Dalam 1 Tahun, 122 Anak di Jakarta Barat Tersangkut Kriminalitas
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 122 anak diamankan Polrestro Jakarta Barat selama satu tahun terakhir. Ratusan anak-anak ini harus berurusan dengan kepolisian karena terlibat dalam serangkaian kejahatan mulai dari pencurian, tawuran, hingga pembunuhan.
Kapolrestro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, banyak anak-anak yang terlibat kasus kejahatan masih tercatat sebagai pelajar."Anak-anak ini terlibat dalam serangkaian kejahatan. Karena kita perlu bantuan semua pihak untuk menekan permasalahan ini," kata Hengki saat bersilaturahmi dengan ratusan kepala sekolah di Kantor Wali Kota Jakarta Barat pada Kamis (14/3/2019).
Meski tak menjelaskan adanya penambahan atau penurunan, namun Hengki menjelaskan jumlah itu cukup miris. Sebab dalam beberapa kasus ada anak-anak yang terlibat prostitusi anak, perampokan, geng motor, narkoba, hingga tawuran.
Hengki mencatat mayoritas pelaku tawuran masih mendominasi anak yang diamankan, sebanyak 95 orang. Kemudian disusul kasus pencurian sebanyak 14 orang, membawa senjata tajam 10 orang, sembilan orang kasus begal, pengeroyokan delapan orang, dan kasus penganiyaan lima orang. “Setelah kami telusuri dan kami tes urine. Kami mendapati semuanya positif narkoba,” ujarnya.
Hengki menuturkan, konsumsi narkoba dan obat daftar G yang dilakukan para pelaku, membuat beberapa orang kehilangan rasa empati. Beberapa pelaku anak kemudian menjadi sadis hingga nekat, bahkan dalam beberapa kasus para pelaku membunuh sejumlah korbannya. “Ini yang menarik. Terakhir kali kami ungkap tiga anak menjadi begal. Semuanya positif ganja dan obat daftar G,” tuturnya.
Wali Kota Jakarta Barat, Rustam Efendi mengatakan, akan membantu polisi memberantas narkoba di lingkungan sekolah. “Mungkin salah satunya kami akan melakukan tes urine terhadap mereka,” kata Rustam.
Rustam melanjutkan, pihaknya telah melakukan tes urine dibeberapa sekolah dan rencananya pada 2020 mendatang dilakukan secara serempak. Rustam mengaku miris dengan kondisi itu, dan mengimbau serta meminta orang tua dan para sekolah menjaga sejumlah anak anaknya.
Kini melalui jam belajar malam, Rustam menyakini proses menjaga anak dari tindak kriminalitas dapat dilakukan. Dia telah meminta semua pihak mulai dari lingkungan RT, RW, Lurah, dan Camat untuk mengawasi. “Jadi ketika ada anak yang berkeliaran saat jam belajar. Akan langsung kami tindak,” ucap Rustam.
Kapolrestro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, banyak anak-anak yang terlibat kasus kejahatan masih tercatat sebagai pelajar."Anak-anak ini terlibat dalam serangkaian kejahatan. Karena kita perlu bantuan semua pihak untuk menekan permasalahan ini," kata Hengki saat bersilaturahmi dengan ratusan kepala sekolah di Kantor Wali Kota Jakarta Barat pada Kamis (14/3/2019).
Meski tak menjelaskan adanya penambahan atau penurunan, namun Hengki menjelaskan jumlah itu cukup miris. Sebab dalam beberapa kasus ada anak-anak yang terlibat prostitusi anak, perampokan, geng motor, narkoba, hingga tawuran.
Hengki mencatat mayoritas pelaku tawuran masih mendominasi anak yang diamankan, sebanyak 95 orang. Kemudian disusul kasus pencurian sebanyak 14 orang, membawa senjata tajam 10 orang, sembilan orang kasus begal, pengeroyokan delapan orang, dan kasus penganiyaan lima orang. “Setelah kami telusuri dan kami tes urine. Kami mendapati semuanya positif narkoba,” ujarnya.
Hengki menuturkan, konsumsi narkoba dan obat daftar G yang dilakukan para pelaku, membuat beberapa orang kehilangan rasa empati. Beberapa pelaku anak kemudian menjadi sadis hingga nekat, bahkan dalam beberapa kasus para pelaku membunuh sejumlah korbannya. “Ini yang menarik. Terakhir kali kami ungkap tiga anak menjadi begal. Semuanya positif ganja dan obat daftar G,” tuturnya.
Wali Kota Jakarta Barat, Rustam Efendi mengatakan, akan membantu polisi memberantas narkoba di lingkungan sekolah. “Mungkin salah satunya kami akan melakukan tes urine terhadap mereka,” kata Rustam.
Rustam melanjutkan, pihaknya telah melakukan tes urine dibeberapa sekolah dan rencananya pada 2020 mendatang dilakukan secara serempak. Rustam mengaku miris dengan kondisi itu, dan mengimbau serta meminta orang tua dan para sekolah menjaga sejumlah anak anaknya.
Kini melalui jam belajar malam, Rustam menyakini proses menjaga anak dari tindak kriminalitas dapat dilakukan. Dia telah meminta semua pihak mulai dari lingkungan RT, RW, Lurah, dan Camat untuk mengawasi. “Jadi ketika ada anak yang berkeliaran saat jam belajar. Akan langsung kami tindak,” ucap Rustam.
(whb)