Fraksi PKS DPRD DKI Perjuangkan MRT Gratis untuk Warga Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi mengapresiasi hadirnya Moda Raya Terpadu (MRT) di Ibu Kota. Dia pun ingin MRT ini disambut suka cita oleh warga DKI Jakarta dengan ikut menjaganya.
"Harus kita syukuri dulu Jakarta punya MRT, jadi masyarakat harus menjaga MRT ini. Kedua, mudah-mudahan segera terintegrasi sehingga dari rumah sampai pada tujuannya itu nyambung jadi pembahasan tiketnya itu nanti nyambung. Kami berharap gitu," ujar Suhaimi di Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Suhaimi berharap integrasi angkutan umum di Jakarta segera terlaksana. Karena hal itu memudahkan masyarakat dalam mengakses transportasi publik. Selain itu, pihaknya akan memperjuangkan agar MRT bisa gratis bagi warga Ibu Kota. Dengan begitu, masyarakat semakin cepat meninggalkan kendaraan pribadi.
"Jadi dari Jak Lingkomau ke MRT, LRT, jadi satu tiket. Tinggal nanti teknisnya, itung-itungannya gimana. Kalau harapan Komisi C kemarin, gratis. Maksudnya biar masyarakat mudah integrasinya tapi dari sisi lainnya bisnisnya dikembangkan. Orang datang ke situ makan balik lagi bolak-balik jadi bisnisnya berkembang," ucapnya.
Menurut dia, masyarakat memiliki uang yang dipercayakan pengelolaannya kepada Pemprov DKI. Tak salah jika masyarakat diberikan tarif gratis untuk MRT. (Baca juga: Besok Ratangga Resmi Berbayar, PT MRT Kasih Diskon 50% Selama Sebulan)
"Kalau saya prinsipnya kalau untuk layanan masyarakat, berapapun itu kira-kira enggak apa-apa, termasuk untuk pendidikan, kesehatan, transportasi, berapapun itu, karena memang itu uang masyarakat. Itu nanti tinggal menanyakan kepada masyarakat kalau masyarakatnya ternyata mau bayar ya enggak apa-apa, tapi kita sebagai wakil rakyat, bagaimana semurah-murahnya. Kalau perlu gratis, memberi pelayanan sebaik-baiknya," tandas Suhaimi.
Suhaimi yakin anggaran yang ada saat ini cukup untuk menggratiskan moda baru transportasi massal di Ibu Kota. "Kalau hitung-hitungan kemarin itu kan kurang lebih Rp725 miliar untuk itu sampai akhir tahun. Kalau mau nambah sampai akhir tahun itu masih memungkinkan untuk terjangkau. Apalagi sekarang mekanismenya ada anggaran (APBD) perubahan," terangnya. (Baca juga: Daftar Harga Tiket MRT Antarstasiun: Terdekat Rp3.000, Terjauh Rp14.000)
Walaupun namanya gratis, kata dia, tentu saha bukan semaunya, tetap ada aturannya. "Sekolah kalau gratis apa kemudian masuk semaunya? Kan enggak, tetap disiplin. Karena APBD-nya APBD DKI, punya warga DKI, kalau soal teknis bisa diatur. Gampang lah itu," tandasnya.
"Harus kita syukuri dulu Jakarta punya MRT, jadi masyarakat harus menjaga MRT ini. Kedua, mudah-mudahan segera terintegrasi sehingga dari rumah sampai pada tujuannya itu nyambung jadi pembahasan tiketnya itu nanti nyambung. Kami berharap gitu," ujar Suhaimi di Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Suhaimi berharap integrasi angkutan umum di Jakarta segera terlaksana. Karena hal itu memudahkan masyarakat dalam mengakses transportasi publik. Selain itu, pihaknya akan memperjuangkan agar MRT bisa gratis bagi warga Ibu Kota. Dengan begitu, masyarakat semakin cepat meninggalkan kendaraan pribadi.
"Jadi dari Jak Lingkomau ke MRT, LRT, jadi satu tiket. Tinggal nanti teknisnya, itung-itungannya gimana. Kalau harapan Komisi C kemarin, gratis. Maksudnya biar masyarakat mudah integrasinya tapi dari sisi lainnya bisnisnya dikembangkan. Orang datang ke situ makan balik lagi bolak-balik jadi bisnisnya berkembang," ucapnya.
Menurut dia, masyarakat memiliki uang yang dipercayakan pengelolaannya kepada Pemprov DKI. Tak salah jika masyarakat diberikan tarif gratis untuk MRT. (Baca juga: Besok Ratangga Resmi Berbayar, PT MRT Kasih Diskon 50% Selama Sebulan)
"Kalau saya prinsipnya kalau untuk layanan masyarakat, berapapun itu kira-kira enggak apa-apa, termasuk untuk pendidikan, kesehatan, transportasi, berapapun itu, karena memang itu uang masyarakat. Itu nanti tinggal menanyakan kepada masyarakat kalau masyarakatnya ternyata mau bayar ya enggak apa-apa, tapi kita sebagai wakil rakyat, bagaimana semurah-murahnya. Kalau perlu gratis, memberi pelayanan sebaik-baiknya," tandas Suhaimi.
Suhaimi yakin anggaran yang ada saat ini cukup untuk menggratiskan moda baru transportasi massal di Ibu Kota. "Kalau hitung-hitungan kemarin itu kan kurang lebih Rp725 miliar untuk itu sampai akhir tahun. Kalau mau nambah sampai akhir tahun itu masih memungkinkan untuk terjangkau. Apalagi sekarang mekanismenya ada anggaran (APBD) perubahan," terangnya. (Baca juga: Daftar Harga Tiket MRT Antarstasiun: Terdekat Rp3.000, Terjauh Rp14.000)
Walaupun namanya gratis, kata dia, tentu saha bukan semaunya, tetap ada aturannya. "Sekolah kalau gratis apa kemudian masuk semaunya? Kan enggak, tetap disiplin. Karena APBD-nya APBD DKI, punya warga DKI, kalau soal teknis bisa diatur. Gampang lah itu," tandasnya.
(thm)