya, Aldrin Ramadian, adik dari Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany. Airin sendiri adalah istri dari Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, adik Ratu Atut. Ketiga figur tersebut mulai santer ditampilkan ke publik sebagai refresentasi trah Rawu.
Munculnya ketiga nama itu seolah memberi sinyal, agar partai politik (parpol) yang ada meminang salah satu di antaranya jika ingin mendapat dukungan luas pada Pilkada Tangsel nanti. Karena diketahui, kekuasaan Airin selama 2 periode kian mempertajam pengaruh trah Rawu di Banten.
Namun demikian, situasi itu tak menyurutkan kemunculan figur-figur alternatif dari masing-masing Parpol. Di antaranya adalah Partai Gerindra yang mengaku, telah menyiapkan beberapa calon internal guna bertarung melawan trah Rawu.
"Ada banyak. Kita telah menggodok calon-calon internal yang kita anggap berkompeten, ada beberapa. Di antaranya ibu Nur Asia Uno (Istri Sandiaga Uno), ada dari dewan (DPRD) juga," ungkap Sekretaris Partai Gerindra Kota Tangsel Yudi Budi Wibowo kepada wartawan, Rabu 21 Agustus 2019.
Menurut Yudi, calon-calon internal itu muncul berdasarkan rekomendasi jaringan relawan maupun dari hasil kajian partai. Dia mencontohkan, nama Nur Asia Uno diusung oleh relawan, yang selanjutnya ditawarkan kepada petinggi partai di DPP untuk maju di Pilkada Tangsel.
"Beliau itu (Nur Asia Uno) dimunculkan oleh relawan-relawan, terus relawan berkomunikasi dengan Pak Sufmi Dasco (Waketum). Kemudian oleh Pak Dasco ditanyakan ke Pak Sandi kesediannya. Itu proses sekarang masih berlangsung," jelasnya.
Di luar calon internal itu, dilanjutkan Yudi, pihaknya juga menjalin komunikasi dengan calon dari luar yang juga ramai beredar, misalnya Tomy Patria (Lurah Cipayung), Muhamad (Sekda), Benyamin Davnie ( Wakil Wali Kota), dan Siti Khodijah (Politikus PKS). "Kita juga berkomunikasi dengan calon lainnya," sambungnya.
Namun Yudi menegaskan, sampai saat ini Partai Gerindra baru menjajaki koalisi dengan calon-calon alternatif di luar dari trah Airin ataupun trah Atut. Dia berpandangan, bahwa berakhirnya dua periode kepemimpinan Wali Kota Airin membuka peluang bagi figur manapun untuk bersaing satu sama lain.
"Masalah perimbangan kekuatan dan lain-lainnya kan belum bisa kita ukur semua, yang pasti kita coba cari alternatif lain. Kalaupun nanti dari trah (Rawu dan Airin) ingin mengikuti Pilkada di Tangsel lagi, belum tentu juga bisa kita ukur kekuatannya. Masih nol-nol semua ini," serunya.
Lebih lanjut dikatakannya, Partai Gerindra berharap ada perubahan besar dengan kehadiran pemimpin baru di Kota Tangsel kedepan. Karena menurut Yudi, beberapa hal yang harus dibenahi dari pemerintahan Airin adalah soal kepemimpinan yang inovatif, kreatif dan solutif.
"Kota Tangsel secara potensi, sumber daya, dan segala macamnya sebenarnya sudah kuat, tinggal sekarang mengolahnya. Mengolahnya pasti butuh kepemimpinan yang inovatif, kreatif dan solutif," terang Yudi.
Untuk menantang trah Rawu, Partai Gerindra sendiri terus membuka peluang koalisi dengan partai-partai yang ada, Termasuk dengan PKS, PAN dan Demokrat. Partai itu dianggapnya telah memiliki kedekatan sejak jauh hari, bahkan sebelum Pemilu Presiden (Pilpres) berlangsung. "Hampir semua partai kita jajaki sekarang. Salah satunya iya, (partai koalisi Pilpres)," tandasnya.
(mhd)