KRL Commuter Line Anjlok, Penumpang Stasiun Bogor Turun Drastis
A
A
A
BOGOR - Meski evakuasi Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line yang anjlok hingga terguling di Kelurahan Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kota Bogor, telah selesai pada Senin (11/3/2019) dini hari.
Namun perjalanan KRL relasi Jakarta-Bogor maupun sebaliknya belum sepenuhnya normal. Pasalnya, hingga saat ini tim teknisi PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 1 Jabodetabek masih memperbaiki infrastruktur yang rusak yakni Listrik Aliran Atas (LLA) dan bantalan rel. Sehingga hanya satu jalur yang bisa digunakan.
Berdasarkan pantauan di Stasiun Bogor sejak pagi hingga siang hari, jumlah penumpang sangat sepi tidak seperti biasanya. Biasanya berjubel dan mengantre di gerbang elektronik maupun di mesin loket tiket, kemarin terlihat sepi.
Petugas Pelayanan Kereta (PPK) Commuter line 5017 tujuan Tanah Abang-Bogor, Ilyas mengatakan, kondisinya sepi di Stasiun Bogor sejak pukul 05.00, karena banyak penumpang yang beralih ke moda transportasi lain.
"Sebab jalur rel yang bisa digunakan, paska kejadian kemarin (Minggu 10 Maret 2019) cuma satu yang berfungsi, karena harus bergantian dengan KRL dari Stasiun Cilebut. Sehingga kereta yang biasanya dari Stasiun Bogor 15 menit sekali berangkat. Sekarang bisa lebih dari 30 menit sekali," katanya saat ditemui di Stasiun Bogor.
Dia menambahkan, barangkali hal tersebut yang membuat para penumpang beralih ke moda transportasi lain karena kalau naik KRL Commuterline dari Stasiun Bogor jadwal kedatangan dan keberangkatan tak menentu.
Hal senada diungkapkan Petugas Passenger Service Stasiun Bogor, Agustiansah. Menurutnya sejak pagi banyak calon penumpang yang kembali dan memilih naik bus atau ke Stasiun Bojonggede.
"Sehingga calon penumpang berkurang cukup signifikan dibanding hari biasanya. Ya, yang pasti berkurang, penumpang terlihat sepi," ujarnya.
Dia menambahkan, walau kereta sudah ada yang beroperasi, saat ini masih satu jalur yang digunakan. Artinya, tambah dia, penumpang diharapkan bisa mencari moda transportasi lain jika tidak ingin menunggu lama.
"Karena masih satu jalur, penumpang sebaiknya menghindari untuk naik kereta. Diharapkan bisa mencari moda transportasi lain seperti bus atau angkutan lainnya," tandasnya.
Namun perjalanan KRL relasi Jakarta-Bogor maupun sebaliknya belum sepenuhnya normal. Pasalnya, hingga saat ini tim teknisi PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 1 Jabodetabek masih memperbaiki infrastruktur yang rusak yakni Listrik Aliran Atas (LLA) dan bantalan rel. Sehingga hanya satu jalur yang bisa digunakan.
Berdasarkan pantauan di Stasiun Bogor sejak pagi hingga siang hari, jumlah penumpang sangat sepi tidak seperti biasanya. Biasanya berjubel dan mengantre di gerbang elektronik maupun di mesin loket tiket, kemarin terlihat sepi.
Petugas Pelayanan Kereta (PPK) Commuter line 5017 tujuan Tanah Abang-Bogor, Ilyas mengatakan, kondisinya sepi di Stasiun Bogor sejak pukul 05.00, karena banyak penumpang yang beralih ke moda transportasi lain.
"Sebab jalur rel yang bisa digunakan, paska kejadian kemarin (Minggu 10 Maret 2019) cuma satu yang berfungsi, karena harus bergantian dengan KRL dari Stasiun Cilebut. Sehingga kereta yang biasanya dari Stasiun Bogor 15 menit sekali berangkat. Sekarang bisa lebih dari 30 menit sekali," katanya saat ditemui di Stasiun Bogor.
Dia menambahkan, barangkali hal tersebut yang membuat para penumpang beralih ke moda transportasi lain karena kalau naik KRL Commuterline dari Stasiun Bogor jadwal kedatangan dan keberangkatan tak menentu.
Hal senada diungkapkan Petugas Passenger Service Stasiun Bogor, Agustiansah. Menurutnya sejak pagi banyak calon penumpang yang kembali dan memilih naik bus atau ke Stasiun Bojonggede.
"Sehingga calon penumpang berkurang cukup signifikan dibanding hari biasanya. Ya, yang pasti berkurang, penumpang terlihat sepi," ujarnya.
Dia menambahkan, walau kereta sudah ada yang beroperasi, saat ini masih satu jalur yang digunakan. Artinya, tambah dia, penumpang diharapkan bisa mencari moda transportasi lain jika tidak ingin menunggu lama.
"Karena masih satu jalur, penumpang sebaiknya menghindari untuk naik kereta. Diharapkan bisa mencari moda transportasi lain seperti bus atau angkutan lainnya," tandasnya.
(mhd)