Pengamat Nilai Pilihan Depok Gabung Jakarta sebagai Win-win Solutions
A
A
A
DEPOK - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia (UI) Lisman Manurung menilai pilihan Kota Depok lebih condong bergabung dengan Provinsi DKI Jakarta ketimbang Bogor Raya sebagai jalan tengah yang baik. Sebab persoalan yang harus diselesaikan lebih banyak berkaitan dengan DKI Jakarta.
Ia mencontohkan, dari sisi transportasi beban yang paling rumit itu adalah dari Depok menuju Jakarta, bukan menuju Bogor. "Sehingga yang mau diselesaikan itu beban warga Depok yang selalu bergumul berat menuju Jakarta," ujarnya Selasa (20/8/2019).
Karenanya, Jika Depok bergabung dengan Jakarta, maka kolaborasi tersebut akan mengatasi permasalahan publik yang terjadi selama ini di bidang transportasi dan tenaga kerja. Hal ini juga akan berdampak pada keberhasilan di bidang lingkungan.
"Dengan banyaknya warga yang naik transportasi umum maka kondisi udara juga akan lebih baik. Ini win-win solution," ungkapnya. (Baca juga: Setelah Bekasi, Giliran Wali Kota Depok Pilih Gabung DKI Jakarta)
Dengan bergabungnya Depok ke Jakarta juga akan menolong Bogor. Karena beban angkut warga Bogor pun menjadi berkurang. "Lalu selanjutnya kalau bisa nanti interkoneksi, dan jangan sampai saling menafikkan. Jangan ada ego sektoral birokrasi yang menjadi dominan antarpemimpin, karena yang harus diurus adalah rakyat. Jadi kolaborasi menjadi lebih utama untuk membangun interkoneksi dibanding memunculkan ego sektoral birokrasi," tegasnya.
Lisman melihat kemungkinan besar Bogor berharap agar Depok masuk pada wilayahnya pasti ada. Namun Lisman menegaskan bahwa yang harus diutamakan adalah kepentingan warga, mengingat ada ratusan ribu jiwa yang berjuang menjadi komuter. (Baca juga: Enggan Gabung ke Bogor Raya, Kota Bekasi Dapat Tawaran Masuk Jakarta)
"Artinya ini lebih baik diutamakan nanti interkoneksi yang saya maksud bisa dikelola agar warga bisa menikmati. Warga merasa pemerintah hadir. Ketika interkoneksi dibangun maka warga merasa dihargai kepentingan oleh pemda, itu idealnya," pungkasnya.
Ia mencontohkan, dari sisi transportasi beban yang paling rumit itu adalah dari Depok menuju Jakarta, bukan menuju Bogor. "Sehingga yang mau diselesaikan itu beban warga Depok yang selalu bergumul berat menuju Jakarta," ujarnya Selasa (20/8/2019).
Karenanya, Jika Depok bergabung dengan Jakarta, maka kolaborasi tersebut akan mengatasi permasalahan publik yang terjadi selama ini di bidang transportasi dan tenaga kerja. Hal ini juga akan berdampak pada keberhasilan di bidang lingkungan.
"Dengan banyaknya warga yang naik transportasi umum maka kondisi udara juga akan lebih baik. Ini win-win solution," ungkapnya. (Baca juga: Setelah Bekasi, Giliran Wali Kota Depok Pilih Gabung DKI Jakarta)
Dengan bergabungnya Depok ke Jakarta juga akan menolong Bogor. Karena beban angkut warga Bogor pun menjadi berkurang. "Lalu selanjutnya kalau bisa nanti interkoneksi, dan jangan sampai saling menafikkan. Jangan ada ego sektoral birokrasi yang menjadi dominan antarpemimpin, karena yang harus diurus adalah rakyat. Jadi kolaborasi menjadi lebih utama untuk membangun interkoneksi dibanding memunculkan ego sektoral birokrasi," tegasnya.
Lisman melihat kemungkinan besar Bogor berharap agar Depok masuk pada wilayahnya pasti ada. Namun Lisman menegaskan bahwa yang harus diutamakan adalah kepentingan warga, mengingat ada ratusan ribu jiwa yang berjuang menjadi komuter. (Baca juga: Enggan Gabung ke Bogor Raya, Kota Bekasi Dapat Tawaran Masuk Jakarta)
"Artinya ini lebih baik diutamakan nanti interkoneksi yang saya maksud bisa dikelola agar warga bisa menikmati. Warga merasa pemerintah hadir. Ketika interkoneksi dibangun maka warga merasa dihargai kepentingan oleh pemda, itu idealnya," pungkasnya.
(thm)