TPST dan 300 Truk Jadi Solusi Permasalahan Sampah di Kabupaten Bogor
A
A
A
BOGOR - Pemkab Bogor terus berupaya mencari solusi dalam mengatasi permasalahan sampah di wilayahnya. Terlebih, sekitar 2.700 ton sampah setiap harinya tak terangkut oleh 258 truk yang dimiliki Pemkab Bogor.
Maka dari itu dalam waktu dekat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor segera merealisasikan sejumlah program maupun kebijakan dalam mengatasinya, di antaranya yakni membangun sejumlah Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di beberapa zona serta menambah 300 truk.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, Pandji Ksatriyadji menjelaskan, sedang menyiapkan Feasibility Study (FS) atau uji kelayakan lokasi-lokasi yang akan dijadikan TPST atau zonasi sampah."Sesuai arahan Bupati, tahapannya untuk TPST ini adalah membeli atau memanfaatkan tanah milik desa, setelah lokasi ditetapkan maka secepatnya kita langsung membuat FS-nya," kata pandji di Cibinong, Kabupaten Bogor pada Rabu (17/7/2019).
Dia melanjutkan, setelah penunjukkan lokasi dan pembuatan FS, tahap selanjutnya yakni membuat Detail Engineering Design (DED) dan langsung menganggarkan dana pembangunan fisiknya yang diperkirakan menghabiskan Rp15-20 miliar per TPST.
"Kami akan membangun sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Undang-Undang Lingkungan Hidup No 18/2008, hingga syarat lokasinya lebih mudah dan tidak serumit seperti di TPA Galuga," ujarnya.
Menurutnya TPST sejalan dengan upaya menanggulangi kekurangan armada truk sampah yang saat ini jauh dari ideal. Saat ini, DLH Kabupaten Bogor hanya memiliki 258 unit truk sampah. "Kita masih membutuhkan sekitar 300 unit tambahan truk sampah lagi. Tapi untuk tahun Ini kita baru akan membeli 62 truk sampah, namun jumlah itu pun masih kurang seiiring dengan luasnya Kabupaten Bogor," ujarnya.
Sementara, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kabupaten Bogor, Atis Tardiana menegaskan, jumlah ideal armada truk pengangkut sampah untuk Kabupaten Bogor dengan jumlah penduduk lebih dari 5 juta jiwa, maka diperlukan sekitar 580 unit.
"Itu dengan asumsi satu unit truk melayani 10.000 penduduk. Nah, selama ini belum terangkut semua karena luas wilayah kita dan jumlah penduduk yang sangat besar. Yang tidak terangkut ini yang perlu penanganan lebih lanjut," jelasnya.
Menurutnya ada dua cara yang dilakukan untuk memusnahkan sampah-sampah di Bumi Tegar Beriman, dengan melakukan aksi bersih-bersih dan mengurangi timbunan sampah dengan membuat bank sampah."Saat ini sudah ada 353 bank sampah dan 32 eco village dan 144 kampung ramah lingkungan (KRL). Dengan itu semua, bisa mengurangi 30% sampah di Kabupaten Bogor yang tidak terangkut. Kan itu yang perlu penanganan lebih lanjut. Intinya, kita mengejar target tahun 2025 Indonesia bebas sampah," ujarnya.
Sekadar diketahui, Bupati Bogor Ade Yasin mengaku geram dengan maraknya keluhan masyarakat terkait banyaknya sampah yang menumpuk dan berceceran di sejumlah ruas jalan di Kabupaten Bogor. Bahkan pihaknya menyebut, saat ini wilayahnya sedang darurat sampah, sebab berdasarkan data yang diperolehnya dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Bogor ada 2.700 ton sampah/harinya.
"Ya sekarang, sampah jadi persoalan darurat ya, kami nyatakan darurat sampah karena dari 2.700 ton per hari yang terangkut hanya 600 sampai 700 ton per hari jadi ada sekitar 2000 ton yang tak terangkut," kata Ade.
Menurutnya jumlah sampah yang terhitung itu, belum termasuk yang dibuang sembarangan ke pinggir-pinggir jalan dan sungai. Maka dari itu, pihaknya saat ini mulai serius menangani permasalahan tersebut. "Tadi kita sudah gelar rapat atau pertemuan dengan mengundang dinas terkait seperti DLHK, Satpol PP dan lain-lain. Ini supaya ada gerakan terpadu dari dinas-dinas tersebut," paparnya.
Selama ini penanganan sampah yang dikeluhkan itu sebetulnya sudah diatasi dengan cara menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat agar tak buang sampah sembarangan. "Kita juga terkendala dengan minimnya armada angkutan sampah, makanya kita akan tambah," ucapnya.
Maka dari itu dalam waktu dekat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor segera merealisasikan sejumlah program maupun kebijakan dalam mengatasinya, di antaranya yakni membangun sejumlah Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di beberapa zona serta menambah 300 truk.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, Pandji Ksatriyadji menjelaskan, sedang menyiapkan Feasibility Study (FS) atau uji kelayakan lokasi-lokasi yang akan dijadikan TPST atau zonasi sampah."Sesuai arahan Bupati, tahapannya untuk TPST ini adalah membeli atau memanfaatkan tanah milik desa, setelah lokasi ditetapkan maka secepatnya kita langsung membuat FS-nya," kata pandji di Cibinong, Kabupaten Bogor pada Rabu (17/7/2019).
Dia melanjutkan, setelah penunjukkan lokasi dan pembuatan FS, tahap selanjutnya yakni membuat Detail Engineering Design (DED) dan langsung menganggarkan dana pembangunan fisiknya yang diperkirakan menghabiskan Rp15-20 miliar per TPST.
"Kami akan membangun sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Undang-Undang Lingkungan Hidup No 18/2008, hingga syarat lokasinya lebih mudah dan tidak serumit seperti di TPA Galuga," ujarnya.
Menurutnya TPST sejalan dengan upaya menanggulangi kekurangan armada truk sampah yang saat ini jauh dari ideal. Saat ini, DLH Kabupaten Bogor hanya memiliki 258 unit truk sampah. "Kita masih membutuhkan sekitar 300 unit tambahan truk sampah lagi. Tapi untuk tahun Ini kita baru akan membeli 62 truk sampah, namun jumlah itu pun masih kurang seiiring dengan luasnya Kabupaten Bogor," ujarnya.
Sementara, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kabupaten Bogor, Atis Tardiana menegaskan, jumlah ideal armada truk pengangkut sampah untuk Kabupaten Bogor dengan jumlah penduduk lebih dari 5 juta jiwa, maka diperlukan sekitar 580 unit.
"Itu dengan asumsi satu unit truk melayani 10.000 penduduk. Nah, selama ini belum terangkut semua karena luas wilayah kita dan jumlah penduduk yang sangat besar. Yang tidak terangkut ini yang perlu penanganan lebih lanjut," jelasnya.
Menurutnya ada dua cara yang dilakukan untuk memusnahkan sampah-sampah di Bumi Tegar Beriman, dengan melakukan aksi bersih-bersih dan mengurangi timbunan sampah dengan membuat bank sampah."Saat ini sudah ada 353 bank sampah dan 32 eco village dan 144 kampung ramah lingkungan (KRL). Dengan itu semua, bisa mengurangi 30% sampah di Kabupaten Bogor yang tidak terangkut. Kan itu yang perlu penanganan lebih lanjut. Intinya, kita mengejar target tahun 2025 Indonesia bebas sampah," ujarnya.
Sekadar diketahui, Bupati Bogor Ade Yasin mengaku geram dengan maraknya keluhan masyarakat terkait banyaknya sampah yang menumpuk dan berceceran di sejumlah ruas jalan di Kabupaten Bogor. Bahkan pihaknya menyebut, saat ini wilayahnya sedang darurat sampah, sebab berdasarkan data yang diperolehnya dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Bogor ada 2.700 ton sampah/harinya.
"Ya sekarang, sampah jadi persoalan darurat ya, kami nyatakan darurat sampah karena dari 2.700 ton per hari yang terangkut hanya 600 sampai 700 ton per hari jadi ada sekitar 2000 ton yang tak terangkut," kata Ade.
Menurutnya jumlah sampah yang terhitung itu, belum termasuk yang dibuang sembarangan ke pinggir-pinggir jalan dan sungai. Maka dari itu, pihaknya saat ini mulai serius menangani permasalahan tersebut. "Tadi kita sudah gelar rapat atau pertemuan dengan mengundang dinas terkait seperti DLHK, Satpol PP dan lain-lain. Ini supaya ada gerakan terpadu dari dinas-dinas tersebut," paparnya.
Selama ini penanganan sampah yang dikeluhkan itu sebetulnya sudah diatasi dengan cara menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat agar tak buang sampah sembarangan. "Kita juga terkendala dengan minimnya armada angkutan sampah, makanya kita akan tambah," ucapnya.
(whb)