Cawapres 01 Kiai Ma'ruf Optimistis Suara Nasional Mencapai 62%

Jum'at, 12 April 2019 - 07:44 WIB
Cawapres 01 Kiai Maruf Optimistis Suara Nasional Mencapai 62%
Cawapres 01 Kiai Ma'ruf Optimistis Suara Nasional Mencapai 62%
A A A
BOGOR - Kampanye pilpres yang telah dimulai sejak 23 September 2018 lalu segera berakhir pada 13 April 2019 mendatang. Kedua pasangan calon sudah berkeliling hampir ke seluruh penjuru Indonesia, termasuk cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin.

Dari keseluruhan kunjungannya, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini merasa yakin bahwa dia dan pasangannya, Joko Widodo (Jokowi) bakal menang dalam ajang Pilpres 2019. “Kalau kita sih yakin menang. Survei juga pada umumnya kita menang. Walaupun ada satu, dua (yang tak unggul), itu biasalah. Tapi kebanyakan mayoritas pemenangan Pak Jokowi dengan saya," ucap Kiai Ma'ruf seusai kunjungannya ke Ponpes Nurul Huda, Cijeruk, Kabupaten Bogor, kemarin.

Dia merasa optimistis, untuk target kemenangan nasional bisa meraih 58–62%. "Ya minimal 58–62% lah. Antara kisaran 58–62, kita harapkan di situ. Insyaallah. Berdasarkan survei-survei yang berkembang," papar Kiai Ma'ruf.

Dia mengungkapkan, daerah-daerah yang dulunya cukup berat, kini perlahan-lahan sudah menjadi miliknya dan Jokowi. Seperti Jawa Barat serta Banten. "Jawa Barat, Banten, daerah yang cukup alot. Insyaallah juga akan menang," tambahnya. Dia menyebut untuk Jabar dan Banten, dirinya memperkirakan akan menang dengan angka 60%.

"Minimal itu 60 lah (Banten). Kalau Jawa Barat sama juga 60. Karena daerah ini, daerah alot. Dulu Pak Jokowi kan kalah di Jawa Barat dan Banten, sekarang menang," urainya. Sementara itu dukungan terus mengalir untuk paslon 01. Kemarin ulama dan para kiai se-Keresidenan Bogor, Cianjur, dan Sukabumi mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon nomor urut 01 di Pondok Pesantren Nurul Huda, Cijeruk, Kabupaten Bogor.

Deklarasi dibacakan Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda KH Asep Abdul Yazid. Kiai Yazid mengatakan, deklarasi para ulama dan kiai se-Keresidenan Bogor tersebut disampaikan dengan mengharap rida dan rahmat Allah SWT.

"Dengan ini kami para kiai satu Keresidenan Bogor, Cianjur, Sukabumi, dan para jamaah menyatakan sikap, siap mendukung dan memenangkan pasangan capres dan cawapres Ir. H. Joko Widodo dan Prof. KH. Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden RI periode 2019-2024," ujat Kiai Asep saat membacakan deklarasinya di hadapan ribuan santri dan warga yang hadir.

Dia mengatakan, para ulama dan kiai se-Keresidenan Bogor akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperjuangkan Jokowi-Ma'ruf meraih kemenangan di Bogor pada 17 April mendatang. "Dan berikhtiar untuk memperjuangkan pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 pada tanggal 17 April 2019 semoga Allah Swt meridhoi langkah kita semua. Amin ya rabbal alamin," ucap Kiai Asep.

Setelah mendeklarasikan dukungan, acara dilanjutkan dengan Haul KH UU Rafiudin bin KH Royani, pendiri Pondok Pesantren Nurul Huda. Dalam haul ke-14 tahun itu, Kiai Ma'ruf pun menyampaikan tausiah. Kiai Ma'ruf mengaku bersyukur bisa bersilaturahmi dengan para alumni Pondok Pesantren Nurul Huda dan warga Bogor dalam acara haul tersebut.

"Saya bersyukur silaturahim ke Pondok Pesantren Nurul Huda dalam rangka Haul KH. UU Rafiudin. Kita beruntung punya ulama seperti beliau. Beliau telah menunaikan tugasnya sebagai ulama," kata Kiai Ma'ruf. Kiai Ma'ruf menyampaikan pentingnya peran pesantren di Indonesia. Para ulama melalui pesantren, menyiapkan orang-orang yang paham agama dan tokoh-tokoh perbaikan.

Selain itu juga untuk mencetak ulama dan kiai-kiai untuk berjuang di tengah masyarakat. "Kalau tidak ada pesantren habis agama Islam. Makanya Islam di Indonesia itu tetap kuat, tetap mayoritas meski dijajah ratusan tahun," ujar Kiai Ma'ruf di hadapan para kiai dan santri di Pondok Pesantren Nurul Huda.

Indonesia dijajah selama ratusan tahun, namun umat Islam tetap menjadi mayoritas karena adanya pesantren di Indonesia. Kiai Ma'ruf mengibaratkan pesantren sebagai 'penjaga' Islam di Indonesia. "Pesantren itu benteng Islam," kata Kiai Ma'ruf.
Dia menuturkan, Islam lebih dulu masuk ke China. Di negara tirai bambu itu, Islam lambat laun mulai habis. Meski, ada masjid yang usianya lebih dari 1.000 tahun.

"Habis karena tidak ada pesantren. Ini bedanya. Ada masjid lebih dari 1.000 tahun, tapi umatnya tidak banyak, karena tidak ada pesantren. Kita Indonesia alhamdulillah. Orang tidak menyadari pentingnya pesantren menjadi benteng Islam," tutur Kiai Ma'ruf
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7548 seconds (0.1#10.140)