Tarif Trans Patriot Lebih Mahal dari Transjakarta, PDMP: Masih Wajar

Kamis, 03 Januari 2019 - 22:35 WIB
Tarif Trans Patriot Lebih Mahal dari Transjakarta, PDMP: Masih Wajar
Tarif Trans Patriot Lebih Mahal dari Transjakarta, PDMP: Masih Wajar
A A A
BEKASI - Setelah melakukan uji coba selama satu bulan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi sudah resmi mewajibkan setiap penumpang bus Trans Patriot membayar ongkos Rp4.000 dengan tujuan jauh-dekat. Sebelum tarif resmi diberlakukan, selama 37 hari setiap penumpang digratiskan menaiki moda tranportasi massal ini.

Jika membandingkan dengan tarif bus Transjakarta yang hanya Rp3.500 per penumpang, jelas ongkos bus Trans Patriot lebih mahal. Namun, Dirut Perusahaan Daerah Mitra Patriot (PDMP) TB Hendra Suhendra mengklaim tarif sebesar itu tidak dikeluhkan masyarakat.

Bahkan di hari pertama diberlakukan Rabu kemarin, kata dia, masyarakat dengan sendirinya mengetahui tarif tersebut. "Sebelum duduk, para penumpang langsung membayar ongkosnya," ujarnya, Kamis (3/1/2018).

Menurut dia, tarif sebesar itu masih sangat wajar dan murah dibandingkan dengan angkutan umum yang saat ini ada. Apalagi bus Trans Patriot punya kelebihan sangat nyaman dan aman dibanding alat transportasi lain. "Bus ini sangat mirip dengan Transjakarta, tapi lebih kecil," ucapnya.

Hendra menjelaskan, penetapan tarif sudah melalui perhitungan biaya selisih operasional, setelah dikurangi pendapatan dari tiket. Jika tarif Rp3.500, dipertimbangkan tidak cocok dengan situasi Kota Bekasi."Setelah dikurangi pendapatan dari tiket, besarannya memang sempat tergantung dengan pendapatan tiketnya," jelasnya.

Apalagi tarif penumpang dan biaya operasional standar perhitungannya berbeda. Untuk bus Trans Patriot, jika penumpang sudah mencapai 90 orang untuk satu trip, maka tidak perlu lagi disubsidi. Saat ini 60 persen operasional Trans Patriot disubsidi oleh Pemkot Bekasi. "Saat ini penumpang baru 30 orang sekali jalan. Artinya baru 30 persen akupansinya," ungkapnya.

Setelah tarif diterapkan, jumlah penumpang tidak berubah, dan masih sama seperti sebelum pemberlakuan. Artinya, penumpang bus Trans Patriot adalah penumpang tetap meski baru sebulan beroperasi. Penumpang sudah tahu nilai tarif yang diterapkan.

Bus Trans Patriot terintegrasi dengan tiga stasiun kereta api, yakni Stasiun Kranji, Stasiun Bekasi dan Stasiun Bekasi Timur. Di tiga tempat tersebut, ada tempat pemberhentian khusus. Sedangkan untuk integrasi dengan bus Transjakarta terdapat lima halte khusus yang telah tersedia di sepanjang jalur dari Terminal Bekasi hingga Harapan Indah.

Bus Trans Patriot Bekasi melayani dua rute Terminal Bekasi-Harapan Indah dan Harapan Indah-Terminal Bekasi. Namun kedua rute tersebut melewati jalan yang berbeda. Rute pertama, Terminal Bekasi menuju Harapan Indah akan melintasi Jalan Djuanda, Bulak Kapal, Jalan Haji Martono, Jalan Cut Meutia, Jalan Chairil Anwar DPRD.

Kemudian Rawa Panjang, Metropolitan Mall (Jalan Jend Ahmad Yani), Jalan Jenderal Sudirman, Kranji, hingga Harapan Indah. Rute kedua, dari Harapan Indah menuju Terminal Bekasi akan melintasi Harapan Indah, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Sultan Agung, Jalan Djuanda, Stasiun Bekasi, sampai Terminal Bekasi.

Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi (DKTB), Harun Alrasyid, mengatakan, dengan hadirnya bus Trans Patriot ini bakal menggerus keberadan ribuan angkutan kota (angkot) yang saat ini beroperasi di 12 kecamatan. "Saya kira ke depannya, semua angkot di Bekasi akan tergantikan bus Trans Patriot," katanya.

Menurutnya, transportasi massal dengan menggunakan bus berukuran sedang ini mampu menampung penumpang hingga 40 orang. Dengan rincian kapasitas tempat duduk mencapai 20 bangku dan menampung penumpang yang berdiri hingga 20 orang."Warga akan memilih bus ini karena nyaman," ujarnya.

Berdasarkan data Pemkot Bekasi, ada sekitar 3.000 armada angkot yang beroperasi di Kota Bekasi hingga 2017. Data tersebut berdasarkan perpanjangan izin KIR dari Dinas Perhubungan. Dari jumlah keseluruhan angkot itu disinyalir angkot tersebut banyak yang tidak layak beroperasi.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5743 seconds (0.1#10.140)