Awal Mei, Gerbang Tol Cikarang Utama Dipindah ke Subang dan Cikampek
A
A
A
BEKASI - PT Jasa Marga segera merelokasi Gerbang Tol Cikarang Utama , Kabupaten Bekasi karena keberadaan gerbang tol dirasa sudah tidak ideal dan mengkhawatirkan akibat adanya proyek Tol Jakarta Cikampek Elevated. PT Jasa Marga saat ini sedang membangun gerbang tol baru di Km 69 dan 70.
"Gerbang Tol Cikarang Utama mulai Mei 2019 mendatang dipindah ke gerbang tol di KM 69 dan 70," ungkap General manager PT Jasa Marga Cabang Tol Jakarta-Cikampek, Raddy R Lukman pada wartawan Rabu (6/2/2019).
Menurut Raddy, gerbang tol baru di KM 70 berada di Cikampek untuk menjadi akses menuju Tol Trans Jawa. Sedang, gerbang tol di KM 69 berada di Sadang, Purwakarta untuk akses menuju Tol Purbaleunyi hingga Bandung.Saat ini, progresnya sudah mulai melakukan pengecekan tanah di KM 70 untuk dibangun gerbang tol tersebut."Kita target sebelum arus mudik Lebaran tahun ini sudah direalisasikan, dan gerbang Cikarang Utama tidak difungsikan," ujarnya.
Raddy menjelaskan, relokasi itu dilakukan karena keberadaan Gerbang Tol Cikarut dirasa sudah tidak ideal dan sudah mengkhawatirkan akibat adanya proyek Tol Japek Elevated yang memakan jalur di Gerbang Tol Cikarut. Gardu operasi yang semula ada 31 kini hanya menyisakan 24 gardu.( Baca: Ada Pekerjaan Tol Elevated, 3 Lajur Tol Jakarta-Cikampek Ditutup )
Sehingga, lanjut dia, hal itu berpotensi tidak akan mampu menampung menumpuknya kendaraan pada arus mudik dan balik Lebaran 2019. Serta menjadi penyebab macetnya arus lalu lintas di Gerbang Tol Cikarut pada jam-jam sibuk.
Ditambah proyek pembangunan Tol Japek Elevated di belakang gerbang exit Cikarut berdampak terhadap terjadinya efek bottle neck selepas transaksi.
Kapasitas transaksi di Gerbang Tol Cikarut saat ini sudah tidak bisa ditingkatkan karena keterbatasan lahan. Sementara beban transaksi untuk arus lalu lintas menuju Tol Trans Jawa dan Tol Purbaleunyi menumpuk di Gerbang Tol Cikarut.
"Dengan dipindah ke KM 70 dan KM 69, menjadi pecah bebannya, karena arah Purbaleunyi bebannya mencapai 35% di Cikarut," jelasnya. Untuk itu, dengan relokasi Gerbang Tol Cikarut ke KM 70 dan KM 69 itu akan mengubah sistem transaksi di Tol Jakarta-Cikampek, menggunakan sistem transaksi terbuka seluruhnya. Hal itu akan mengurangi frekuensi berhentinya kendaraan di gerbang tol yang tadinya dua kali menjadi satu kali.
Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Jasa Marga Cabang Jakarta - Cikampek, Hendra Damanik menambahkan, relokasi Gerbang Tol Cikarang Utama ditargetkan selesai pada awal Mei 2019 atau sebelum arus mudik balik Lebaran 2019."Kita kebut relokasi Gerbang Tol Cikarut, sehingga tidak mengganggu arus mudik lebaran nanti," tambahnya.
Menurutnya, pertimbangan memindahkan Gerbang Tol Cikarang Utama memang sudah harus dilakukan secepatnya. Sebab, keberadaan gerbang tol tersebut memang sudah tidak ideal karena adanya proyek Tol Jakarta-Cikampek Elevated. Hal itu berpotensi menimbulkan antrean kendaraan pada arus mudik balik lebaran 2019.
Sementara untuk masalah tarif nantinya akan diatur kembali di BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol). Dengan adanya relokasi Gerbang Tol Cikarut tersebut akan memecah beban arus kendaraan yang menuju Tol Purbaleunyi dan yang menuju Tol Trans Jawa yang selama ini bertumpu pada Gerbang Tol Cikarut tersebut.
Sedang, kata dia, bangunan Gerbang Tol Cikarang Utama tidak akan sepenuhnya dirobohkan. Melainkan hanya bagian tengah gerbang yang akan dirapikan untuk jalan tol. Sedangkan bagian pinggir gerbang akan tetap ada untuk isi ulang kartu elektronik transaksi tol. Untuk gerbang tol di KM 70 akan terdapat total 14 gardu di lajur utama, dengan memiliki tujuh gardu.
"Jadi ada 14 gardu di lajur utama dengan masing-masing arah punya tambahan delapan gardu satelit. Jadi lajur arah Jawa ada tujuh gardu utama dan delapan gardu satelit jadi 15. Arah sebaliknya juga sama," ucapnya.
"Gerbang Tol Cikarang Utama mulai Mei 2019 mendatang dipindah ke gerbang tol di KM 69 dan 70," ungkap General manager PT Jasa Marga Cabang Tol Jakarta-Cikampek, Raddy R Lukman pada wartawan Rabu (6/2/2019).
Menurut Raddy, gerbang tol baru di KM 70 berada di Cikampek untuk menjadi akses menuju Tol Trans Jawa. Sedang, gerbang tol di KM 69 berada di Sadang, Purwakarta untuk akses menuju Tol Purbaleunyi hingga Bandung.Saat ini, progresnya sudah mulai melakukan pengecekan tanah di KM 70 untuk dibangun gerbang tol tersebut."Kita target sebelum arus mudik Lebaran tahun ini sudah direalisasikan, dan gerbang Cikarang Utama tidak difungsikan," ujarnya.
Raddy menjelaskan, relokasi itu dilakukan karena keberadaan Gerbang Tol Cikarut dirasa sudah tidak ideal dan sudah mengkhawatirkan akibat adanya proyek Tol Japek Elevated yang memakan jalur di Gerbang Tol Cikarut. Gardu operasi yang semula ada 31 kini hanya menyisakan 24 gardu.( Baca: Ada Pekerjaan Tol Elevated, 3 Lajur Tol Jakarta-Cikampek Ditutup )
Sehingga, lanjut dia, hal itu berpotensi tidak akan mampu menampung menumpuknya kendaraan pada arus mudik dan balik Lebaran 2019. Serta menjadi penyebab macetnya arus lalu lintas di Gerbang Tol Cikarut pada jam-jam sibuk.
Ditambah proyek pembangunan Tol Japek Elevated di belakang gerbang exit Cikarut berdampak terhadap terjadinya efek bottle neck selepas transaksi.
Kapasitas transaksi di Gerbang Tol Cikarut saat ini sudah tidak bisa ditingkatkan karena keterbatasan lahan. Sementara beban transaksi untuk arus lalu lintas menuju Tol Trans Jawa dan Tol Purbaleunyi menumpuk di Gerbang Tol Cikarut.
"Dengan dipindah ke KM 70 dan KM 69, menjadi pecah bebannya, karena arah Purbaleunyi bebannya mencapai 35% di Cikarut," jelasnya. Untuk itu, dengan relokasi Gerbang Tol Cikarut ke KM 70 dan KM 69 itu akan mengubah sistem transaksi di Tol Jakarta-Cikampek, menggunakan sistem transaksi terbuka seluruhnya. Hal itu akan mengurangi frekuensi berhentinya kendaraan di gerbang tol yang tadinya dua kali menjadi satu kali.
Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Jasa Marga Cabang Jakarta - Cikampek, Hendra Damanik menambahkan, relokasi Gerbang Tol Cikarang Utama ditargetkan selesai pada awal Mei 2019 atau sebelum arus mudik balik Lebaran 2019."Kita kebut relokasi Gerbang Tol Cikarut, sehingga tidak mengganggu arus mudik lebaran nanti," tambahnya.
Menurutnya, pertimbangan memindahkan Gerbang Tol Cikarang Utama memang sudah harus dilakukan secepatnya. Sebab, keberadaan gerbang tol tersebut memang sudah tidak ideal karena adanya proyek Tol Jakarta-Cikampek Elevated. Hal itu berpotensi menimbulkan antrean kendaraan pada arus mudik balik lebaran 2019.
Sementara untuk masalah tarif nantinya akan diatur kembali di BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol). Dengan adanya relokasi Gerbang Tol Cikarut tersebut akan memecah beban arus kendaraan yang menuju Tol Purbaleunyi dan yang menuju Tol Trans Jawa yang selama ini bertumpu pada Gerbang Tol Cikarut tersebut.
Sedang, kata dia, bangunan Gerbang Tol Cikarang Utama tidak akan sepenuhnya dirobohkan. Melainkan hanya bagian tengah gerbang yang akan dirapikan untuk jalan tol. Sedangkan bagian pinggir gerbang akan tetap ada untuk isi ulang kartu elektronik transaksi tol. Untuk gerbang tol di KM 70 akan terdapat total 14 gardu di lajur utama, dengan memiliki tujuh gardu.
"Jadi ada 14 gardu di lajur utama dengan masing-masing arah punya tambahan delapan gardu satelit. Jadi lajur arah Jawa ada tujuh gardu utama dan delapan gardu satelit jadi 15. Arah sebaliknya juga sama," ucapnya.
(whb)