Setiap Tahun Ratusan Guru Pensiun, Depok Kekurangan Tenaga Pendidik
A
A
A
DEPOK - Setiap tahun tercatat ada sekitar 200 guru baik tingkat SD Negeri maupun SMP Negeri di Depok yang purnabakti atau pensiun. Hal itu pun menyebabkan Depok kekurangan tenaga pendidik.
Sehingga untuk mengisi kekosongan tersebut maka pihak sekolah harus mengambil guru honorer. Guru honorer sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar.
"Ya untuk mengisi kekurangan tersebut maka sekolah mengambil tenaga pendidik honorer," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Mohammad Thamrin kepada wartawan, Rabu (9/1/2019).
Dikatakan dia sebelum merekrut guru honorer maka sekolah harus mendapat rekomendasi dari dinas pendidikan. Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
Dari 200 guru yang purnabakti tiap tahun, mayoritas adalah guru SD. Rata-rata guru yang pensiun sudah mengabdi sekitar 20-35 tahun. "Lama masa baktinya tergantung kapan yang bersangkutan diangkat menjadi CPNS. Rata-rata sudah mengajar puluhan tahun," ucapnya.
Ia merinci berdasarkan data terbaru jumlah guru di Kota Depok yang ada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tercatat total guru12.238. Terdiri atas guru SD 6368, SMP 2872 SMA 1176, SMK 1748 dan SLB 74.
"Sebanyak 12 ribu sekian itu data guru keseluruhan PNS dan non PNS baik di sekolah negeri maupun di sekolah swasta," tuturnya.
Salah satu guru yang akan memasuki pensiun adalah Wiwin Meisawani. Pada tahun 2020 dirinya akan pensiun. "Tahun 2020 saya pensiun. Mungkin akan kangen dengan anak-anak murid saya," ujar Wiwin yang merupakan pengajar di SLB Dharma Asih.
Ia menambahkan dirinya resmi menjadi guru sejak tahun 1986. Saat itu dirinya pun mulai mengajar di sekolah-sekolah.
"Pengangkatan saya itu bulan Maret tahun 1986. Jadi sudah sekitar 32 tahun saya berkecimpung di dunia pendidikan. Pasti saya akan rindu dengan anak-anak dan suasana mengajar," tutup wanita berusia 58 tahun tersebut.
Sehingga untuk mengisi kekosongan tersebut maka pihak sekolah harus mengambil guru honorer. Guru honorer sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar.
"Ya untuk mengisi kekurangan tersebut maka sekolah mengambil tenaga pendidik honorer," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Mohammad Thamrin kepada wartawan, Rabu (9/1/2019).
Dikatakan dia sebelum merekrut guru honorer maka sekolah harus mendapat rekomendasi dari dinas pendidikan. Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
Dari 200 guru yang purnabakti tiap tahun, mayoritas adalah guru SD. Rata-rata guru yang pensiun sudah mengabdi sekitar 20-35 tahun. "Lama masa baktinya tergantung kapan yang bersangkutan diangkat menjadi CPNS. Rata-rata sudah mengajar puluhan tahun," ucapnya.
Ia merinci berdasarkan data terbaru jumlah guru di Kota Depok yang ada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tercatat total guru12.238. Terdiri atas guru SD 6368, SMP 2872 SMA 1176, SMK 1748 dan SLB 74.
"Sebanyak 12 ribu sekian itu data guru keseluruhan PNS dan non PNS baik di sekolah negeri maupun di sekolah swasta," tuturnya.
Salah satu guru yang akan memasuki pensiun adalah Wiwin Meisawani. Pada tahun 2020 dirinya akan pensiun. "Tahun 2020 saya pensiun. Mungkin akan kangen dengan anak-anak murid saya," ujar Wiwin yang merupakan pengajar di SLB Dharma Asih.
Ia menambahkan dirinya resmi menjadi guru sejak tahun 1986. Saat itu dirinya pun mulai mengajar di sekolah-sekolah.
"Pengangkatan saya itu bulan Maret tahun 1986. Jadi sudah sekitar 32 tahun saya berkecimpung di dunia pendidikan. Pasti saya akan rindu dengan anak-anak dan suasana mengajar," tutup wanita berusia 58 tahun tersebut.
(ysw)