Rebutan Proyek Pengamanan, FBR Bentrok dengan Tentara di Bintaro
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Forum Betawi Rempug (FBR) terlibat bentrok dengan oknum tentara. Bentrokan diduga lantaran tender proyek pengamanan di The Breeeze Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), gagal dimenangkan.
Bentrok bermula ketika pihak FBR dijanjikan akan diberikan proyek pengamanan di The Breeeze Bintaro, Jalan Raya Bintaro, Sektor 3, Pondok Aren, Tangsel, oleh PT Jaya Real Froperty.
Karena kesulitan dengan outsourcing, maka FBR menggandeng pihak ketiga, yakni PT Surya Wira Abadi Tribuana (SWAT) Security untuk mengikuti lelang proyek tersebut.
Namun, terjadi penunjukan langsung dari PT Jaya Real Froperty, kepada PT Samudera Eka Jaya. Tidak puas dengan keputusan itu, puluhan anggota FBR mendatangi lokasi proyek yang dijaga tentara berseragam.
Endang Saputra (51), salah seorang massa FBR mengatakan, dirinya dipanggil oleh Mujito, Direktur PT Samudera Eka Jaya. Di sana, sudah ada tentara seragam lengkap.
"Saya ditelepon Pak Mujito, pemenang tender proyek. Akhirnyaz saya ngomong dan silaturahmi di pos. Saya juga sempat tanya, tentara-tentara itu siapa, ada 20 orang," katanya kepada KORAN SINDO, Rabu (13/2/2019).
Kemudian, Endang dan para tentara tersebut mengobrol sama-sama. Tiba-tiba, terjadi keributan. Endang pun mengeluarkan HP miliknya, dan mengabadikan peristiwa itu.
"Tetapi HP saya dirampas oleh anggota TNI dan dikeroyok dan dipukuli. Saat itu, Pak Mujito datang dan bilang itu orang saya. Lalu saya dibebaskan dan HP saya diambil. Katanya HP saya ada, tapi dirusak," jelasnya.
Akibat penganiayaan itu, Endang terluka disekujur tubuhnya. Baju dan celana yang digunakannya basah lantaran terkena darahnya. Saat diwawancara Koran Sindo, darah di baju dan celananya baru saja kering dan bau anyir.
"Bibir saya pecah, tulang rusuk saya juga sakit. Saya sempat ditolong seorang wanita yang memakai motor dan membawa saya ke rumah sakit," sambung Endang lagi.
Bentrok bermula ketika pihak FBR dijanjikan akan diberikan proyek pengamanan di The Breeeze Bintaro, Jalan Raya Bintaro, Sektor 3, Pondok Aren, Tangsel, oleh PT Jaya Real Froperty.
Karena kesulitan dengan outsourcing, maka FBR menggandeng pihak ketiga, yakni PT Surya Wira Abadi Tribuana (SWAT) Security untuk mengikuti lelang proyek tersebut.
Namun, terjadi penunjukan langsung dari PT Jaya Real Froperty, kepada PT Samudera Eka Jaya. Tidak puas dengan keputusan itu, puluhan anggota FBR mendatangi lokasi proyek yang dijaga tentara berseragam.
Endang Saputra (51), salah seorang massa FBR mengatakan, dirinya dipanggil oleh Mujito, Direktur PT Samudera Eka Jaya. Di sana, sudah ada tentara seragam lengkap.
"Saya ditelepon Pak Mujito, pemenang tender proyek. Akhirnyaz saya ngomong dan silaturahmi di pos. Saya juga sempat tanya, tentara-tentara itu siapa, ada 20 orang," katanya kepada KORAN SINDO, Rabu (13/2/2019).
Kemudian, Endang dan para tentara tersebut mengobrol sama-sama. Tiba-tiba, terjadi keributan. Endang pun mengeluarkan HP miliknya, dan mengabadikan peristiwa itu.
"Tetapi HP saya dirampas oleh anggota TNI dan dikeroyok dan dipukuli. Saat itu, Pak Mujito datang dan bilang itu orang saya. Lalu saya dibebaskan dan HP saya diambil. Katanya HP saya ada, tapi dirusak," jelasnya.
Akibat penganiayaan itu, Endang terluka disekujur tubuhnya. Baju dan celana yang digunakannya basah lantaran terkena darahnya. Saat diwawancara Koran Sindo, darah di baju dan celananya baru saja kering dan bau anyir.
"Bibir saya pecah, tulang rusuk saya juga sakit. Saya sempat ditolong seorang wanita yang memakai motor dan membawa saya ke rumah sakit," sambung Endang lagi.
(mhd)