Banjir Tinggi di Kota Tangerang Akibat Proyek Turap yang Mangkrak
A
A
A
TANGERANG - Luapan air Sungai Cisadane yang membanjiri ratusan rumah warga, di Kota Tangerang, Banten, diduga juga akibat proyek turap yang belum rampung dikerjakan.
Banjir paling parah yang terjadi akibar air Sungai Cisadane yang meluap itu, berada di wilayah pinggir sungai Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas.
Di sini, air mencapai sekira 1,7 meter, dan memasuki sekitar 83 rumah warga yang dihuni oleh sebanyak 405 jiwa. Tidak hanya rumah, banjir juga merendam kendaraan milik warga yang tidak sempat dievakuasi. (Baca Juga: Cisadane Meluap, Sebagian Jalan di Kota Tangerang Terendam Banjir)
Belum dihitung berapa jumlah kerugian yang dialami warga, dan pemerintah. Karena, banjir di wilayah ini juga merendam kantor kelurahan, dan sekolah dasar.
Arsip penting di kelurahan dan sekolahan diduga rusak akibat dan hancur akibat terendam banjir. Meski demikian, pemkot belum menghitung kerugian yang dialami.
Riski, warga sekitar mengatakan, banjir di perkampungannya akibat proyek turap yang mangkrak. Proyek itu, sudah dikerjakan sejak dua tahun lalu. Namun, beberapa bulan terakhir, pekerjaannya malah berhenti.
"Orang tidak ada penghalangnya, jadi air langsung masuk ke pemukiman warga. Turapnya memang lagi dibangun," kata Riski, saat ditemui SINDO, Sabtu (27/4/2019).
Dijelaskan dia, proyek turap yang belum selesai itu memiliki panjang lebih dari 15 meter. Tanpa turap itu, permukaan sungai dengan tanah pemukiman warga sejajar.
"Jadi kalau sungai meluap, pemukiman warga juga langsung kebanjiran. Sebaliknya, kalau air surut, kelihatan dan air langsung surut. Saya sih berharap, proyek turap tersebut segera dilanjutkan," sambungnya. (Baca Juga: Banjir Kiriman Bogor Juga Rendam Ratusan Rumah di Tangsel)
Sementara itu, hingga kini belum ada keterangan dari dinas PUPR di lingkungan Pemkot Tangerang. Saat dihubungi oleh wartawan pun, tidak ada jawaban.
Pihak Dinas Kominfo Pemkot Tangerang pun berdalih, proyek tersebut kewenangan Kementerian PU. Sehingga, pertanggung jawaban proyek mangkrak penyebab banjir itu diserahkan kepada pihak kementerian.
"Belum kelar, tanggulnya belum jadi. Tanya ke Kementerian PU coba. Punya pusat itu. Iya, coba aja tanya ke pihak kementerian PU," jelas Mualim, salah seorang pejabat Kominfo Kota Tangerang.
Banjir paling parah yang terjadi akibar air Sungai Cisadane yang meluap itu, berada di wilayah pinggir sungai Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas.
Di sini, air mencapai sekira 1,7 meter, dan memasuki sekitar 83 rumah warga yang dihuni oleh sebanyak 405 jiwa. Tidak hanya rumah, banjir juga merendam kendaraan milik warga yang tidak sempat dievakuasi. (Baca Juga: Cisadane Meluap, Sebagian Jalan di Kota Tangerang Terendam Banjir)
Belum dihitung berapa jumlah kerugian yang dialami warga, dan pemerintah. Karena, banjir di wilayah ini juga merendam kantor kelurahan, dan sekolah dasar.
Arsip penting di kelurahan dan sekolahan diduga rusak akibat dan hancur akibat terendam banjir. Meski demikian, pemkot belum menghitung kerugian yang dialami.
Riski, warga sekitar mengatakan, banjir di perkampungannya akibat proyek turap yang mangkrak. Proyek itu, sudah dikerjakan sejak dua tahun lalu. Namun, beberapa bulan terakhir, pekerjaannya malah berhenti.
"Orang tidak ada penghalangnya, jadi air langsung masuk ke pemukiman warga. Turapnya memang lagi dibangun," kata Riski, saat ditemui SINDO, Sabtu (27/4/2019).
Dijelaskan dia, proyek turap yang belum selesai itu memiliki panjang lebih dari 15 meter. Tanpa turap itu, permukaan sungai dengan tanah pemukiman warga sejajar.
"Jadi kalau sungai meluap, pemukiman warga juga langsung kebanjiran. Sebaliknya, kalau air surut, kelihatan dan air langsung surut. Saya sih berharap, proyek turap tersebut segera dilanjutkan," sambungnya. (Baca Juga: Banjir Kiriman Bogor Juga Rendam Ratusan Rumah di Tangsel)
Sementara itu, hingga kini belum ada keterangan dari dinas PUPR di lingkungan Pemkot Tangerang. Saat dihubungi oleh wartawan pun, tidak ada jawaban.
Pihak Dinas Kominfo Pemkot Tangerang pun berdalih, proyek tersebut kewenangan Kementerian PU. Sehingga, pertanggung jawaban proyek mangkrak penyebab banjir itu diserahkan kepada pihak kementerian.
"Belum kelar, tanggulnya belum jadi. Tanya ke Kementerian PU coba. Punya pusat itu. Iya, coba aja tanya ke pihak kementerian PU," jelas Mualim, salah seorang pejabat Kominfo Kota Tangerang.
(ysw)