Bus Trans Patriot Bertarif Rp3.500 Resmi Layani Warga Bekasi
A
A
A
BEKASI - Setelah molor hampir setahun, transportasi massal kebanggaan Pemkot Bekasi, yakni Bus Trans Patriot akhirnya mengaspal untuk publik pada Senin (26/11/2018) pagi. Sejak soft launching pada Senin, 18 Desember 2017 lalu, angkutan umum massal ini sempat diparkir karena proses penunjukkan pengelola Trans Patriot selama beberapa bulan.
Bus berukuran 3/4 ini dibeli menggunakan APBD 2017 dengan total Rp11 miliar. Dalam soft launching ini, wartawan mencoba naik bus ini dari Halte Pemerintah Kota Bekasi sampai Terminal Bekasi. Bus ini terasa nyaman karena dilengkapi pendingin ruangan (AC).
Soal keamanan, penumpang tidak perlu khawatir karena armada ini dilengkapi empat unit kamera pengawas (CCTV). Dua unit kamera CCTV menyorot ke dalam bus, sedangkan dua lagi menyorot ke bagian luar yakni depan dan belakang bus. Armada juga dibekali empat alat pemecah kaca dan sebuah pintu darurat di bagian belakang bila terjadi musibah seperti kebakaran dan kecelakaan.
Kemudian di dalam bus terdapat kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan dua tong sampah kecil. Seperti halnya transportasi kereta Commuter Line, pemerintah daerah juga memberikan kursi prioritas untuk ibu hamil, orang lanjut usia, penyandang disabilitas dan ibu membawa anak. Bahkan ada dua kursi khusus penyandang disabilitas di dekat pintu bus.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, pengelola sembilan bus yang dibeli senilai Rp11 miliar ini akhirnya jatuh pada Perusahaan Daerah Mitra Patriot (PDMP). Payung hukum penunjukkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini sebagai pengelola adalah Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 57/2018 tentang Penyerahan Bus Angkutan Umum Massal Trans Patriot.
"Armada sudah beroperasi pagi ini mulai pukul 05.00-21.00 WIB," katanya. Menurutnya, selama sepekan Trans Patriot akan digratiskan untuk masyarakat umum. Setelah itu penumpang akan dikenakan tarif sebesar Rp3.500 per orang. Sebetulnya penumpang dikenakan biaya Rp7.000 per orang, namun pemerintah mensubsidi dan dibebankan separuh harga.
"Pemerintah memberikan subdisi agar masyarakat bisa menjangkau transportasi aman dan nyaman," ujarnya. Saat ini, tahap pertama bus akan dioperasikan untuk dua trayek yakni Terminal Bekasi, Kecamatan Bekasi Timur sampai Harapan Indah, Kecamatan Medansatria dengan panjang lintasan 14,7 kilometer.
Sementara rute kedua untuk arah sebaliknya yakni Harapan Indah ke Terminal Bekasi sepanjang 9,6 kilometer. Panjang lintasannya berbeda karena rute Terminal Bekasi-Harapan Indah lebih melambung dengan melintasi Jalan Ahmad Yani, Jalan Chairil Anwar dan Jalan Cut Meutia. Sementara rute Harapan Indah-Terminal Bekasi berada pada garis lurus melintasi Jalan Sultan Agung, Jalan Sudirman dan Jalan Djuanda.
"Untuk headway (selisih waktu kedatangan bus) sekitar 5-10 menit antarhalte," ujarnya. Guna mengakomodir kebutuhan masyarakat, pemerintah akan menambah jumlah armada ini. Rencananya, Kota Bekasi akan mendapat armada tambahan sebanyak 20 unit dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam waktu dekat ini.
Bahkan bila keuangan daerah memungkinkan, Kota Bekasi akan membelinya juga menggunakan APBD. "Informasi yang kita terima nanti ada tambahan 20 unit bus dari Kementerian Perhubungan. Untuk jenis busnya seperti sekarang (ukuran 3/4) atau yang besar, tetap kami terima," ungkapnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana menambahkan, bus akan berhenti di 34 halte dan belasan titik jalan yang terdapat plang bertuliskan Trans Patriot. Pemasangan titik plang ini untuk memudahkan masyarakat naik dan turun dari armada ini."Pemasangan plang ini kita lakukan di titik yang ramai masyarakat seperti dekat Stasiun Bekasi dan Pasar Proyek Bekasi Timur," katanya.
Yayan mengatakan, pemerintah memang tidak memberikan jalur khusus Trans Patriot seperti halnya Trans Jakarta milik DKI Jakarta. Sebab kapasitas jalan di Kota Bekasi tidak memungkinkan, sehingga jalur armada ini masih bercampur dengan kendaraan lain. Namun demikian, pihaknya akan memasang marka di sejumlah titik yang padat kendaraan sebagai tanda angkutan prioritas.
"Marka akan kita buat di beberapa titik padat kendaraan seperti di Jalan Sudirman dekat Stasiun Kranji dan Jalan Djuanda dekat Stasiun Bekasi," paparnya. Yayan juga memastikan, Trans Patriot telah diuji KIR di Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Dinas Perhubungan Kota Bekasi di Bulak Kapal, Bekasi Timur.
"Semua komponen kendaraan diperiksa mulai dari kaca, lampu, wipper, rem, klakson, cat mobil, sabuk pengaman, spion, dan asap knalpot atau uji emisi. Semua itu, harus dinyatakan baik bila ingin kendaraannya lulus pemeriksaan," jelasnya. Meskipun armada ini tidak diuji KIR akan tetap laik digunakan karena selama beberapa bulan tidak dioperasikan.
Meski demikian, transportasi ini harus tetap melewati ujian berjala yakni uji KIR. Selain tertib administrasi, hasil pengujian ini juga bisa menjadi pedoman pemerintah bahwa armada memang telah laik dioperasikan."Setiap enam bulan bus diuji KIR di Pengujian Kendaraan Bermotor, agar bus ini nyaman dan aman saat melayani warga," tegasnya.
Salah seorang petugas layanan bus Trans Patriot, Dian Abdiansyah mengatakan selama sepekan bus akan dioperasikan secara gratis kepada masyarakat. Setelah itu, bus akan dikenakan tarif sebesar Rp3.500 per orang. Sistem transaksinya, masih menggunakan pembayaran tunai. Namun ke depan, pengelola akan menerapkan sistem pembayaran non-tunai.
"Karcis sudah ada tapi belum bisa dikasih ke penumpang karena masih gratis. Untuk sementara waktu transaksi akan dilakukan secara tunai," katanya. Dian mencatat, baru ada dua penumpang di bus yang dia kawal dari Harapan Indah sampai Terminal Bekasi. Mereka naik dari Harapan Indah dan turun di Stasiun Kranji, Jalan Jendral Sudirman.
Awalnya mereka ragu naik bus ini, namun setelah diedukasi oleh Dian mereka akhirnya naik bus ini. "Pertama mereka enggak tahu, terus kita informasikan bahwa bus ini gratis selama sepekan sampai Terminal Bekasi. Dan akhirnya mereka naik. Hingga siang ini, masyarakat Bekasi masih banyak yang mencoba bus ini," ucapnya.
Bus berukuran 3/4 ini dibeli menggunakan APBD 2017 dengan total Rp11 miliar. Dalam soft launching ini, wartawan mencoba naik bus ini dari Halte Pemerintah Kota Bekasi sampai Terminal Bekasi. Bus ini terasa nyaman karena dilengkapi pendingin ruangan (AC).
Soal keamanan, penumpang tidak perlu khawatir karena armada ini dilengkapi empat unit kamera pengawas (CCTV). Dua unit kamera CCTV menyorot ke dalam bus, sedangkan dua lagi menyorot ke bagian luar yakni depan dan belakang bus. Armada juga dibekali empat alat pemecah kaca dan sebuah pintu darurat di bagian belakang bila terjadi musibah seperti kebakaran dan kecelakaan.
Kemudian di dalam bus terdapat kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan dua tong sampah kecil. Seperti halnya transportasi kereta Commuter Line, pemerintah daerah juga memberikan kursi prioritas untuk ibu hamil, orang lanjut usia, penyandang disabilitas dan ibu membawa anak. Bahkan ada dua kursi khusus penyandang disabilitas di dekat pintu bus.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, pengelola sembilan bus yang dibeli senilai Rp11 miliar ini akhirnya jatuh pada Perusahaan Daerah Mitra Patriot (PDMP). Payung hukum penunjukkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini sebagai pengelola adalah Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 57/2018 tentang Penyerahan Bus Angkutan Umum Massal Trans Patriot.
"Armada sudah beroperasi pagi ini mulai pukul 05.00-21.00 WIB," katanya. Menurutnya, selama sepekan Trans Patriot akan digratiskan untuk masyarakat umum. Setelah itu penumpang akan dikenakan tarif sebesar Rp3.500 per orang. Sebetulnya penumpang dikenakan biaya Rp7.000 per orang, namun pemerintah mensubsidi dan dibebankan separuh harga.
"Pemerintah memberikan subdisi agar masyarakat bisa menjangkau transportasi aman dan nyaman," ujarnya. Saat ini, tahap pertama bus akan dioperasikan untuk dua trayek yakni Terminal Bekasi, Kecamatan Bekasi Timur sampai Harapan Indah, Kecamatan Medansatria dengan panjang lintasan 14,7 kilometer.
Sementara rute kedua untuk arah sebaliknya yakni Harapan Indah ke Terminal Bekasi sepanjang 9,6 kilometer. Panjang lintasannya berbeda karena rute Terminal Bekasi-Harapan Indah lebih melambung dengan melintasi Jalan Ahmad Yani, Jalan Chairil Anwar dan Jalan Cut Meutia. Sementara rute Harapan Indah-Terminal Bekasi berada pada garis lurus melintasi Jalan Sultan Agung, Jalan Sudirman dan Jalan Djuanda.
"Untuk headway (selisih waktu kedatangan bus) sekitar 5-10 menit antarhalte," ujarnya. Guna mengakomodir kebutuhan masyarakat, pemerintah akan menambah jumlah armada ini. Rencananya, Kota Bekasi akan mendapat armada tambahan sebanyak 20 unit dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam waktu dekat ini.
Bahkan bila keuangan daerah memungkinkan, Kota Bekasi akan membelinya juga menggunakan APBD. "Informasi yang kita terima nanti ada tambahan 20 unit bus dari Kementerian Perhubungan. Untuk jenis busnya seperti sekarang (ukuran 3/4) atau yang besar, tetap kami terima," ungkapnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana menambahkan, bus akan berhenti di 34 halte dan belasan titik jalan yang terdapat plang bertuliskan Trans Patriot. Pemasangan titik plang ini untuk memudahkan masyarakat naik dan turun dari armada ini."Pemasangan plang ini kita lakukan di titik yang ramai masyarakat seperti dekat Stasiun Bekasi dan Pasar Proyek Bekasi Timur," katanya.
Yayan mengatakan, pemerintah memang tidak memberikan jalur khusus Trans Patriot seperti halnya Trans Jakarta milik DKI Jakarta. Sebab kapasitas jalan di Kota Bekasi tidak memungkinkan, sehingga jalur armada ini masih bercampur dengan kendaraan lain. Namun demikian, pihaknya akan memasang marka di sejumlah titik yang padat kendaraan sebagai tanda angkutan prioritas.
"Marka akan kita buat di beberapa titik padat kendaraan seperti di Jalan Sudirman dekat Stasiun Kranji dan Jalan Djuanda dekat Stasiun Bekasi," paparnya. Yayan juga memastikan, Trans Patriot telah diuji KIR di Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Dinas Perhubungan Kota Bekasi di Bulak Kapal, Bekasi Timur.
"Semua komponen kendaraan diperiksa mulai dari kaca, lampu, wipper, rem, klakson, cat mobil, sabuk pengaman, spion, dan asap knalpot atau uji emisi. Semua itu, harus dinyatakan baik bila ingin kendaraannya lulus pemeriksaan," jelasnya. Meskipun armada ini tidak diuji KIR akan tetap laik digunakan karena selama beberapa bulan tidak dioperasikan.
Meski demikian, transportasi ini harus tetap melewati ujian berjala yakni uji KIR. Selain tertib administrasi, hasil pengujian ini juga bisa menjadi pedoman pemerintah bahwa armada memang telah laik dioperasikan."Setiap enam bulan bus diuji KIR di Pengujian Kendaraan Bermotor, agar bus ini nyaman dan aman saat melayani warga," tegasnya.
Salah seorang petugas layanan bus Trans Patriot, Dian Abdiansyah mengatakan selama sepekan bus akan dioperasikan secara gratis kepada masyarakat. Setelah itu, bus akan dikenakan tarif sebesar Rp3.500 per orang. Sistem transaksinya, masih menggunakan pembayaran tunai. Namun ke depan, pengelola akan menerapkan sistem pembayaran non-tunai.
"Karcis sudah ada tapi belum bisa dikasih ke penumpang karena masih gratis. Untuk sementara waktu transaksi akan dilakukan secara tunai," katanya. Dian mencatat, baru ada dua penumpang di bus yang dia kawal dari Harapan Indah sampai Terminal Bekasi. Mereka naik dari Harapan Indah dan turun di Stasiun Kranji, Jalan Jendral Sudirman.
Awalnya mereka ragu naik bus ini, namun setelah diedukasi oleh Dian mereka akhirnya naik bus ini. "Pertama mereka enggak tahu, terus kita informasikan bahwa bus ini gratis selama sepekan sampai Terminal Bekasi. Dan akhirnya mereka naik. Hingga siang ini, masyarakat Bekasi masih banyak yang mencoba bus ini," ucapnya.
(whb)