KNKT: Penyebab KRL Anjlok di Kebon Pedes karena Rel Turun
A
A
A
BOGOR - Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan salah satu penyebab anjloknya KRL Commuterline (relasi Jatinegara-Bogor) di perlintasan Kebon Pedes, Tanah Sereal, Kota Bogor, karena adanya penurunan rel di lokasi tersebut.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya tak bisa menemukan penyebab pasti dari anjloknya KRL Commuter Line di perlintasan Kebon Pedes yang menyebabkan belasan orang terluka. Menurutnya, kecelakaan transportasi itu tak ada yang single factor.
"Dari hasil investigasi KNKT, salah satu faktor penyebab kecelakan KRL Commuterline (relasi Jatinegara-Bogor) di Kebon Pedes rel itu menurun, disitu ketika hujan, air itu masuk ke tubuh rel, itu terlihat adanya gejrotan, diperbaiki dua bulan jebol lagi, dua bulan jebol lagi," kata Soerjianto pada wartawan di Stasiun Bogor pada Kamis (4/4/2019).
Soerjianto menuturkan, harus ada kordinasi antara Kementerian Pekerjaan Umum, Kemenhub dan PT KAI agar di lokasi perlintasan sebidang Kebon Pedes itu tidak terjadi penurunan rel.( Baca: 17 Korban Kereta Anjlok Dipulangkan, Tersisa 2 Orang Dirawat di RS )
"Nah ini sebetulnya banyak yang terlibat, kita pelan-pelan mencari siapa penanggung jawab tunggalnya. Kalau tanggung jawab bersama, jika ada masalah seperti ini pasti saling lempar, sehingga tak akan terselesaikan. Kalau tidak akan banyak di tempat lain juga seperti itu," ujarnya.
Terkait pernyataan Menhub mengenai hasil evaluasi ternyata banyak peralatan yang sudah tua, menurutnya tak masalah. Sepanjang itu dipergunakan memang masih laik dan sesuai standar, menurutnya tak berpengaruh.
"Dalam pandangan kita sepanjang itu peralatan memenuhi standar dan laik, saya kira itu tak ada masalah meskipun sudah berusia tua," ucapnya.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya tak bisa menemukan penyebab pasti dari anjloknya KRL Commuter Line di perlintasan Kebon Pedes yang menyebabkan belasan orang terluka. Menurutnya, kecelakaan transportasi itu tak ada yang single factor.
"Dari hasil investigasi KNKT, salah satu faktor penyebab kecelakan KRL Commuterline (relasi Jatinegara-Bogor) di Kebon Pedes rel itu menurun, disitu ketika hujan, air itu masuk ke tubuh rel, itu terlihat adanya gejrotan, diperbaiki dua bulan jebol lagi, dua bulan jebol lagi," kata Soerjianto pada wartawan di Stasiun Bogor pada Kamis (4/4/2019).
Soerjianto menuturkan, harus ada kordinasi antara Kementerian Pekerjaan Umum, Kemenhub dan PT KAI agar di lokasi perlintasan sebidang Kebon Pedes itu tidak terjadi penurunan rel.( Baca: 17 Korban Kereta Anjlok Dipulangkan, Tersisa 2 Orang Dirawat di RS )
"Nah ini sebetulnya banyak yang terlibat, kita pelan-pelan mencari siapa penanggung jawab tunggalnya. Kalau tanggung jawab bersama, jika ada masalah seperti ini pasti saling lempar, sehingga tak akan terselesaikan. Kalau tidak akan banyak di tempat lain juga seperti itu," ujarnya.
Terkait pernyataan Menhub mengenai hasil evaluasi ternyata banyak peralatan yang sudah tua, menurutnya tak masalah. Sepanjang itu dipergunakan memang masih laik dan sesuai standar, menurutnya tak berpengaruh.
"Dalam pandangan kita sepanjang itu peralatan memenuhi standar dan laik, saya kira itu tak ada masalah meskipun sudah berusia tua," ucapnya.
(whb)