Gulung Perampas Uang Nasabah Bank, Kapten Komplotan Tewas Ditembak
A
A
A
JAKARTA - Polisi menggulung komplotan perampas uang nasabah bank yang kerap beraksi di Jakarta. Salah satu pelaku yang juga kapten komplotan tersebut tewas ditembak karena berusaha melawan petugas saat akan ditangkap.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kompol Argo Yuwono menerangkan kawanan ini merupakan spesialis menyasar nasabah bank, sindikat Palembang-Lampung. Dalam menjalankan aksinya, mereka terdiri dari 5 orang dan 1 kapten. Setiap orang memiliki tugasnya masing-masing. (Baca Juga: Polda Metro Ringkus Lima Perampas Uang Nasabah Bank)
"Lima pelaku yang diringkus, masing-masing berinisial B (39), AF (43), DH (27), H (37), dan DD (36)," ujar Argo saat konpers di RS POlri Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (11/4/2019).
Sementara MD, selaku kapten dan otak dari kejahatan ini ketika dibekuk di daerah Cipayung melakukan perlawanan dengan cara mendorong petugas. Sehingga petugas memberikan tindakan tegas terukur kepada MD. "MD meninggal dunia dalam perjalanan ke RS Polri Kramatjati, karena kehabisan darah.
Diketahui, komplotan yang berasal dari Palembang dan Lampung ini berbagi peran dalam beraksi. Ada yang bertugas untuk menentukan nsabah mana yang akan dijadikan sasaran.
"Ada perannya menggambar yaitu inisial B, dia bisa lihat siapa nsabah yang ambil uang banyak dan sendirian sehingga langsung ditandai," katanya.
Kemudian ada TL yang akan membuat mobil korban kempis sehingga korban lengah dan keluar memeriksa kondisi bannya. "Disini DH beraksi dengan mengambil tas yang berisi uang tersebut," katanya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kompol Argo Yuwono menerangkan kawanan ini merupakan spesialis menyasar nasabah bank, sindikat Palembang-Lampung. Dalam menjalankan aksinya, mereka terdiri dari 5 orang dan 1 kapten. Setiap orang memiliki tugasnya masing-masing. (Baca Juga: Polda Metro Ringkus Lima Perampas Uang Nasabah Bank)
"Lima pelaku yang diringkus, masing-masing berinisial B (39), AF (43), DH (27), H (37), dan DD (36)," ujar Argo saat konpers di RS POlri Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (11/4/2019).
Sementara MD, selaku kapten dan otak dari kejahatan ini ketika dibekuk di daerah Cipayung melakukan perlawanan dengan cara mendorong petugas. Sehingga petugas memberikan tindakan tegas terukur kepada MD. "MD meninggal dunia dalam perjalanan ke RS Polri Kramatjati, karena kehabisan darah.
Diketahui, komplotan yang berasal dari Palembang dan Lampung ini berbagi peran dalam beraksi. Ada yang bertugas untuk menentukan nsabah mana yang akan dijadikan sasaran.
"Ada perannya menggambar yaitu inisial B, dia bisa lihat siapa nsabah yang ambil uang banyak dan sendirian sehingga langsung ditandai," katanya.
Kemudian ada TL yang akan membuat mobil korban kempis sehingga korban lengah dan keluar memeriksa kondisi bannya. "Disini DH beraksi dengan mengambil tas yang berisi uang tersebut," katanya.
(ysw)