Transjakarta Buka Rute Baru GBK-Kalideres dan Kampung Melayu-Kota

Rabu, 06 Februari 2019 - 22:23 WIB
Transjakarta Buka Rute Baru GBK-Kalideres dan Kampung Melayu-Kota
Transjakarta Buka Rute Baru GBK-Kalideres dan Kampung Melayu-Kota
A A A
JAKARTA - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) kembali menambah rute terbaru guna mengejar target 236 layanan akhir di 2019. Layanan Gelora Bung Karno- Kalideres (3F) dan Kampung Melayu-Kota (5K) mulai beroperasi pada Rabu (6/2/2019).

Direktur Utama PT Transjakarta, Agung Wicaksono mengatakan, layanan Gelora Bung Karno-Kalideres (3F) dan Kampung Melayu-Kota (5K) akan beroperasi dari pukul 05.00 WIB hingga 22.00 WIB.“Rute Gelora Bung Karno-Kalideres (3F) akan dioperasikan lima bus. Sementara Kampung Melayu-Kota (5K) empat bus," kata Agung di Jakarta pada Rabu (6/2/2019).

Untuk rute Transjakarta Gelora Bung Karno-Kalideres (3F) sepanjang 36,81 Km akan melalui Halte Kalideres, Halte Pesakih, Halte Sumur Bor, Halte Rawa Buaya, Halte Jembatan Baru, Halte Dispenda, Halte Jembatan Gantung, Halte Taman Kota, Halte Indosiar, Halte Jelambar, Halte Grogol 2, Halte S.Parman Podomoro, Halte RS Harapan Kita, Halte Slipi Kemanggisan, Halte Slipi Petamburan, Halte Senayan JCC, Halte Gelora Bung Karno.

Sedangkan layanan Kampung Melayu-Kota (5K) dengan jarak 25,94 Km, bus Transjakarta beroperasi di Halte Kampung Melayu, Halte Kebon Pala, Halte Slamet Riyadi, Halte Tegalan, Halte Matraman 2, Halte Salemba Carolus, halte Salemba UI, Halte Kramat Sentiong, Halte Pal Putih, Halte Central Senen, Halte Budi Utomo, Halte Pasar Baru Timur, Halte Jembatan TImur, Halte Gunung Sahari Mangga 2, Halte ITC Mangga 2, Halte Pangeran Jayakarta, dan Halte Stasiun Kota.

“Pembukaan kedua rute ini telah mendapat persetujuan Dinas Perhubungan DKI Jakarta demi melayani pengguna transportasi umum,” ungkapnya.

Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Masdes Aerofi menuturkan, untuk menambah trayek baru tentunya harus melibatkan operator existing agar target 236 trayek tahun ini terwujud. Apalagi, untuk 236 trayek membutuhkan sedikitnya 3.565 unit bus besar, bus sedang dan bus kecil.

"Caranya ya merangkul operator yang masih di luar Transjakarta. Begitu masuk, trayek lama mereka bisa masuk ke sistem Transjakarta. Otomatis kami hitung, nambah rute dan armada," ungkapnya.

Masdes menjelaskan, pengembangan trayek layanan TransJakarta Bus Rapid Transit (BRT) dan non-BRT hingga 2021 itu mencapai 348 trayek dengan 10.018 armada yang terinci 6.360 jenis bus kecil atau angkot, 1.518 bus sedang dan 2.140 unit bus besar. Indikator pengembangan layanan itu, lanjut Masdes, yaitu melayani jaringan yang tersebar hingga 500 meter dari pemukiman. Artinya, masyarakat paling jauh berjalan 500 meter harus ada angkot.

"Kami punya target sampai 2021 untuk menyelesaikan pengembangan layanan di DKI. Idealnya sampai masyarakat jalan paling jauh 500 ada angkot," ujarnya.( Baca: Transjakarta Buka Rute Stasiun Senen-Stasiun Tanah Abang )

Sambil menunggu kerjasama dengan Operator existing, saat ini pihaknya tengah melakukan restrukturiasai trayek yang berhimpit atau tumpang tindih atau beroperasi pada kelas jalan utama di atas 30%. Rencananya, angkutan umum yang trayek berhimpit dengan BRT, bus sedang atau sesama bus kecil dan tidak sesuai dengan kelas jalan akan dicabut izin trayeknya dan di rerouting atau dipindahkan untuk melayani kelas jalan yang lebih rendah sesuai dengan struktur trayek bus kecil sebagai angkutan pengumpan.

Berdasarkan hasil sementara, Masdes menyebutkan bahwa restrukturisasi trayek yang sdh diidentifikasi saat ini yaitu, dari 71 trayek bus besar menjadi 182 trayek bus besar. Dari 82 trayek bus sedang menjadi 73 trayek bus sedang dan dari 156 trayek bus kecil menjadi 93 trayek bus kecil.

"Kami akan berkordinasi dengan organda DKI terkait restrukturisasi trayek tersebut. Termasuk soal kerja sama teknis operator existing dengan Transjakarta," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5226 seconds (0.1#10.140)
pixels