90% Tiket Kereta Api Jarak Jauh Sudah Ludes Terjual
A
A
A
JAKARTA - PT KAI menyebut, lebih dari 90% tiket kereta api jarak jauh tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur ludes terjual. Hal ini lantaran masyarakat memanfaatkan libur pemilu untuk bepergian. Kepala Humas Daop 1 PT KAI Eva Chairunissa mengatakan, hingga kemarin pihaknya mencatat beberapa perjalanan telah penuh.
Di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat misalnya, untuk pemberangkatan pada 16 April, dari 17.450 tiket yang disiapkan, sebanyak 16.844 tiket atau 96% habis terjual. Sementara untuk keberangkatan hari ini, dari 18.018 tiket yang disediakan, kata dia, tiket yang terjual mencapai 14.968 atau sekitar 83%. “Okupasinya cukup tinggi. Sejak sepekan lalu, kami melihat ada peningkatan, grafik pemesanan tinggi,” katanya kemarin.
Kondisi yang sama juga terjadi di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Menurut Eva, untuk pemberangkatan pada 16 April, dari 20.602 tiket yang disiapkan, tercatat 19.154 tiket atau 93% telah terjual. Begitu juga untuk keberangkatan hari ini, dari 20.566 tiket yang disediakan, sebanyak 19.588 tiket atau 95% habis terjual.
“Jumlah tiket yang terjual tersebut akan terus bertambah sejalan dengan ketersediaan tempat duduk yang masih ada. Pembelian tiket masih dapat dilakukan hingga menjelang keberangkatan kereta pada tanggal dan jam yang diinginkan calon pengguna jasa,” kata Eva. Eva menegaskan, untuk pembelian on the spot, selama tiket masih tersedia, maka calon penumpang bisa membeli langsung 30 menit sebelum keberangkatan kereta.
Sementara itu, untuk mengantisipasi membeludaknya penumpang menjelang libur panjang long weekend pada 19 April. Daop 1 PT KAI menyiapkan 11 kereta tambahan dengan menyiapkan 5.512 tempat duduk per harinya. “Delapan KA diberangkatkan dari Stasiun Gambir dan tiga KA diberangkatkan dari Stasiun Pasar Senen dengan tujuan Bandung, Cirebon, Kutoarjo, Yogyakarta, dan Solo,” kata Eva.
Adapun untuk KA reguler, Eva mengatakan, pihaknya menyediakan 34.804 tempat duduk dari 58 kereta api yang berangkat baik dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen. Rinciannya, 32 kereta berangkat dari Stasiun Gambir dengan 15.286 tempat duduk. Sementara dari Stasiun Pasar Senen sebanyak 26 kereta dengan 19.518 tempat duduk.
”Ketersediaan tempat duduk di kedua stasiun pada 15–21 April 2019 mencapai 76%. Sementara untuk 16–18 April 2019 sudah melebihi 90%. Sementara untuk 19 April tersisa sekitar 20% dari total tempat duduk yang disediakan,” katanya. Salah seorang masyarakat, Berry Prasetyo, 29, memilih menggunakan mobil pribadi untuk kembali ke kampungnya karena tiket kereta habis. “Tiket habis. Jadi, bawa kendaraan sendiri,” ucapnya.
Senada, Guritno, 35, warga Bandung, Jawa Barat, ini mengaku memilih menggunakan travel. Tiket kereta yang tak tersedia untuk berangkat ke Bandung membuat dirinya terpaksa menggunakan travel bersama istri dan anaknya. “Kalau untuk tiket pulang saya sudah dapat,” ucap Guritno.
Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno menilai, penuhnya kereta api menunjukkan ekonomi masyarakat mulai meningkat. “Sekalipun harga kereta mahal. Tapi banyak yang beli, ini menandakan ekonomi masyarakat kita sudah mampu,” kata Djoko.
Hal ini tak lepas dari inovasi yang dilakukan PT KAI selaku operator kereta. Pembenahan terus dilakukan hingga membuat nyaman penumpang, mulai menghilangkan pedagang kaki lima (PKL) hingga membuat pendingin di gerbong kereta. Karena itu, Djoko mendorong PT KAI terus berinovasi meningkatkan sarana dan prasarana, termasuk menambah jumlah gerbong kereta.
Di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat misalnya, untuk pemberangkatan pada 16 April, dari 17.450 tiket yang disiapkan, sebanyak 16.844 tiket atau 96% habis terjual. Sementara untuk keberangkatan hari ini, dari 18.018 tiket yang disediakan, kata dia, tiket yang terjual mencapai 14.968 atau sekitar 83%. “Okupasinya cukup tinggi. Sejak sepekan lalu, kami melihat ada peningkatan, grafik pemesanan tinggi,” katanya kemarin.
Kondisi yang sama juga terjadi di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Menurut Eva, untuk pemberangkatan pada 16 April, dari 20.602 tiket yang disiapkan, tercatat 19.154 tiket atau 93% telah terjual. Begitu juga untuk keberangkatan hari ini, dari 20.566 tiket yang disediakan, sebanyak 19.588 tiket atau 95% habis terjual.
“Jumlah tiket yang terjual tersebut akan terus bertambah sejalan dengan ketersediaan tempat duduk yang masih ada. Pembelian tiket masih dapat dilakukan hingga menjelang keberangkatan kereta pada tanggal dan jam yang diinginkan calon pengguna jasa,” kata Eva. Eva menegaskan, untuk pembelian on the spot, selama tiket masih tersedia, maka calon penumpang bisa membeli langsung 30 menit sebelum keberangkatan kereta.
Sementara itu, untuk mengantisipasi membeludaknya penumpang menjelang libur panjang long weekend pada 19 April. Daop 1 PT KAI menyiapkan 11 kereta tambahan dengan menyiapkan 5.512 tempat duduk per harinya. “Delapan KA diberangkatkan dari Stasiun Gambir dan tiga KA diberangkatkan dari Stasiun Pasar Senen dengan tujuan Bandung, Cirebon, Kutoarjo, Yogyakarta, dan Solo,” kata Eva.
Adapun untuk KA reguler, Eva mengatakan, pihaknya menyediakan 34.804 tempat duduk dari 58 kereta api yang berangkat baik dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen. Rinciannya, 32 kereta berangkat dari Stasiun Gambir dengan 15.286 tempat duduk. Sementara dari Stasiun Pasar Senen sebanyak 26 kereta dengan 19.518 tempat duduk.
”Ketersediaan tempat duduk di kedua stasiun pada 15–21 April 2019 mencapai 76%. Sementara untuk 16–18 April 2019 sudah melebihi 90%. Sementara untuk 19 April tersisa sekitar 20% dari total tempat duduk yang disediakan,” katanya. Salah seorang masyarakat, Berry Prasetyo, 29, memilih menggunakan mobil pribadi untuk kembali ke kampungnya karena tiket kereta habis. “Tiket habis. Jadi, bawa kendaraan sendiri,” ucapnya.
Senada, Guritno, 35, warga Bandung, Jawa Barat, ini mengaku memilih menggunakan travel. Tiket kereta yang tak tersedia untuk berangkat ke Bandung membuat dirinya terpaksa menggunakan travel bersama istri dan anaknya. “Kalau untuk tiket pulang saya sudah dapat,” ucap Guritno.
Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno menilai, penuhnya kereta api menunjukkan ekonomi masyarakat mulai meningkat. “Sekalipun harga kereta mahal. Tapi banyak yang beli, ini menandakan ekonomi masyarakat kita sudah mampu,” kata Djoko.
Hal ini tak lepas dari inovasi yang dilakukan PT KAI selaku operator kereta. Pembenahan terus dilakukan hingga membuat nyaman penumpang, mulai menghilangkan pedagang kaki lima (PKL) hingga membuat pendingin di gerbong kereta. Karena itu, Djoko mendorong PT KAI terus berinovasi meningkatkan sarana dan prasarana, termasuk menambah jumlah gerbong kereta.
(don)